Minggu, Maret 29, 2009

Gol-put

Seorang penjual mie rebus, melayani pembeli sambil mendengarkan acara 'Seputar Indonesia', dari stasiun RCTI. Berita yang tengah ditayangkan, perihal pemilu. Persiapannya, kampanyenya, dlsb-dlsb.
- Ketika berita itu usai, dia berkomentar, 'Nyong ta arep golput baen....!'.
+ Sebagai orang yang dengar komentar tsb, saya ber-reaksi, 'Lho...... kok ?'.
- Dia njawab, 'Lha enggih ta pemilu kangge napa. Mboten mbeta perubahan. Malah saya sengsara.'
+ 'Maksudnya ?',
- 'Lha riyin, sedina saged nelaske mie rong dus. Saniki, kalih-dasa mawon, empun boro-boro !"
+ 'Lha penyebab-e ?'.
- 'Kula riyin saged gampil pados duit. Bak-Mie kathah sing tumbas. Dereng wedange. Mergi riyin sebelah niku kathah tiyang main. Kathah tiyang ngrumus nomer !. Sakniki, main kertu dilarang, nomer dilarang. Padahal, niku dhuwite dewek-dewek. Pripun jaaaalll...! Wong gedhe, pikirane malah ora main.........! Ora ngrasak-na dadi wong cilik.'.
'Pun, pemilu sakniki, kula ngambeg, ajeng golput mawon.!'.
- 'Lho..........?!'

Penyelenggara negara, politikus, agamawan, aktivis sosial, kaum intelektual, KPU, Panwaslu, mahasiswa, pelajar, guru, juragan, banyak yang meng-hayo-hayo, 'Kini saatnya kita berpartisipasi membangun negara, dengan turut pemilu. Jangan sia-siakan hak pilih anda......!. Dsb-dsb.

Berbagai kalangan juga mengatakan, judi, taruhan nomer itu haram. Maka harus dilarang, dsb-dsb. Tapi si bakoel bakmi mengatakan, 'Wong gedhe, pikirane malah ora main......?!'

1. Menyelenggarakan negara, berarti melayani banyak warga. Warga masyarakat. Nota bebe, rakyat.
2. Pelayanan agama, juga meng-arahkan orang untuk sesuai ajaran Tuhan.
3. Realitas rakyat, ternyata pikirannya ber-macem-macem. Kerap menurut jalan-pikirannya sendiri. Lebih parah, kerap menurut 'Kepentingannya sendiri'.

Mari, kita mengelola aneka 'kepentingan-kepentingan sendiri' itu.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: