Satu:
Bahwa, uap air kemudian menjadi embun. Dan embun itu, menjadi tetes-tetes air, tentulah ada maksudnya.
Bahwa daun-daunan, tumbuh menjadi hijau. Dan daun itu kemudian menjadi kering. Serta ketika kering, lalu jatuh ke bawah, tentulah ada maksudnya. Tuhan menciptakan hal seperti itu. Penciptaan macam itu memang punya maksud tertentu.
Dua:
Di dunia terdapat berbagai negara.
1. Negara terbanyak penduduknya adalah China. Di Negara itu, mayoritas penduduknya ber-agama Budha.
2. Negara kedua terbanyak penduduknya adalah India. Di Negara itu, mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu.
3. Negara ketiga terbanyak penduduknya adalah Amerika Serikat. Di Negara itu, mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen-Protestan.
4. Negara keempat terbanyak penduduknya adalah Indonesia. Negara kita tercinta. Dalam negara Indonesia tercinta ini, mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
5. Negara kelima terbanyak penduduknya adalah Brasil. Di Negara itu, mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik.
Mengapa bisa demikian, tentulah ada maksudnya. Itu semua tentu dikehendaki oleh Sang Pencipta, Tuhan Allah, Penguasa Semesta alam. Tuhan menciptakan manusia, dengan berbagai suku, bangsa, bahasa. Di sinilah pluralisme. Tuhan menciptakan keanekaragaman. Tuhan menghendaki pluraslisme itu.
Untuk apa. Agar satu sama lain hidup berdampingan, bekerjasama, membangun persaudaraan, hidup bersama, membangun kedamaian.
Tujuan Tuhan menciptakan manusia, adalah untuk hidup bersama dalam kedamaian. Untuk itulah, maka tak ada alasan untuk berseteru satu sama lain, konflik satu sama lain*.
Tiga:
Tuhan Allah meruntuhkan Menara Babel(Kej 11:4). Sesudah keruntuhan menara itu, manusia menjadi beraneka ragam bahasanya. Tersebar ke aneka penjuru bumi. Pesan Kitab Suci, tak lain adalah agar manusia rendah hati di hadapan Allah. Tak congkak di hadapan Allah. Juga tak congkak di hadapan sesamanya. Dalam perbedaan, masing-masing diminta untuk saling bekerjasama, sebagai umat Allah. Pluralisme, ternyata memang sudah dari 'Sono-Nya'. Keadilan & kedamaian dalam hidup bersama, adalah hakekat yang dikehendaki sang pencipta.
Empat:
Keanekaragaman, perbedaan, kebinekaan, ke-bermacam-macam-an, hitam, putih, kuning, coklat, abu-abu, buras, tinggi, pendhek, mbangir, pesek, mulus, mbekisik, IQ tinggi, IQ sedang, IQ alakadarnya, embisil, ediot, jejeg,miring, sipit, bunder, lurus, brindil, plural, pluralisme, ternyata adalah fakta. Fakta, yang adalah realita, kenyataan yang tak tertolak. Sejak dari 'Sono-Nya'.
Kita diciptakan, dalam perbedaan & dlm ke-anekaragam-an.
Di sana kita, dipanggil untuk membangun damai, kesejahteraan.
Dalam kebersamaan. Bukan membangun per-seteru-an.
Bineka Tunggal Ikha.
Hidup...........................! P a n c a s i l a.
Selamat hidup bersama. Membangun damai, tentunya.
Ternyata, itulah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
(peserta doa bersama perwakln Kab. Banyumas)
*antara lain butir-butir sambutan Kapolda Jateng, Bp Alex Bambang Riatmaja, dalam doa bersama di halaman Pol-da Jateng, 26 Febr '09 lalu.
**Tema pertemuan, doa bersama antar pemuka agama & tokoh masyarakat, di halaman Polda Jateng.
Barangkali kita perlu lebih jeli membedakan istilah "negara berpenduduk terbesar" dengan "negara berpenduduk terpadat" di dunia.
Menurut laporan the United Nations World Prospects Report edisi bulan Juli 2005, ranking lima (5) negara dengan penduduk terbesar atau terbanyak di dunia ini adalah:
(1) China: 1.323.324.000;
(2) India: 1.103.371.000;
(3) Amerika Serikat (USA): 305.825.000;
(4) Indonesia: 222.781.500;
(5) Brazil: 186.404.900.
Sedangkan ranking lima (5) negara dengan penduduk "terpadat" di dunia ini adalah:
(1) Monaco: 16.754 orang/km2;
(2) Singapura: 6.336 orang/km2;
(3) Gibraltar: 4.654 orang/km2;
(4) Vatican: 1.866 orang/km2;
(5) Bahrain: 1.454 orang/km2.
Mungkin yang cukup membanggakan hati para politisi dan pemimpin nasional kita adalah bahwa Pulau Jawa merupakan salah satu pulau terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk sebanyak 107 juta; serta dengan kepadatan penduduk Pulau Jawa sebesar 810 orang/km2.(by Wisnu Rstk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar