Senin, Maret 09, 2009
Yesus Kretus
Mana yang benar, 'Yesus Kristus', atau 'Yesus Kretus' !?
Yang benar, 'Yesus Kretus'.
Menurut siapa. Menurut seorang anak kecil.
Di tikungan Jatiroto dekat pos Pol-tas, menjelang masuk Gombong, terdapat sebuah rumah. Rumah itu menjual makanan khas. Nasi sayur. Sayurnya, selalu 'thewel'. Bukan yang lain. Lauknya, ayam kampung. Juga bukan yang lain.
Keluarga penjual sayur 'thewel', punya anak perempuan kecil. Usia, klas satu-nan SD. Sebuah sore, anak kecil itu bermain-main dengan sepupunya. Ditunggui oleh neneknya. Karena sudah waktu untuk mandi, maka ibunya dari jauh meng-ingatkan, 'Nak........ ayo mandi. Sudah sore !'. Maka Neneknyapun mengajak kedua anak kecil itu mandi. Pakaian anak-anak itupun dilepas oleh neneknya. Tinggal-lah mereka memakai celana dalam anak kecil. Dalam kondisi demikian, mereka berjalan menuju sumur, di mana sudah disediakan air hangat.
Dari ruang ganti ke ruang sumur, terdapat pintu. Tiap pintu selalu ada gawangnya. Tiba-tiba, sekonyong-konyong, ketika tepat di kayu-gawang-pintu, anak itu merentangkan tangannya, memegang kayu gawang kanan & kiri. Sambil tangan merentang, dia berkata, 'Yesus Kretus, Yesus Kretus........... Yesus Kretus, Yesus Kretus'. Posisinya, persis ketika Yesus disalib.
Sesudah lewat pintu, anak itu lari, jondhal-jondhil, kemriyek lalu mandi di sumur. Ditunggui, dibantu oleh neneknya.
Usut punya usut. Keluarga itu memeluk iman nonkatolik. Anak gadis kecilnya, bersekolah di SD-negri. Dalam pelajaran di sekolahnya, --entah pelajaran apa-- dia diperkenalkan oleh gurunya, tentang agama-agama di Indonesia. Tiap agama ada simbolnya. Islam, dengan simbol kubah masjid, bergambar bulan & bintang. Katolik, dengan simbol Salib-beserta-corpusnya. 'Corpus' Yesus, digambarkan hanya memakai selembar kain di pinggangnya, mirip celana dalam. Maka, ketika anak-kecil itu hampir telanjang, hanya memakai celana dalam, dan ber-ada di gawang pintu, lalu merentangkan tangan, meniru posisi Yesus yang tersalib. Dan lalu berkata, 'Yesus Kretus, Yesus Kretus......'.
Agama dikenal lewat simbol. Dari simbol ke ajaran. Dari ajaran, ke iman. Dari iman, ke penghayatan. Dari penghayatan, ke ................. hidup baik.
Selamat meng-usahakan 'hidup baik'.
Syalom. Wilujeng Wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Label:
Kerohanian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar