Rabu, Maret 18, 2009

Bizniz




Bisnis, kerap diidentikan sebagai kegiatan cari untung. Memang hidup harus jalan. Maka orang cari nafkah. A.l dengan cari untung. Tapi apakah setiap kegiatan hidup harus selalu ber-orientasi cari untung. Jawabannya, tak selalu.

1. Seorang Ibu tua, sudah berkecukupan. Tinggal hidup dengan suaminya, karena anaknya sudah tersebar berumah-tangga. Suatu kali, dia membeli 'pengaron' besar. Tak digunakan benda itu. Hanya ditaruh saja. Ketika ditanya oleh anaknya, 'Kenapa beli pengaron, bejana besar & berat terbuat dari tanah liat itu ?'. Jawabannya, Ibu itu beli bukan karena butuh, tapi karena kasihan pada penjualnya. Sudah tua, bawa barang berat lagi, dan 'ora lek payu-payu'.


2. Minibus Mitshubisi Eng-ing-eng Colt T-120, baru saja 'rawat inap' di bengkel cat 'Warsono'. Untuk dicat ulang. Beberapa orang sekitar bilang dan mempertanyakan, 'Kenapa di masukkan ke bengkel itu ? Di situ khan mahal....!'.

Si pemililk minibus memilih bengkel Warsono, dengan pertimbangan, agar Pak Warsono dapat pekerjaan. Biar bisa menafkahi anak & istrinya. Biarlah, sedikit mahal tak soal. Warsono, tak punya dua kaki. Sejak lahir dia cacat. Kemana-kemini, dia naik kursi roda & motor roda tiga. Istrinya, juga pincang. Mereka dulu temuan di YPAC Solo. Sesama penyandang cacat.

3. Suatu pagi, saya naik 'Angkot'. Karena pagi angkotnya penuh. Sebuah saat, pas angkot jalan, seorang gadis muda sederhana membayar ongkos, naik angkot. Uangnya, besar limapuluhribuan. Karena pagi si kernet tak punya jujul. Ribut ramai, eyel-eyelan tak rampung-rampung. Penumpang-penumpang semua diam, tak bantu beri solusi. Padahal si gadis kepepet selak ingin berhenti. Saya ambil dua lembar uang seribuan dari saku. Tak berikan pada kernet untuk bayar si gadis sederhana, sebagai upaya solusi. 'Sudah mBak, ini tak bayari'. Gadis sederhana & penumpang-penumpang pada 'Mak plongo, ndomblong, tertegun, nampaknya tak biasa melihat orang 'ber-baik-hati'. Padahal tak kenal sama sekali, sebelum peristiwa itu terjadi.

4. Minggu lalu, dua anak-muda hampir dikeroyok masa. Dituduh tabrak lari. Padahal sebenarnya, dia naik motor lalu berhenti untuk menolong seseorang yang jatuh tertabrak kendaraan lain. Korban itu terkapar di aspal & lama tak ada yang nulungi.

Ber-buat amal, macem-macem cara & bobotnya. Ada skala besar, ada skala kecil. Semua ada makna-nya. Itu semua termaktub ringkas dalam satu kata, 'Solidaritas'.

Selamat memperbanyak gerak-an 'Solidaritas', dalam masa pantang & puasa.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: