Jumat, Februari 27, 2009

Aneh Tapi Nyata, Colt T-120 Box-coklat-tua


Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

1. Sekitar awal th 1999-an, saya, pengendara Trail-mot-nas ber-ada di Jkt. Masih dalam suasana kerja. Menginap, tidur di tempat kawan. Pada sekitar tengah malam,--antara setengah mimpi dan setengah sadar--, melintas dalam bayangan pikir, sebuah kotak jenazah melintas. Esok harinya, dengar kabar, Pak Dhe di Yogya meninggal dunia.

2. Tahun 2007, bulan kesembilan, tengah malam, sekitar pukul 1.00. ketika tidur malam-malam. Tiba-tiba terperanjat, kaget, terbangun merasa 'thenger-thenger, tergopoh-gopoh'. Ter-ingat, tiba-tiba dalam pikiran ketika itu, tentang seorang kawan, aktivis KKIT. Disertai penuh tanya, 'Ada apa ini !' ....... Esok harinya, dikirimi kabar, bahwa si aktivis baru saja dipanggil oleh Tuhan di ICU Rs Pantirapih.

3. Selasa 24 Pebruari '09, sekitar jam 13.00 siang, Kijang Hijau Dinas tengah dalam perjalanan antara Stasi Jipang, Bumiayu, Purwokerto. Sekitar jam itu, terlintas di bayangan sebuah mobil box, Colt T-120, Eng-ing-eng, raja jalanan, warna coklat tua. Muncul ide untuk mengunjungi si pemilik, karena sama-sama penggemar mobil Colt-T, generasi delapan puluhan. Reka-reka mau diajak rasan-rasan, gendhu-gendhu rasa, bikin club mobil-tua. Bisa kadang kumpul di jalan Jen-soed, malam mingguan. Tapi ternyata itu bayang sapaan. Sampai di rumah terjumpai, si pemilik Colt-T-120, boks warna coklat tua, dikabarkan dipanggil Tuhan. Pemilik Colt T-120, coklat tua itu, tak lain Pak Aan Kurniawan, Pro diakon Paroki St Yoseph. Ayahanda dari Ibu Cheng Ing.

Relasi antar manusia, ada dan terjadi di dalam ruang dan waktu. Namun, ternyata, terjadi pula kontak-relasi, melampui batas-batas ruang dan tanpa waktu.

Iman, adalah juga relasi. Relasi antara manusia dengan Tuhan. Relasi itu terjadi, dalam ruang dan waktu kini. Namun ternyata, relasi itu mengatasi pula ruang dan mengatasi waktu. Ketika ruang & waktu itu habis, dalam kematian, relasi iman itu tetap langgeng. Ternyata itulah yang namanya ke-abadi-an. Dan itu pula ke-selamatan. Relasi manusia dengan tuhan yang tak pernah henti. Selamat jalan Pak Aan Kurniawan, dengan Colt T-12o, coklat-tua-mu. Menuju keselamatan, keabadian.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Rabu, Februari 25, 2009

Jagading Lelembut



Mantra, gugon-tuhon, gaib, tahayul, keramat, angker.


1. Pada suatu petang, Trail-mot-nas melintas di jalan tepian sungai Serayu. Di sebelah kirinya, hutan jati. Cuaca gelap, karena sekitar jam 18.00. Dan juga basah, karena gerimis. Yang jelas, motor dinas TS-100, keluaran th-2003, prima kondisinya. Tapi, tiba-tiba ketika lewat jalan sepi dan gelap itu, mesinnya mendadak mati. Dan lalu berhenti. Agak merinding sedikit, karena posisinya gelap dan di tengah hutan. Diperiksa, dichek sana-sini, semua beres. Bensin masih banyak. Tapi ketika distater ulang berkali-kali, mesin tetap tak mau hidup. Dalam batin, bertanya-tanya, ‘kenapa ya….?’.

Dengan hati penuh Tanya, motor dicoba dituntun, siapa tahu ada pick-up bisa ditumpangi nunut. Ketika sudah menuntun sekitar 500 meter, dengan penasaran, mesin dicoba distarter. Dan, ternyata….. hidup. Lho……..?!.

2. Di kesempatan lain, Trail-mot-nas pernah melintas di jalan antara Prupuk-Bumiayu. Persisnya, di daerah Tonjong, dekat Rumah Makan Panorama, tempat perhentian Bus-bus Damri. Di dekat lokasi itu terdapat kuburan di tepi jalan. Ada yang kanan, ada yang kiri jalan. Waktunya, sekitar pukul 19.30, malam. Gelap keadaan jalannya. Juga terjadi, tiba-tiba mesin mati, ‘peeet…..’. Diperiksa teliti. Semua OK. Dicoba distarter. Tak mau pula hidup. Berkali-kali. Tetap tak mau hidup. Karena itu lalu dituntun. Setelah beberapa ratus meter, dicoba distarter ulang. Dan… hidup. ‘Dun….dun……dun…..’

3. Di dekat sungai Serayu, orang setempat bilang, bahwa jalan di sekitar tempat itu angker. Maka kalau lewat harus ‘permisi’, ‘Nyuwun sewu’.

4. Di dekat tonjong, sopir-sopir dan pemilik warung cerita, bahwa kerap di lokasi itu, ada perempuan yang men-stop untuk nunut. Juga ada pula, orang yang nunut dari tempat lain, lalu minta diturunkan di tempat itu. Dan lalu ‘ngilang’.

Orang Hidup:

1. Dalam sebuah majalah, ada rubrik berjudul, ‘Jagading Lelembut’.

Dalam majalah lain pula, ada rubric berjudul, ‘Kena percaya, Kena ora’.


Orang ber-iman:

a. Hari-hari di minggu VI, tahun liturgy, bacaan-bacaan berkisar tentang Yesus berhadapan dengan orang-orang yang kerasukan setan. Dan Yesus selalu menang.

b. Ajaran Gereja menegaskan, bahwa Yesus adalah sungguh Allah, sungguh manusia. Itu adalah Dogma. Maka harus percaya. Peristiwa Yesus Kristus adalah peristiwa inkarnasi. Allah yang menjadi daging. In=masuk. Carnum=daging. Inkarnasi=masuk jadi daging. Sebagai manusia. Manjalma = ‘manjing ing jalma’.

c. Karena martabat Allah, maka Yesus bangkit. Tak terkalahkan oleh kematian. Oleh alam kubur. Kebangkitan Yesus dari alam kubur, mengalahkan maut dan kuasa kegelapan. Kegelapan adalah hasil kuasa setan. Kegelapan, menakutkan. Kebangkitan Yesus adalah terang, hidup baru. Dan iman akan kebangkitan, lalu mem-berani-kan.

d. Maka ketika, Trail-mot-nas kerap disapa umat, ‘Dengan siapa romo ?’, jawabannya, ‘Sendiri !’. ‘Berani……?’. Jawabannya, ‘B e r a n i……….’

Selamat menjadi berani. Berani karena iman.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Pwkt 20 Feb 2009

Wasalam:

-agt agung pypm-

Kamis, Februari 19, 2009

Utamakan Keselamatan Kerja

Selasa siang, Kijang-hijau-dinas meluncur dari daerah Banyumas menuju ke arah timur, Yogya/Solo. Kepergiannya, untuk kontrol mata yang memerah, dan menghantar Sdr Syaifulloh ke dokter spesialis tulang.

1. Syaifulloh adalah seorang pemuda lulusan SMK. Anak dari seorang aktivis pertanian organik. Ber-agama non-kat, alias Muslim. Baru saja orang muda ini kena musibah. Tiga bulan, magang kerja di sebuah pabrik pembuatan tabung gas, di bilangan Purwokerto. Disiplin ilmunya, sebenarnya elektronika. Namun di pabrik itu, dia ditempatkan di bagian mesin industri.

Musibah terjadi, ketika dia mengatur tabung-tabung gas, sarung tangan-nya masuk ke dalam roler roda pemutar. Akibatnya, tangan-nya ikut berputar, dan tubuhnya ikut terpelanting. Segera ketika itu, dirinya dikirim ke UGD Rs. Elisabet Purwokerto. Ditangani, di-rontgen. Esok harinya diserahkan ke dokter spesialis tulang.

Dari foto-rontgen-nya, kelihatan tangannya berbentuk melengkung. Dokter spesialis tulang, mengatakan, tak harus opname, kontrol terus, nanti sembuh sendiri. Itu di Pwkt.
Karena kurang yakin. Dan karena pernah pengalaman-fatal, membantu orang yang pecah tempurung lututnya, trail-mot-nas menyarankan untuk priksa 'Second opinion' ke spesialis tulang di Yk, atau di YPAC Solo.

Maka, hari Rabu sore, bersibuk dari rumah sakit-ke rumah sakit. Rs Pantirapih & Dr. Yap. Photo rontgen, diperiksa ulang. Tulang tangan memang melengkung. Diagnose 'Second opinion', mengatakan, tulang tak patah, tak retak. Bengkoknya, mungkin ketika kecil pernah jatuh, atau trauma lain. Yang luka, memang kulit & daging tangan. Ada robek. Ada memar. Itulah yang musti disembuhkan. Dan butuh waktu. Otot, jangan didiamkan. Harus dilatih terus. Dibimbing oleh fisiotherapist. Atas keterangan itu, legalah ayah dari Syaifulloh. Dan juga pengendara Kijang dinas hijau. Maka, sesudah kontrol kesehatan selesai, pulanglah kembali ke Pwkt.

Dipikir-pikir, dievaluasi, mengapa kecelakaan itu bisa terjadi. Ternyata, syarat keselamatan di pabrik memang belum memadai. Ketika itu, besi-besi pembatas, penyelamat, di antara roda-roda pemutar belum ada. Ketika kecelakaan terjadi, besi itu baru segera dipasang. Terlambat sudah.

2. Di Stasi Adipala, ada seorang umat. Kini jualan sapu-sulak, peralatan dapur, dsb, dengan gerobak dorong. Jari-jari tangannya hanya satu tangan yang berfungsi. Jari-jari di tangan lain tak berfungsi normal. Tak bisa megang. Karena kecelakaan. Dulu dia kerja di Pabrik Patal Cilacap. Jika pulang naik bus. Ketika duduk di dekat jendela, tangannya athung-athung keluar dari kaca jendela. Akibatnya, tangan-nya terserempet kendaraan lain. Cacatlah itu tangan.


Peringatan Dini.
Di sebuah pabrik semen, ada spanduk besar. Tulisannya, 'Utamakan Keselamatan Kerja'. Di sebelah kiri tulisan terdapat gambar roda gigi. Di sebelah kanan, tulisan ada gambar helm proyek. Ini sebuah peringatan, saran moral. Agar orang selamat.

Bus Jaman Dulu.
Di bus-bus jaman dulu, selalu terdapat tulisan, 'Dilarang mengeluarkan anggota badan...!'. Ini juga sebuah peringatan, saran moral. Agar orang selamat.

Standart Peng-aman.
Trail-mot-nas pernah pergi ke toko besi besar. Di sana dijual alat-alat keselamatan kerja: Helm proyek, masker tukang batu, masker tukang las, sarung tangan standart, tali pengaman, pakaian kerja dengan silouet, sepatu boot, dsb-dsb. Keselamatan, memang harus di-usaha-kan.

So, what,........... Keselamatan, ternyata tak datang seperti durian jatuh.
Melainkan,.........Keselamatan, harus di-usahakan.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Senin, Februari 16, 2009

sang juru selamat

sang juru selamat. Bahwa rangkaian kata itu tidak ditulis dengan huruf besar, tentulah ada maksudnya. Bicara ttg juru-selamat, siapakah itu.

1. Di dekat terminal lama Purwokerto, terdapat sebuah warung RW. Semacam lapo, dalam kalangan orang Batak. Jika mau beli daging RW, tentu masuk warung. Untuk itu mesti lewat pintu. Di atas gawang pintu, terdapat bungkusan putih, berbentuk kantong. Kantong terbuat dari kain mori yang biasa untuk membungkus orang mati. Kantong itu digantungkan. Isinya, benda keramat, benda jimat. Dekat dengan kantong, terdapat selembar kertas. Putih juga. Dalam kertas kecil itu, terdapat tulisan 'ayat-ayat kursi'.


Sekali-dua kali, Trail-mot-nas parkir di sana. Dari berparkir-ria itu, terketahuilah apa maksud barang-barang 'bertuah' itu digantungkan di atas pintu. Kata-nya, untuk tolak bala. Itu yang pertama. Yang kedua, untuk mengundang rezeki. Dus, di sini, terletak peran juru-selamat. Ternyata, juru selamat warung, adalah kanthong putih & rangkaian huruf-huruf.

2. Di beberapa tempat usaha lain, terjumpai pula, simbol-simbol yang diletakkan di atas pintu. Ada kaca pengilon. Ada lambang laba-laba. Ada daun-daunan. Ada pula, benda yang tak begitu kelihatan dari apa terbuatnya, namun kelihatan itu ber-tuah pula, katanya.

3. Di sebuah kesempatan, ketemu orang. Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah kanthong kain kecil. Ditunjukkannya, bahwa dalam kantong itu terdapat batu kecil. Kanthong ber-isi batu itu, harus dibawa kemanapun. Katanya, untuk peng-aman. Meng-aman-kan diri dari gangguan.

'juru selamat', adalah yang memberi-kan selamat. Atau yang menyelenggarakan keselamatan. Atau, yang membuahkan keselamatan. Apa arti selamat, dalam konteks ini. Tentu soal rezeki. Soal hidup riel. Soal nafkah. Soal ........ yang ada di dunia. Itulah realita kehidupan.

Kehidupan bukan dulu, namun sekarang. Ternyata, banyak 'juru selamat'. Di berbagai tempat. Lalu..... Lalu harus bagaimana !?
Lalu harus tetap hidup.

Hidup secara kristiani bersifat sini-kini, sekaligus eskatologi. Eskatologi, berarti, hidup masa depan yang sudah kelihatan. Malah sudah dicicipi kini. Lalu, siapa yang bisa menghubungkan hidup sini-kini, dengan hidup eskatologi itu. Tentu bukan kain. Bukan batu jimat. Bukan kaca pengilon. Dan bukan jimat-jimat lain pula, seperti tosan aji misalnya.

Penghubung hidup sini-kini dengan hidup eskatologi tak lain dan tak bukan adalah 'Sang Juru Selamat Sejati'.
Sang Juru Selamat Sejati itu, adalah Pribadi Yesus Kristus. Karena, ..... karena dia adalah Allah sendiri yang hadir. Menjadi manusia. Untuk, menghantar, menghubungkan hidup kini, dengan hidup nanti. Hidup ilahi. Sebagai manusia dia wafat, mati. Namun dia bangkit, karena Dia ilahi. Karena itulah, Dia disebut dengan istilah 'Peng-antara' . Peng-antara Allah & manusia. Peng-antara hidup manusiawi & hidup ilahi. Peng-antara kini & eskatologi.
Apakah barang jimat, bisa bangkit. Atau menghantar ke hidup ilahi....... ....
Selanjutnya, ......

'juru selamat', memang ada levelnya. Itulah realitanya. Namun semua harus sampai pada 'Sang Juru Selamat Sejati'.


Syalom. Wilujeng Wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Minggu, Februari 15, 2009

Semar

Tambah Gambar Jum-at siang, di jalan Jend. Gatot Subroto Purwokerto, diangkut oleh sebuah truk, beberapa papan-nama, baliho ukuran besar. Papan-papan itu bertuliskan begini: 'Paguyuban Kerohanian, Cahya Buana, 1610'. Ada gambarnya pula. Gambarnya adalah, tokoh "Semar'. Mau di bawa kemana itu semua ? Tak lain, ke Pantai Srandil, Cilacap. Karena di sana, pusat paguyuban itu.

1. Btw. 'Tulisan, angka, gambar' adalah tanda. Adalah simbol. Maka, tentu di belakangnya ada yang ditandakan. Ada yang disimbolkan. Apa yang ditanda-dan-disimbolkan itu. Faham. Ajaran. Keselamatan ! Gambaran sorgawi !. Atau, sebuah janji. Janji masa depan.????

2. Bacaan hari ini, dr Injil Markus meng-kisahkan orang Yahudi, yang minta 'tanda sorgawi' dari Yesus. Sayang, motif mereka tak murni. Bukan untuk mencari kebenaran transendental. Kebenaran yang lebih tinggi, yang lebih otentik, melainkan untuk men-coba-i Yesus.

3. Tanda, simbol. Apalagi tanda ke agama-an, tentu meng-ungkapkan sebuah makna rohani. Maknanya, adalah 'Keselamatan'. Keselamatan, secara kristianitas, tak lain adalah 'bertemunya, bersatunya, manusia dengan Tuhan'.

4. Maka, segala tanda, simbol, atribut, atau entahlah apa nama dan bentuknya, mesti menghantar sampai ke tujuan dasar itu. Tujuannya, sampai berjumpa, bertemu, dan lalu bersatu dengan Allah.

5. Oleh karena itu, produk dari itu-itu semua, adalah 'orang dekat dengan Allah'. Diharapkan dengan 'rasa dekat dengan Allah', hidup menjadi ber-ubah warna. Warnanya, adalah pertobatan. Hidup selalu meng-arah, ke level yang lebih baik. Lebih, human, lebih agamawi, lebih menghargai sesama, lebih adil, dan lebih-lebih....... yang lain.

6. Liturgi ekaristi, juga tak lepas dengan tanda & simbol-simbol. Di sana ada gerakan, ada materi roti, anggur. Ada pakaian. Warna-warna khas. Dsb. Semuanya meng-arah kemana. Semuanya, menghantar orang, untuk berjumpa dengan Allah. Ekaristi sendiri adalah sebuah perjumpaan. Antara manusia dan Tuhan-nya.

7. Demikianlah perjumpaan terjadi, karena Ekaristi sendiri adalah sebuah kehadiran. Korban penyelamatan manusia Oleh Yesus Kristus, hadir kembali. Tiap kali & tiap kali. Dalam perayaan ekaristi. Maka betul ada istilah, re-present-asi. Ekaristi adalah representasi Kristus yang meng-korban-kan diri. 'Lakukanlah ini, sebagai kenangan akan daku !'.

Manakah butir plus ke-katolikan. Ternyata ekaristi tak semata simbol dan tanda belaka. Ekaristia adalah sebuah kehadiran. Kehadiran Tuhan sendiri. Tuhan yang menyelamatkan. Dengan peristiwa korbannya. Korban wafat & bangkit. Kehadiran itu berbentuk perjamuan. Perjamuan ekaristi.

Selamat ber-jumpa dengan Tuhan.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Sabtu, Februari 14, 2009

Valentine

1. Tanggal 14 Februari adalah hari Valentine. Biasa disebut dengan 'Valentine Day'. Apa yang menjadi ciri khas dari perayaan ini.

Kerap perayaan ini, dikaitkan dengan hidup orang muda, remaja. Istilah yang populer digunakan adalah 'Kasih-sayang'. Frase kata yang indah sebenarnya: Kasih & sayang.

Tetapi, bagaimana relevansi, atau titik penting perayaan ini bagi orang-orang muda. Remaja khususnya ? Tak mudah menjawabnya.

2. Pada sebuah hari, beberapa waktu yang lalu, seorang Ibu merayakan pesta pernikahannya yang ke 4o th. Ditanyakan oleh seorang tamu kenalan, 'Apa kesan yang muncul di hati, setelah mendampingi anak-anak, sejak bayi, anak-anak, remaja & lalu dewasa ?'. Malah hampir semuanya mentas-mandiri.
Si Ibu itu menjawab begini,
'Bayi, nggemeske,
Bocah, nyenengke,
Remaja, ........njelehi !'.
Tua, ? ..........................

Lha, lalu harus bagaimana. Apa harus jadi bayi terus, biar nggemeske. Atau anak kecil terus, biar nyenengke. Rasanya, tak mungkin. Manusia terus tumbuh, berkembang. Tak bisa stagnan. Bagaimanapun, salah satu tahap hidup manusia adalah masa remaja. Semua orang mengalaminya. Demikian juga mengalami rasa 'kasih dan sayang', semua merasakannya. Itu normal dan wajar.

3. Rambu-rambu
Lalu, catatan apa yang penting dalam masa remaja ini.? Yang penting adalah rambu-rambunya. Spt rambu lalu lintas. Dan yang penting lagi adalah men-taati rambu-rambu itu. Yakni, rambu-rambu 'berkasih & bersayang'. Nah bagaimana itu. Dari sini, semua orang sudah tahu.

Kita kenal istilah 3-M: Mengubur, Menguras & Menutup. Tapi dalam konteks Valentine, bukan itu maksudnya. Three-M, maksudnya, menyenangkan, membanggakan, dan memulyakan.

3.a. Menyenangkan.
Masa remaja, masa muda haruslah menyenangkan. Jika tidak, sia-sialah hidup ini.
3.b. Membanggakan.
Orang muda harus bangga. Bangga dengan dirinya. Apapun keadaanya. Kalau belum bisa bangga, bangunlah rasa bangga. Yg penting pula, bangga thd masa depan.
3.c. Memulyakan.
Jika hanya mengandalkan senang, dan bangga, anak jahat-pun bisa. Yang ideal yang bagaimana. Yang sebaiknya, adalah anak muda yang hatinya, Pertama, riang-senang-bergairah, Kedua, punya rasa bangga, dan Ketiga, selalu mengarah ke 'Memulyakan Allah'.

4. Lebih relevan lagi, jika melihat asal-usul Hari Valentine. Ternyata, ber-asal dari tradisi jaman St. Valentinus. Dia seorang Santo. Dus, hidupnya tentu bersumberkan ajaran Yesus. Ini, rambu yang lebih utama lagi.

Jadi, .......... Selamat berhari Valentine.
Sssssst....... Tapi awas perhatikan rambu-rambunya. Rambu-rambu ber-Valentine.
Dengan 3-M tentunya.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-







Puyer & APC-Plus


1. Suatu malam, di sebuah warung Nas-gor, berjumpa dengan seseorang. Habis nyantap nasi goreng, dia mengeluarkan dua buah bungkusan puyer, merk 'sem.....'. Dibukanya, lalu di-'untut-nya.
Habis meng-konsumsi puyer itu, dia berkeringat. Dan ketika berkeringat, bercerita bahwa sudah lebih dari 5 tahun, menjadi konsumen puyer. Tiap hari sekurang-kurangnya, harus minum( nguntut ) 5 bungkus puyer. Jika tidak, kepala jadi pening bin pusing. Malah, jika harus berpikir keras, sembilan bungkus-pun dia konsumsi, itu bungkus-bungkus puyer.

2. Di Panjang, BandarLampung, pernah ketemu seorang Ibu, Janda, dengan dua anak. Tiap hari, sehabis makan, dia harus meminum lima butir semacam jamu-obat, kecil-kecil, bundar-bundar. Jika tidak, badan terasa lemes, loyo, tak punya daya. Sayang anak yang pertama, kondisinya, 'embisil'. Nalar & fisik yang tak normal.

3. Di kawasan Sampang - Kebasen, Trail-mot-nas pernah melihat, sebuah rumah mewah besar digrebeg oleh gabungan aparat Kepolisian & Dep-kes-pom. Ternyata, di belakangnya, terdapat kegiatan pembuatan jamu-jamu kesehatan. Dan, katanya, 'ilegal', ber-BKO. Ber-bahan kimiawi dosis tinggi. Membahayakan kesehatan masyarakat.

4. Antara Bumiayu - Tonjong, terdapat bekas pabrik besar, menganggur. Ternyata bangunan itu, dulu pabrik jamu. Pernah bikin jamu palsu dengan ambil merek dari Cilacap. Ter-akhir, disegel polisi, sebagai barang bukti.

Ada kata 'candu'. Ada kata lain pula, 'tagih'. Yang satu, mengandung arti minta. Satunya, mengandung arti 'enak'. Minta karena biasa. Biasa 'enak'. Katanya, 'candu' rasanya enak. Dan karena enak maka ketagihan. Logikanya, badan yang terbiasa 'enak', lalu nagih. Jadilah orang ke-tagih-an. Ketagihan zat. Dan itu zat kimia. Bisa terjadi, karena struktur kimiawi tubuh sudah berubah, terditorsi, diubah oleh zat-zat yang bersifat psikotropika. Jadilah mabok. Bahan enak yang me-mabok-kan.

Selamat, mabok. Tapi mabok 'kebenaran'.............

Wasalam:
-agt agung pypm-

Jumat, Februari 13, 2009

Rm Mangunwijaya pr

Betul. Hari kemarin, genap sepuluh tahun, Rm Mangunwijaya pr. dipanggil Yang Maha Kuasa. Banyak kenangan indah, baik monumental maupun kejadian real, yang ditinggalkan oleh dirinya.

Beberapa tahun yang lalu, diadakan sebuah study club di Wisma Salam, Magelang Jawa-Tengah. Pada saat makan malam, sempat antri makan bersamanya. Berderetan dengan peserta lain. Ada yang rohaniwan. Ada yang tokoh awam.

Ruang makan Wisma Salam, adalah rancang-bangun alm. Rm Mangun. Baik tata-ruangnya, maupun perabotannya. Meja makan, terbuat dari bambu, semacam kursi 'lincak', namun tinggi dan besar. Demikian pula, kursi-kursinya. Plafon, tak terbuat dari eternit, ataupun asbes. Plafon-nya juga terbuat dari bambu. Bambu-bambu dibuat lempengan-lempengan, selebar & sepanjang eternit. Dari itu terasa lebih sejuk, artistik dan terlihat asri.

Ketika makan bersama, seorang romo medior bertanya pada Rm Mangun, 'Romo, kenapa plafon-nya tidak pakai yang eternit saja. Yang kelihatan bersih & bagus ?'. Atas pertanyaan itu, Rm Mangun menjawab, 'Plafon yang dipakai di sini bukan eternit, melainkan bambu. Pertimbangannya, di sekitar Wisma ini banyak tanaman bambu. Eternit, dibuat oleh pabrik. Pabrik-nya sudah besar. Untung yang didapat juga sudah besar. Dengan pakai bambu, kita melibatkan masyarakat sekitar, tetangga-tetangga. Plafon ini, bambunya diambil dari tetangga sebelah. Tukang-tukangnya, juga orang-orang desa dekat sini. Jadi biar, mereka juga dapat untung. Juga dapat nafkah'.

Mendengar jawaban dari Rm Mangun, Romo Medior itu, kelihatan tertegun. Tak punya pra-bayangan, jawabannya akan demikian. Jawaban yang pro-rakyat. Pro-masyarakat. Masyarakat sekitar. Dari itu, kelihatanlah bahwa Rm Mangunwijaya, sungguh memperhatikan dan memperjuangkan Gereja yang 'ber-wawasan lingkungan'. Lingkungan sekitar: Budayanya, nafkahnya, alamnya, sosialitasnya, religiositasnya. srawung-nya. Dan, .......nya-nya yang lain.

Seorang teolog-ekologi pernah menyebut-nyebut begini, 'Gereja akan diterima masyarakat, jika memperhatikan masyarakat di sekitarnya'. Terutama, ke-budayaan-nya.

Selamat jalan Rm Mangun. Terimakasih atas 'teologi-berwawasan-lingkungan', yang Kau tinggalkan.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Rabu, Februari 11, 2009

Gedhung Yang Indah

Suatu kali, Pertamina Depo Maos membangun gedung pertemuan yang baru. Banyak karyawan, ikut senang atas hal itu. Ketika bangunan belum 100% rampung, mereka sudah keburu untuk memakainya, karena kepentingan yang sungguh mendesak.

Yang belum rampung hanyalah pemasangan plafon-nya. Itu tak soal. Sesudah menggunakan untuk yang pertamakalinya, kesan mereka, puas. Memadai, representatif, kondusif. Siiip......

Tak lama kemudian, plafon dipasang. Kelihatan bagus, terang, cemerlang. Enak dipandang mata. Namun, pasca plafon dipasang, apa yang terjadi...? Ternyata, jika untuk pertemuan, dan memakai pengeras suara, terjadilah 'Gema'. Suaranya, menggema-menggema. Tiap-kali pertemuan, lalu banyak orang kecewa. Tak puas. Kini, bangunan megah itu, tak diminati untuk pertemuan.

Seorang Romo amat senior, suatu ketika ditanyai oleh umatnya, perihal bangunan, 'Apa yang amat penting dalam pembangunan gedung gereja ?'. Dia menjawab, 'Yang harus amat diperhatikan, Sarana komunikasinya...!'. Maka, pengeras suara amat penting. Tata akustik, musti diperhatikan'.

Ternyata, betul-lah saran dari Romo amat senior itu. Bentuk bangunan boleh indah dipandang mata. Namun keindahan suara, ternyata tak boleh di-abai-kan. Pengalaman, mem-bukti-kan.

Teolog, Rm Tom Jacob SJ, mengatakan berulang-kali, 'Gereja adalah komunikasi iman....!'.
Ternyata betul Rm Tom, pendapat Rm memang relevan untuk aplikasi-real-nya.

Selamat, membangun gedung gereja. Ya, arsitekturnya. Ya, tata akustiknya. Tata-suaranya.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Selasa, Februari 10, 2009

Pengkotbah & Kotbah

Cakap-cakap

Beberapa Suster OP, adalah anggota milis 'Serayunet'. Di antara mereka, ada pula yang lalu berkunjung ke Blog 'lelaku'. Dari situ, ada yang kemudian tahu, bahwa 'peng-udud '76, pengisi blog', belum lama ikut olah rohani, bersama Fr Timothy Radcliffe OP. Berangkat pula dari rasa sesama anggota, OP, Ordo Dominikan, ada Sr yang tanya, 'Oleh-olehnya apa ?.

Oleh-olehnya, bukan roti, bukan cindera mata. Oleh-oleh-nya adalah 'Cakap-cakap'. Lho, apa itu !?

Ordo OP, yang didirikan oleh St. Dominikus, dikenal sebagai Ordo Pengkotbah. Siapa tak kenal St Thomas Aquinas, misalnya. Tulisan-tulisannya & kotbahnya dikenang sepanjang jaman.

Fr Timothy, meng-uraikan bahwa, 'Kotbah' bisa didefinisikan sebagai 'cakap-cakap'. Kotbah adalah sebuah percakapan.
1/. Percakapan antara Imam & Umat.
So, baik tak selalu monolog. Bisa pula, berbentuk dialog, atau trio-log.
2/. Ini, penting untuk disadari, karena yang diwartakan adalah Injil. Injil sendiri, sebenarnya adalah percakapan. Percakapan antara Allah, dengan manusia. Sbg contoh, Injil Yohanes, berbentuk percakapan panjang, antara Allah dengan manusia.
3/. Yesus. Yesus sendiri, adalah percakapan antara Allah & manusia. Dalam bentuk inkarnasi. Pribadi Yesus, adalah Allah yang meng-komunikasi-diri dengan manusia.
4. Tri-tunggal. Tri-tunggal, adalah juga sebuah percakapan. Percakapan Allah yang dinamis. Di sana tak ada kepalsuan, tak ada manipulasi.

So, what. Then. Lalu, karena kotbah adalah sebuah percakapan, maka sebaiknya ada arah. Arahnya, kemana. Arah kotbah adalah pertobatan. So kotbah, tak semata paparan belaka, tak semata lucu belaka, melainkan mesti meng-arah ke pertobatan. Menuju supaya orang berusaha menjadi baik hidupnya.

Maka di dalam sebuah acara kotbah, terdapat unsur-unsur:
a. Terjadi penerimaan sambutan. Alla yang menyambut, memberi sambutan. Manusia yang menerima, mendengarkan.
b. Terlibat. Audience, umat terlibat, melibatkan diri. Dengan telinga & dengan hati.
c. Keterlibatan, lalu berupa pula dalam bentuk 'pujian'. Pujian dengan doa-doa & dengan nyanyi-nyanyian. Lagu, kidung, masmur pujian.
Dengan begitu, diharapkan Sabda Tuhan, bersifat dan menjadi subur, menjadi rahmat, menjadi menghidupkan, dan tak destruktif. Dan akhirnya, 'Ending' dari kotbah-pun, bisa menjadi 'Kabar-baik'.

Selamat berkotbah. Selamat pula mendengarkan kotbah. Tak lupa pula, selamat belajar berkotbah, terus-menerus.

Terimakasih Fr Timothy Radcliffe.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com

Senin, Februari 09, 2009

Makan Handuk

Kita kenal, ada makanan yang disebut 'Arum Manis'. Makanan tersebut, biasanya berwarna, pink. Bentuknya, seperti serabut. Atau malah lebih seperti kristal. Atau pula grass wool. Terbuat dari gula pasir. Diputar pakai alat pemutar. Kemudian dibungkus pakai plastik, ditiup spt balon. Tampilannya menarik. Rasanya manis. Dan disukai oleh anak-anak. Hampir tiap ada pasar malem, makanan tsb pasti ada.

Handuk. Kita kenal, adalah selembar kain tebal, bersifat menyerap cairan. Biasa dipakai sesudah mandi. Untuk mengelap, agar badan segera kering dari butiran-butiran air. Juga kadang dipakai untuk mengelap keringat, ketika olah raga, atau menyopir, atau mem-becak.

Arum-manis, enak dimakan. Tapi kain handuk, ............... jika dimakan. Yang jelas, belum pernah terdengar, ada orang makan handuk. Tapi, Minggu siang 8 Feb 2009, terjadi, ada orang makan handuk. Lho... kok aneh. Gimana.

Gini. Minggu siang, tanggal tsb. Sekitar jam 10 siang, Ibu-ibu WK, Monika, Putri Maria, Paroki Katedral, berombongan-ria, naik dua buah bis mikro pergi ke Kaliori. Anjangsana maksudnya. Meng-anjangsanai Ibu-ibu sepuh, jompo, lasia di Wisma Catur Nugraha. Karena waktu yang me-mungkinkan, Trail-mot-nas-pun meluncur ke sana.

Acara pertama, sambutan. Acara kedua, ramah-tamah. Ketiga, makan snak berat, dengan arem-arem, di wadahi dos. Acara keempat, pemberian bingkisan. Dan ter-akhir, sayonara.

Situasi orang amat tua, kadang menarik. Apalagi jumlahnya puluhan, berkumpul jadi satu lagi. Suasananya -maap- mirip seperti taman kanak-kanak. Acara-acara bagian awal, berlangsung biasa. Yang tak biasa di urutan bagi bingkisan. Sebelum acara bingkisan, semua makan snak berat, dengan roti dan dengan arem-arem. Makannya lahap-lahap, meski ada yang makan terpaksa dengan satu tangan karena lumpuh.

Bingkisan dibagikan satu-satu. Masing-masing dapat. Bentuk bingkisan, ukurannya sedang, sebesar roti tawar. Dibungkus rapi dengan kertas warna coklat. Ketika semua sudah pegang bingkisan, ada yang mulai membukanya. Selotip, dilepas. Kertas dirobek. Kelihatanlah isinya.

Adalah seorang ibu lansia, Ibu Mira namanya. Juga membuka bingkisan itu. Dibukanya pelan-pelan, sesuai dengan ciri khas keorang-tuaan-lansia. Begitu terbuka sebagian, lalu dimakanlah isi bingkisan itu, dimasukkan ke mulut. Lalu dikunyah. Ketika mengunyah, banyak orang lalu bertanya, 'Lho.... Ibu Mira, kok dimakan, itu bukan makanan..........!?'. Ibu Mira menjawab. 'Ini khan Arum manis....!?'

Atas jawaban Ibu Mira, meledaklah tawa banyak orang di sekitarnya, 'Ha......ha......ha...... Ha....ha.....ha.........' Le ngguyu ra uwis-uwis. Tiga Ibu WK, lalu memberi tahu dengan sabarnya, bahwa bingkisan itu bukan makanan, melainkan kain handuk. Untuk mandi. Dan ketika, ditanya mengapa Ibu Mira memakannya, dia mengatakan.' Saya kira itu Arum-manis. '

Ibu-ibu pengasuh lansia, lalu menjelaskan, Ibu Mira memang gemar makan. Handuk tadi langsung dia makan, karena dikira Arum manis, makanan anak-anak. Itu terjadi karena handuk yang dia terima adalah berwarna 'Pink....'. Dus persis seperti Arum-manis. Makanan yang harum & manis.

Hidup manusia, suatu saat akan sampai pada salah-satu tahapnya. Tahap itu, adalah menjadi tua. Tua lansia. Inilah kodrat. Kodrat manusia. Ciptaan Yang Maha Kuasa.
Selamat menjadi tua..........
Sebuah masa, yang bisa ber-rasa & ber-aroma, harum & manis.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Sabtu, Februari 07, 2009

'Wong Pinter. Orang Pintar...'

Di antara orang sehat, sekian persen warga masyarakat sakit. Sakitnya aneka macam. Ada sakit fisik, sakit psikis. Ada pula sakit kanthong-nya. Kanker, kanthong-kering. Tak sedikit pula ternyata, di antara yang sakit, pergi ke pengobatan altenatif, a.l. ke 'orang pintar'.


Bicara orang pintar, siapakah sebenarnya orang yang disebut pintar itu. Jika 'Pintar !', pintar apanya.
Orang pintar, kerap dikaitkan dengan sosok, figur, spt: Dukun, Tabib, Shing-she, Reiki, prana, juru ramal, ahli nujum, dsb-dsb. Jadi, tergantung konteks pembicaraannya.

Berkaitan dengan soal sakit, istilah pintar biasanya tak berkaitan dengan intelek, melainkan berkaitan dengan kemampuan orang, yang bisa membantu persoalan sesamanya.

Dalam sebuah koran, terbitan ibukota, yang beredar di Purwokerto, hari ini, ada iklan berbunyi begini:

1. Anda terlilit hutang, kartu kredit, rentenir, butuh modal ? Kami bisa membantu dengan cincin/gelang ajaib. Tidak ada efek samping & bisa untuk semua agama. Sudah banyak yang berhasil. Hub: Dinda, No: 0251 .............., 0818 .........

2. Apabila anda kesulitan, ingin mendapatkan kekasih/jodoh. Di sini, solusinya yang terbaik. Untuk mengatasinya. Hub. Ibu Ell, No: 021......., 0857........

Apakah anda pernah datang ke sana ? Dan, bagaimana hasilnya ?
Yeah, itulah orang pintar menurut iklan. Sekali lagi, iklan. Realitas bisa lain. Kerap terdengar, bahwa tak sedikit orang yang kecewa. Upaya cari solusi, lewat hal demikian tak membuahkan hasil. Mau untung malah buntung. Mau cepat, malah lewat.

Untuk melihat, orang yang disebut pintar, kita lihat bac. Injil hari ini Mrk 1:29-39. Diceritakan di sana, Yesus yang:
1/ Menyembuhkan mertua Simon. Ketika itu mertua Simon, sedang sakit demam.
2/ Menyembuhkan banyak orang & mengusir setan-setan.
Karena keberhasilan penyembuhan oleh Yesus ini, dirinya makin terkenal. Banyak orang-berduyun-duyun mendatangiNya. Barangkali, situasinya bisa digambarkan dengan peristiwa terakhir di Jombang Jatim. Muncul seorang dukun cilik. Usia 9 tahun. Dalam satu hari bisa ngumpulkan uang 60 juta. Siapa tak tergiur.

Gambaran orang pintar, kebanyakan kurang-lebih seperti itu, orang bisa menyembuhkan secara spektakuler. Apalagi disertai kemampuan ngerti sakdurunge winarah. Tahu, sesuatu sebelum kejadian. Mampu meramal suatu kejadian.

Lalu, bagi orang katolik, melihat orang pintar harus bagaimana. Tentu & jelas, melihatnya tidak berlandaskan iklan, atau kata-orang, jere. Melainkan, kita melihatnya dari kitab-suci, dari kacamata hidup Yesus.

Kita lihat apa yang dilakukan yesus:
1. Bantu orang sakit. Sakit fisik/badan.
2. Juga bantu orang sakit psikis: kerasukan setan.
Mengapa Yesus mampu berbuat demikian ? Jawabannya,
a. Ia memang punya karisma.
b. Ia dekat dengan Allah. Tak dekat dengan dhuit, uang.
c. Ia merawat kedekatan dengan Allah itu. Dengan apa !? Dengan, Tiap kali Yesus pergi ke tempat sepi. Di sana bertapa & berdoa. Agar. Agar misi kehadirannya ke dunia terjaga, yakni mewartakan Injil, kabar gembira. Dan menyembuhkan orang-orang. Ini yang melandasi gerak pelayanan kita: Mewartakan kabar-gembira, & menyembuhkan orang-orang. Di situlah, kelihatan bahwa Yesus adalah orang yang tak sembarangan. Dia sungguh orang pintar.

Dus, orang pintar, menurut bacaan hari ini, di-indikasikan, dengan:
1. Mampu membantu orang. Menuju kesembuhan, damai-sejahtera, lahir & batin.
2. Punya karisma
3. Dekat dengan Allah.
4. Merawat kedekatanya itu dengan Allah.
5. Meng-hantar orang sampai pada Allah. Tidak malah menghantar orang menuju kerusakan, atau kehancuran.

Lalu, apakah kita boleh pergi ke orang pintar ? Pintar macam apa ? Semacam pribadi Yesus Kristus..? Terserah, anda.......

Syalom. Wilujeng. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-
www. lelakuku.blogspot.com

(homili, minggu 8 Feb '09)

Jumat, Februari 06, 2009

Bunda Hati Kudus di Madrasah

Frase 'Bunda Hati Kudus', tak asing lagi. Rangkaian kalimat itu menunjuk pada Ibu Maria. Madrasah, juga sudah tak asing lagi pula. Sebuah sistem sekolah yang diselenggarakan oleh Dep-ag. Muridnya, hampir semuanya muslim. Lalu apakah mungkin 'Bunda Hati Kudus' datang ke Madrasah. Rasanya, tak mungkin. Namun itu mungkin. Di mana.? Di Bumi-ayoe.

Sebuah siang, Trail-mot-nas berposisi di sekitar kota Bumiayoe. Tiba-tiba, hari hujan deras. Ketika itu pas saat-saat bubaran sekolah-sekolah. Banyak sekali anak-anak sekolah di jalanan. Merekapun kehujanan. Lalu banyak yang 'ngeyop'. Ketika ngeyop trail-mot-nas berbarengan dengan siswa-siswi itu. Agak berdesak-desakan di emperan sebuah toko.

Saat ngeyop, menunggu hujan reda, sempat memperhatikan sana dan sini. Juga anak-anak sekolah. Anak-anak yang ngeyop, terdiri dari berbagai sekolah. Ada dari Sekolah Negri. Ada, dari Muhamadiyah. Ada pula yang dari Madrasah. Ciri khas seragam mereka berbeda-beda. Namun ada satu yang selalu sama. Ya, itu, Badge, lambang sekolah. Nama siswa. Pangkat kelas. Dan, Emblem, nama sekolah di pundhak.

Yang dari madrasah, pakaian wanitanya, ber-rok panjang, sampai ujung kaki. Bajunya putih, lengan panjang. Pakai jilbab. Yang pria, celana pendek biasa. Baju putih. Lengan pendek. Di bahu kanan ada emblem, bertuliskan Mtsn......... Yang jelas di Bumiayoe, tak ada sekolah katolik satupun. Tapi siang itu ada yang menarik. Di antara, kerumunan siswa pria, ada satu anak. Beberapa bagian atribut seragam, serupa yang lain. Lambang logonya juga, 'Sekolah Mtsn.....' Namun, satu yang beda, di pundak, bertuliskan 'SLTP BUNDA HATI KUDUS JAKARTA'.

Dari gerak-gerik, warna & materi bicaranya, kelihatan jelas bahwa dia siswa sekolah Mtsn. Namun dengan tetap kepercayaan dirinya, dia berpangkat di pundak, bertuliskan 'Bunda Hati Kudus Jkt'.

Di negeri Jiran, Malaisya, sedang diributkan penggunaan istilah 'Allah'. Di klaim oleh kelompok tertentu, istilah itu eksklusif milik mereka. Terlepas dari polemik, istilah 'Allah' milik siapa, yang jelas Tuhan-Allah adalah satu, dan milik bersama. Orang tertentu boleh ribut. Boleh berdiskusi. Tentang istilah Allah. Namun orang di Bumiayoe, tak pikir itu semua. Yang penting bagi mereka, 'anak' bisa sekolah'. Dan untuk sekolah, butuh seragam. Seragamnya dari mana. Beli. Beli-nya di mana ? Yang penting dapet. Dapet seragam untuk sekolah. Sekolah anaknya. Jadilah peristiwa khas, siang itu, Anak Madrasah, berseragam 'Bunda Hati Kudus'. .................
Selamat untuk anak sekolah.

Memang Bunda Maria, ada di mana-mana. Dan, untuk semua. Kesederhanaannya, juga kerendahan-hatinya.

Selamat ber-devosi pada Bunda Maria.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Bunda Hati Kudus di Madrasah

Rabu, Februari 04, 2009

Bank Mandiri & Mie Ayam

Trail-mot-nas umurnya sudah sekitar enam tahun. Beberapa onderdil 'fast moving'-nya sudah mulai aus. A.l. ruji-ruji beberapa putus. Pelek-nya juga benjo. Lakernya, beberapa sudah minta diganti.

Maka suatu siang meluncurlah ke tukang pelek & jeruji. Di sana diperiksa dan diservis. Karena tukangnya, sudah profesional, maka tak butuh waktu lama. Malah pula bisa ditinggal. Diambil, ketika sudah selesai.

Ketika, menunggu penyerahan order pekerjaan, melintaslah sebuah gerobak mie ayam. Bakoel mie ayamnya, kelihatan sesosok bapak muda yang santun & soleh. Merasa tertarik, pesanlah mie ayam, tanpa saus, tanpa sambal. Tak lama, mie ayam siap saji, siap santap. Diterima, lalu disantap. Ternyata, rasanya tak mengecewakan. 'Lar-ler..., lar-ler.....' mie habis dalam sekejab. Maka lalu wajib bayar. Untuk bayarnya, antri. Siang itu yang pesan cukup banyak. Ada pegawai PJKA. Ada pula pegawai bank. Kebetulan, di sebelahnya adalah Bank Niaga & Bank Mandiri.

Ketika, sudah lega peng-antri, dan suasana kondusif, diulurkanlah uang. Sambil meng-ulur, sambil tanya, 'Berapa Pak....?!'
+ Bakoel mie ayam menjawab, 'Empat ribu saja romo.....!'
- Weladalah....., walhasil pemegang trail-mot-naspun kaget. Maka lalu ganti men-sapa, 'Lho... kok tahu saya ?! Jenengan dari mana.?'
+ Saya juga umat, romo. Rumah saya dekat lapangan porka. Saya kadang-kadang ikut misa..., romo !. Tapi yang lebih rajin istri saya. Maaf, tak serajin istri... Berhubung, ya gini.... pulang baru jam 10-an malam. Dorong gerobak mie kemana-mana..'
- 'O00....... ', trail-mot-nas manthuk-manthuk. Baru ngerti, kalau ada umat yang bisa hidup mandiri, dengan jualan mie ayam keliling. Coba tadi tak beli mie ayam, tak tahu gua jika ada umat yang hidup dengan ber-mie-ayam-ria.

Aneka-macem umat. mata pencahariannya. Tak soal. Orang banyak bilang, 'Yang penting halal......'

Ada banyak anggota umat. Ada yang mandiri. Ada yang belum mandiri. Penghubung antara yang kuat-mandiri, dengan yang belum kuat mandiri adalah, S o l i d a r i t a s.
Bakoel mie ayam, keliling siang itu, ternyata adalah umat yang mandiri, secara ekonomi.
Kebetulan, tak jauh dari situ, menjulang tinggi gedhung 'Bank Mandiri'.

Selamat, untuk umat yang berprofesi halal & mandiri.

Syalom. Wilujeng. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Meng-hadap-i = me-maklum-i

Tambah Gambar




Gejala kehidupan bermacem-macem. Fenomena orang beraneka-ragam. Kejadian-kejadian silih berganti tiada henti. Tidak sedikit orang jadi mengeluh dan mengesah. Keluh kesah itu kadang ingin untuk diungkapkan.

Inilah beberapa keinginan ekspresi, niat ungkapan keluh kesah itu, dalam ujud simbolisasi, kode-kode huruf:

1. Ada sebuah tulisan, "Korban kesombongan teman.... !". Rangkaian kata ini tertera di sebuah tutup bak truk bagian belakang.

2. Ada pula yang berbunyi begini, "Ora ubet, ora ngliwet...!".

3. Yang lain begini, "Nek wani, cekelen....!" Tertulis di bagian karet roda, bagian belakang.

4. Yang lain lagi begini, "Demi nyai....!"

5. Ada lagi begini, "Kowe kaya aku.....!". Di atas tulisan ada gambar monyet tertawa. Dengan kedua tangan berayun di dahan.

6. Ada pula yang seperti ini, "Sopir bercinta, kenek menderita....".

7. Ada lagi yang begini, "Tak tunggu jandamu...."

8. Masih hampir serupa berbunyi, "Ayu adhine.....!"

9. Tidak amat jauh pula temanya, "Tetep emoh bojo sopir...."

10. Tulisan di bag belakang truk ini -yg ketemu di Sumpiuh-, mungkin yang paling berat isi suratannya, "Padha asune...!"


S i l a h k a n d i t a f s i r s e n d i r i - s e n d i r i:
Tuhan...., hidup manusia isinya macem-macem.
Tiap-tiap manusia juga menghadapi soal yang macem-macem. Sifatnya-pun macem-macem.!
Perilakunya, macem-macem.
Bimbinglah, kuatkanlah kami menghadapi orang & kejadian yang macem-macem itu.

Wasalam:
-agt. agung pypm. -


Senin, Februari 02, 2009

P R I M I T I F


Suatu kali di sebuah bakul klithik, di pasar Wage, dijual Vcd-Vcd bekas. Ada juga kaset-kaset. Tentu bekas pula. Salah satu Vcd yang dijual, berjudul tulisan 'Dagelan Primitif'. Sedang di sebuah kaset, ada pula yang berjudul 'Dagelan Junaedi'. Atas rayuan sang penjual, bakul klithik, terbelilah VCD & kaset bekas itu.

Setelah diputar, ternyata isinya, kuranglebih begini:

1. Kota yang paling kecil apa hayo....? Pati.
2. Kota apa, yang paling dekat !? Nganyuk.
3. Kota apa, yang selalu menghalang-halangi ?! Malang.
4. Kota apa, yang cantik ?! Bumi-ayoe.
5. Kota apa, yang selalu sendirian ?! Solo.
6. Kota apa, yang terbengong-bengong melulu ! Mlongo.
7. Kota apa, yang selalu tak wangi !? Pamanukan.
8. Kota apa, yang selalu bingung !? Buntu.
9. Kota apa, sing selalu besar !? Kotagedhe
10. Kota apa, yang terus-terusan harum ?! Banyu Wangi.
11. Kota apa, sing di-thu-thuk-i, diam saja ?! Blabak.

Seorang dosen salah satu perguruan-tinggi di Yk. pernah bilang, 'Kerajaan Allah itu, dekat dengan orang yang bisa tertawa..........'
Selamat ................

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-