Jumat, Maret 13, 2009

Kera - mic

Kera - Mic

Keramic. Dari kata 'kera' dan 'mic'. Tapi dalam konteks ini, bukan kera='munyuk, lutung'. Bukan pula mic=alat pengeras suara. Keramic, yang dimaksud adalah lantai, atau jubin.

Jaman kini, lantai rumah hampir semua mengarah ke keramic. Di beberapa tempat, memang masih dijumpai rumah ber-lantai tanah. Mengapa lantai dari keramik, banyak yang menjadi pilihan masyarakat. Tak dipungkiri, lantai keramik berkesan bersih. Tampilannya, mengkilat, meling-meling. Beberapa malah berglasur gambar. Gambar aneka warna. Indah, cantik, menarik, mengkilat, cling, mungkin kata-kata itu mendekati tepat untuk menggambarkan sifat keramik.

Dibalik kemilauan keramik, ternyata ada sejarah yang panjang.
1. Di sebuah warung kopi pantura, ada berjajar truk-truk besar. Berdebukan, warna putih. Ternyata memuat apa. Truk itu memuat bongkahan & serpihan tanah kapur, dari daerah Pati. Untuk dibawa ke kawasan kota Tngrng. Hendak dibuat keramik.
2. Beberapa bukit di Wonosari Gunung-Kidul, sekarang ini kondisinya bolong-bolong, berlubang-lubang. Si penambang cerita, gerusan kapurnya dibawa ke pabrik-pabrik kosmetik & pabrik keramik. Untuk dibuat bahan bedak pupur & bahan lantai keramik.
3. Di Pemalang, ada seorang Ibu guru. Dia ketakutan jika melihat lantai keramik & kursi plastik. Traumatis, katanya. Mengapa sebab. Ternyata dia pernah, duduk di kursi plastik, di atas lantai keramik, tiba-tiba kursinya mleset, tergelincir. Tubuh-nya keplengkang. Jatuh pas di tulang belakang. Rumahnya, kini tegelnya tak pakai keramik. Rasa 'tap-tap-an'nya, masih belum hilang.
4. Tulisan blog lelaku, kemarin, bertemakan tentang 'dhengkul'. Bu Mistem, umat Stasi Kampunglaut, tempurung-lututnya pecah jadi tiga karena terpeleset di lantai keramik, ketika hujan gerimis. Kini Bu Mistem sudah terbujur di makam Karang Suci, Cilacap. Dia sudah dipanggil Tuhan, ke alam Sana, alam yang Baka.

Memang, keramik memang indah. Mengkilap.
Tapi, jika tak hati-hati, kilapan malah bisa men-celaka-kan.

Selamat ber-hati-hati.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: