Suatu hari, saya pakai sepeda-motor, pakai sepatu-sandal, lalu kaki terasa perih, karena lecet. Maka mampirlah ke toko pakaian di Karang-Lewas. Begitu sampai di dalam, bilang pada penjaganya,
- 'Kaos kaki bu............!?'.
+ Bayangannya, tanggapan si ibu penjaga toko itu, lalu mengambilkan jenis-jenis kaos kaki, memamerkannya, agar dagangan terbeli. Tetapi bayangan itu mleset.
- Si ibu penjaga toko, malah ngomong dengan gaya diplomatis, setengah agak ketus,
'Masih banyak kok pakkkkk......!'.
+ Karena saat itu memang butuh, mau beli kaos kaki, maka diulangi lagi kata semula, 'Ada kaos kaki Bu.......!?'
- Jebul, jawaban si ibu, tetap sama, 'Maaf, masih banyak pak..........!'
Merasa urusan tak gathuk-gathuk, keluarlah saya dari toko. Sambil pikiran membawa 'tanya', di sebelah toko ada kios kaki-lima, jual rokok & minuman, maka mampirlah ke kios itu, beli teh botol dan udud '76 sebatang. Sambil udud, ngobrol sama pemilik kios. Dalam obrolan, ada beberapa orang keluar masuk toko tadi. Penampilannya, necis-necis, pakai pakaian resmi, baju dimasukkan bersepatu. Rata-rata bawa tas seukuran stof-map. Sepatunya, ada pula yang model sepatu sandal, persis yang saya pakai.
* Saat moment ramai spt itu, si pemilik kios kaki-lima, bilang, 'Waahhh, tumben dina kiye 'sales'-e rame....'.
+ Atas komentar si pemilik kios, konfirmasilah saya atas pengalaman yang baru saja terjadi, 'Pak kula wau ajeng tumbas kaos kaki teng toko niku, kok jawabanne ibune sing jaga ngaten niki, 'Masih banyak kok pak....?. Dan lalu, tidak dilayani. Ngantos ping loro maneh, 'Masih banyak kok Pak...!.' Niku pripun nggih... karepe ?'.
Atas pertanyaan konfirmatif saya, pemilik kios lalu mengamati saya, dari ujung kaki sampai ujung rambut: Sepatu, celana-panjang hitam, baju putih dimasukkan, bawa tas cangklong-cangking seukuran stof-map, rambut diminyaki.
* Lalu pemilik kios bilang, 'Woowwwww, lha sampeyan persis kayak sales ngaten kok.............! Sampeyan dikira, nawakna kaos kaki !'. Sambil dia tertawa ngakak.
+ O.................., mau beli kaos kaki, malah dikira nawak-ke kaos kaki. Dadi kuwalik-walik.
Orang memang bisa, --dan malah-- mudah tertipu oleh penampilan seseorang.
Namun, penampilan, bisa juga dipakai untuk menipu seseorang.
Selamat, ber-penampilan. Namun tidak dengan men-tipu, tentunya.
Semoga pula, tidak tertipu oleh penampilan seseorang.
Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Senin, Maret 30, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar