Selasa, Desember 30, 2008

Bulan Suro

Suro. Adalah bulan pertama dalam sistem penanggalan Tahun Jawa. Suro, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Rejeb, Ruwah, Pasa, Jumadil Awal. Jumadil Akhir, .....
Sistem ini bersamaan dengan Tahun Islam, yang diawali dengan Bulan Muharam.

Siapa yang membuat sistem kalendarium Jawa. Kita tahu, Sultan Agung dari Mataram. Mengapa dia buat itu. ...? Perlu kajian lebih dalam. Biasanya dilakukan oleh para ahli sejarah atau para anthropolog.

Ada yang menarik di antara dua sistem penanggalan itu, jika ditelaah dari sudut pandang budaya. Ada dua budaya yang bertemu. Pertama, Budaya Jawa. Kedua, Budaya Islamisme-timur-tengah. Sebagaimana diketahui, salah satu sifat orang jawa adalah, sulit untuk mengatakan 'Tidak'. Juga ketika islamisme masuk ke Bumi nusantara ini, khususnya ketika masuk ke tanah jawa. Budaya Jawa, tidak menolak islamisasi-timur-tengahan. Bisa jadi, dan nampaknya, benar, bahwa memang tidak mampu menolak atau menangkalnya. Terjadilah in-kulturasi. Sebuah kultur asing, masuk dalam kultur setempat.

Namun budaya jawa, adalah juga budaya akomodatif. Ketika islamisme timur-tengahan merasuk dan kemudian banyak berpengaruh dalam alam kejawaan, sekaligus juga islam timur-tengahan dijawakan oleh orang-orang Jawa. Muncullah kemudian sebagai output, Islam-Jawa. Muncul kemudian pula istilah Islam abangan. Sultan Agung adalah tokoh dalam hal ini. Dia tidak menentang islamisme. Melainkan menerimanya, sekaligus di-jawa-kan-nya. Hasil karya anthropolisnya adalah Tahun-jawa. Sistem kalendarium Jawa: Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Dulkaidah, Besar.

Maka memang betul apa yang kerap dikatakan oleh orang-orang Sepuh. Para pini sepuh: 'Menang tanpa ngasorake'.

Belum lama, ada gerakan dari salah satu aliran agama mayoritas. Menghendaki agar Kraton Yogyakarta dijadikan semacam 'Islamic Center'. Sultan menolaknya. Dan menyebut wilayah 'Kotagede'. Jika mau ber-eksperimental dalam hal-hal seperti itu.

Seputar idul-fitrinan kemarin, memang ada spanduk di Pasar Kotagede, bertuliskan: 'Selamat datang di Islamic village'. Tak tahu, apa ada pengaruh. Ada umat, di dekat sana, hanya untuk misa lingkungan-pun lalu dilarang. Beberapa tahun lalu, sebuah kegiatan doa rosario, kaca si pemilik rumah, dilempar batu. Tapi umat tak terpengaruh.

Menang tanpa ngasorake. Menang tanpa ngasorake. Menang tanpa ngasorake.


Selamat menyambut tahun baru Muharam. Selamat Tahun Baru Saka.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Pencarian Tuhan, di Satu Suro-nan

Di sebuah sore, trail-mot-nas beli kopi di warung, di jalan kecil seputar kota Purwokerto. Di warung itu sedang ada tiga orang berdiskusi. Empat orang dengan si pemilik warung. 'Tema'-bicara-nya, tentang bagaimana cari orang ampuh, yang bisa membantu melancarkan rezeki. Alias cara jadi orang kaya. Berangkat dari seseorang yang lancar usaha toko-kelontongnya, mereka ingin mencari tahu, di mana 'Orang ampuh' yang telah membantunya.

Satu:
A: 'Nyong ngerti, dheweke gemiyen sok lunga maring Cirebon'.
B: 'Jare, ya ana sing crita, dheweke tahu maring gunung lanang'.
C: 'Rika-arep ngerti kaya kuwek, nyong wis duwe alamate, ngendi dukun-dukun sing ampuh. Cirebon, nyong ngerti. Banten, nyong ya ngerti. Jogja, nyong, ngerti. Gunung Kawi, nyong uwis nate. Nyong ta, pengalaman bab kaya kuwek'.

Dua:
Di suatu siang, ketika sebuah pasar hewan di kawasan Banyumas, sedang hari 'pasaran', seseorang mendekati trail-mot-nas. Orang itu mengeluh, lalu bertanya: 'Nyong kiyek, siki rezeki ora lancar-lancar. Bisane bisa lancar, golete dhukun, maring ngendi ya mas..?!' Apa rika bisa bantu nyong !'. Ternyata, orang itu seorang blantik sapi. Yang rizkie-nya sedang seret.

Tiga:
Trail-mot-nas kadang iseng beli rokok siong. Cap Sintren, atau cap Bimo. Kadang pula cap 'Bang-Jo'. Ciri khas rokok-rokok itu adalah pakai saus 'menyan'. Jadi kalau di-udud, baunya
ngganduk, bau menyan. Suatu sore di terminal Giwangan, sedang menunggu bis purwokertonan. Iseng-iseng udud rokok siong. Tak berapa lama, seseorang berpenampilan jawara, alias preman, mendekat dan langsung terus bilang, 'Pak Nyuwun sewune, kula estu nyuwun tulung, pripun supadose saged dadi "isi" ngaten ?' Diskusi berlanjut agak detail. Ternyata, dia preman terminal. Ingin jadi orang kuat, sehingga bisa sungguh jadi jagoan. Tentu jagoan preman. Maksudnya, otot kawat, balung wesi. Dompet juga selalu ter-isi. Nek ber-antem, ora tau kalahan gitu.

Empat:
Suatu sore, sudah agak lama, naik kendaraan bebek. Ada orang jalan sendirian, kelihatannya cari kendaraan. Di tawari, 'Ojek Pak...!'. Mau. Jadilah tukang ojek. Tujuan-nya kemana?. Ternyata, menuju sebuah tempuran. Pertemuan dua buah sungai. Di situ akan menjalani ritus 'Kungkum' semalaman. Pas malam satu suronan.

Lima:
Pas malem satu suro juga, Dhalang kondang, Ki Hadisoegito, meninggal dunia. Genap satu tahun yang lalu, karena stroke. Kematiannya meninggalkan gaya wayang yang khas. Namun, juga tiada gadhing yang tak retak. Muncul persoalan keluarga-nya, sing ora uwis-uwis. Maklum, beristeri lebih dari gandha. Tak hanya poligami. Tapi malah tri-gami. Susah juga jadi orang.....

Tahun haji ini, hampir tiap kabupaten di Indonesia, mengirimkan rata-rata lebih dari seribu orang, pergi ke tanah suci. Dikatakan & diunggul-unggul-kan pula, Indonesia sebagai negara agamis, masyarakat-nya berciri agamis. Ada Dep-ag. Ada pula pengadilan-ag. Tempat ibadah ada di mana-mana. But, di masyarakat lapisan ter-ten-tu, warna penghayatan religiusnya berciri butir satu, dua, tiga, empat, lima sbgmn tersebut di atas. Tak tempo dulu, namun kini dan sini.

Seorang teolog senior menyatakan, teologi bukan (semata-mata) memberi dimensi ke-tuhan-an pada sebuah peristiwa, melainkan mencari Tuhan pada peristiwa-peristiwa.

Mari bersama-sama mencari Tuhan, dalam aneka peristiwa.

Syalom. Wilujeng wengi, Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Minggu, Desember 28, 2008

Dora Explorer & Pak Kirman

Dora the explorer. PDF Cetak E-mail
Olah Batin - Lelaku
Monday, 29 December 2008

Image

Dora explorer. Siapa tak kenal Dora. Dia adalah tokoh anak kecil di film boneka animasi asal Spanyol. Bersama kawan bermainnya Boots & Map, setiap kali muncul dalam berbagai stasiun TV, yang mendidik. Kini menjadi favorit anak-anak. Tas, pakaian, accesori, mainan, banyak sekali yang mengambil ketokohan Dora, dengan gambar-gambarnya. Dalam tiap kali acara, Dora dan kawan-kawanya mencari sebuah obyek. Dibantu oleh Map. Dan lalu, jika menemukan obyek, mereka meloncat-loncat & menari, dengan berdendang, 'Berhasil....!, Berhasil....! Berhasil.....'
Ya. Kata 'berhasil', itu menjadi ciri khas episode-episode Dora.

Adalah juga sebuah keberhasilan. Sabtu 27 Des '08, di gereja Katedral diselenggarakan misa, sekaligus perayaan 50 th Bp Kirman hidup berkeluarga. Dijanji-ulangkan dalam Misa sore itu 'Peneguhan Kasih'. Di hadapan Rm Sukmono MSC. Koor, dibawakan oleh trah keluarga besarnya, dibantu umat lingkungannya. Pantas, dirayakan dalam ekaristi itu syukur. Syukur membina rumah-tangga, 50 tahun. Sebuah rentang waktu yang tak pendek. Masyarakat umum sering menyebutnya dengan istilah, 'separuh umur'.

Minggu esok harinya, diadakan pula resepsi 50-tahunan perkawinan di rumahnya. Tetangga & undangan pada hadir. Disuguh aneka makanan dan pasugatan. A.l. Kesenian lagu-lagu. Memang anak dan cucunya banyak yang piawai menari dan menyanyi. Sebuah sekolah vocal & usaha entertainment sudah melayani kalangan umat di berbagai kesempatan. Juga untuk acara umum. Menghibur, sekaligus menghasilkan rizki, alias rezeki. Rezeki tambahan.

Berhasil, berhasil, berhasil........ Itulah kata Dora. Yang jelas, jika dirinci Pak Kirman, sudah mendapatkan banyak keberhasilan di dalam hidupnya.
  • 1. Berhasil mendapatkan idaman hatinya, tak lain istrinya, yang sudah mendampingi hidupnya, selama 50 tahun. Yakni, Bu Kirman, alias Lucia Roestinah.
  • 2. Berhasil menyuntingnya dalam pernikahan secara katolik.
  • 3. Berhasil mendapatkan anak. Tak hanya satu, malah sampai total jendral 8 anak.
  • 4. Berhasil mempunyai puluhan cucu.
  • 5. Berhasil mendidik anak-anaknya, hingga banyak yang bisa mumpuni bermasyarakat & ber-gereja.
  • 6. Berhasil hidup menikah, selama 50 tahun, dengan tidak bercerai. Dan juga tak nambah istri. Cukup satu selamanya.
  • 7. Dus berarti berhasil meng-amalkan ajaran perkawinan katolik: Monogam & tak terceraikan.
  • 8. Berhasil pula menggereja, ketika usai pension & masih sempat, pernah pula ithak-ithik, hilir mudik, bantu jadi koster. Malah kadang pimpin lagu.
  • 9. Berhasil jadi agen hidup. Sudah puluhan tahun, sampai kini, melayani para pelanggan majalah 'Hidup'.
  • 10. Berhasil ber-usaha sbg umat beriman yang rajin, mengingat tiap pagi ikut ekaristi pagi. Ekaristi harian. Meski harus pakai kursi roda, tiap pagi ke gereja-pun dilakoninya, dengan didorong sang istri tercinta.

Berhasil.....berhasil.....berhasilllll.......! Selamat, profisiat Pak Kirman & Bu Kirman, atas ke-berhasil-lannya.

Sejarah penyelamatan Allah, juga ber-arti adalah rentetan keberhasilan yang diusahakan terus menerus. Dus SPA, adalah rentetan usaha yang tiada henti. Usaha untuk menjadi baik.

Keberhasilan akhirnya menjadi persembahan yang hidup.
So, benarlah pesan kitab suci, 'Aku tidak membutuhkan korban hewan bakaran, melainkan kehidupan. ' 'Korban bakaran tidak Kau sukai ya Tuhan, melainkan kehidupan....'.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com



Sabtu, Desember 27, 2008

Sesok, Yen aku wis gedhe....

Masa muda, adalah masa yang paling indah, kata seorang seni-sastrawan.
Betul, tak hanya masa muda, masa tua-pun mestinya juga masa yang indah.
Betul pula, malah seharusnya, seluruh masa hidup-pun mestinya, menjadi masa yang paling indah.

Namun kerap terjadi, ada penyesalan dalam hidup. Mengapa. Karena ada sesuatu yang bisa indah namun, jadi tak indah. Malah lalu terasa pahit. Bisa terjadi kalau orang tak bersiap diri. Menyia-nyiakan kesempatan. Di banyak kalangan orang muda hal ini kerap terjadi. Kurang trampil mempersiapkan diri. Akibatnya, kedabigan-lah, bingunglah di masa tua-nya. Biasanya hal ini dalam hal ekonomi. Cari nafkah.

Ada keterangan data, bahwa angkatan muda yang lulus sekolah, yang terserap ke dunia kerja hanya 30 persen. Yang lain ke mana. Masih lagi, yang sudah kerja-pun, jaman krisis keuangan ini banyak yang ketar-ketir, jangan-jangan kena PHK. Lalu harus bagaimana. BTW, life mus go on. Hidup harus jalan terus. Faktanya, omong dengan orang muda ttg masa depan tak mudah. Karena, karena belum ngalami sendiri pahiting urip. Angele golek dhuwit. Pahitnya, cari nasi, Pahiting golek upa. Maka baiklah jika orang muda bersemangat rendah hati. Bisa mendengarkan orang yang sudah berpengalaman. Angele golek upa. Angele golek dhuwit.

Ada lagu dolanan begini:
Sluku-sluku bathok,
Bathoke, ela-elo
Si romo menyang Solo,
Mak jenthit lo, lo, lo, bah.
Wong mati ora obah.
Yen obah medeni bocah.
Yen urip goleka dhuwit.

Lagu dolanan itu betul. Kita masih obah. Kita masih urip. Yen urip memang harus cari dhuwit. Itu yang tak gampang.

Karena tak mudahnya, ber-omong-omong dengan orang muda ttg masa depan, tentang cari dhuwit, maka kadang saya sok melamun-kan diri dengan diri sendiri. Ketika saya sebagai seorang tua berhadapan dengan saya sebagai seorang yang masih muda: usia pelajar, usia sekolah. usia mahasiswa. Tak bayangke diri saya masih klas 3 SLTA-nan: Gambarkan saja saya sebagai Bawor. Usia 17-an tahun. Petruk adalah saya yang usia sudah 40-an.

Petruk : Bawor, Rika siki isih sekolah, mengko yen lulus arep ngapa ?
Bawor : Kalau bisa ta study lanjut. Kuliah gitu.
Petruk : Kuliah apa Ya.
Bawor : Ya. Sedapetnya.
Petruk : Habis kuliah ?
Bawor : Cari kerja ?
Petruk : Kerja apa ?
Bawor : Tak tahulah. Itu urusan nanti. Yang penting usahalah. Mati-matian.
Petruk : Sekarang cari kerja susah lho lhe.
Bawor : Betul. Maka saya sekarang cari ketrampilan pendukung.
PetruK : Apa itu ?
Bawor : Apa ya..?
Bawor : Tukang tambal ban. Pelihara lele. Pelihara belut. Buruh bengkel. Tenaga angkat-junjung. Nyopir. Juru ketik 10 jari.

Kenapa kok pilih jadi tukang tambal ban ?. Ya.... itulah yang paling riel yang bisa saya kerjakan. Nyopir, itu yang saya bisa. Ngetik itu yang saya bisa.

Kerap anak-anak kecil kalau ditanya, besok kalau besar jadi apa ? Mau jadi pilot. Jadi dokter, jadi insinyur. Jadi guru. Jadi bintang filem. Itu semua tak masuk di otak, tak masuk di pikiran Petruk, saya yang sudah berpengalaman hidup. Karena itu tak riel. Riel saja hidup, besok mau jadi apa......

Sekali lagi. Seandainya saya jadi anak kecil lagi, saya akan menjawab: Jadi tukang tambal ban. Jadi buruh. Jadi juru ketik 10 jari. Jadi TKI. Jadi Tki saja sekarang susahnya setengah mati.

Maka tepat, sapaan Injil hari ini. Sekarang berkembang secara bagaimana. Besok kalau besar mau jadi apa.....?
"Anak itu berkembang penuh kebijaksanaan......"( Lk 2:22,39-40 )


Selamat mempersiapkan masa depan yang riel.
Selamat mengisi hidup sekarang, dan juga untuk masa depan.


Syalom. Wilung wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agung pypm-

www.lelakuku.blogspspot.com

Saiki aku wis gedhe.
Sekolah mangkat dhewe.
Ora usah diterake.
Bareng karo kancane.

Saiki aku wis gedhe,
Isa pacaran dhewe,
Mengkone dadi trus piye,
Embuh, mumet sirahe.

Piye, piye, piye,
Mbuh ra, weruh.
Piye, piye, piye,
Mbuh ra ngerti.

Kamis, Desember 25, 2008

S p i k u l a s i

Di bagian tutup bak belakang sebuah Truk Colt Diesel, ditulis sebuah kata, 'Spikulasi'. Maksudnya, si pemilik truk, kurang lebih benar, mau menulis kata 'Spekulasi'.

Spekulasi. Sebuah kata sederhana, singkat, padat, tapi banyak isi. Spekulasi, maksud yang dikandungnya, adalah kegiatan itung-itungan, untung-untungan yang dilakukan, dengan mengandung resiko. Bisa untung, bisa juga tidak untung. Dekat dengan kata itu, adalah 'gambling'.

Dalam situasi ekonomi sekarang ini, banyak orang kelimpungan karena situasi pasar saham yang tak bisa diprediksi. Malah turun menukik amat tajam. Akibatnya, banyak pemain, investor yang biasanya dapat untung tinggi, kini dalam sekejab wes-e-wes, e-wes bablas angine, bablas duite. Memang harus tahan diri, dan tahan uji.

1. Hari-hari belakangan, Dahlan Iskan, pemimpin Jawa Pos Group, banyak mengulas sisi kuat & sisi lemah para investor di bursa saham, valas, dan surat-surat berharga lainnya. Menarik. Membanggakan, namun kadang juga mem-prihatinkan. Bisa besar jadi kian amat besar, dalam waktu singkat. Bisa juga menukik, besar jadi kecil sekali dalam waktu singkat. Maka tak mengherankan jika kerap dipakai istilah 'senam jantung', 'ketar-ketir', dsb. Apalagi situasi terkini, saat krisis ekonomi global melanda.

2. Tahun yang lalu, ketika krisis ekonomi belum terjadi, ada seseorang di barat kota metropolitan, mengembangkan uangnya di pasar valas. Tak untung yang didapat, tapi uang enam-ratus-juta rupiah, bablas dalam sekejap. Hatinya jadi tak tahan. Wajahnya, lalu jadi selalu muka-murung. Dalam sekejap pula bablas nyawanya. Ditemukan oleh tetangganya, dia bunuh diri di rumah kediamannya.

3, Seorang kakak kelas, setelah lulus S1, merintis hidup di kota metropolitan. Dari jerih-keringatnya, bisa beli rumah, mobil dan celengan. Mau cepat berkembang. Ikut kawannya, main valas. Tak lama, rumah hilang. Mobil hilang. Celengan hilang. Habis tertelan di pasar saham. Sekarang jadi guru kursus, les bahasa. Kembali dari nol lagi.

4. Berita pagi ini 26 Des, meng-kagetkan juga. Thierry de la Villehuchet, seorang manajer investasi, yang menanamkan dana investasi di perusahaah milik Bernard Madoff ditemukan tewas di apartemennya(23/12). Dia bunuh diri. Di sekelilingnya ditemukan berserakan pil dan dia menyayat kedua tangannya. Dia kehilangan lebih dari 1 milyar dolar, karena menanamkan dana investasi di Perusahaan milik Madoff. Madoff adalah mantan pemimpin Bursa Nasdaq, yang telah men-tipu banyak nasabah, Kasusnya penipuannya, makin lama, makin ruwet.

Dalam hidup riel, ada hukum tegak lurus. Ada hukum grafis, bersifat linear.
Dalam hukum model grafik, dinamika perkembangan, kelihatan dari garis yang melengkung naik.
Jika perkembangan tetap, garis berupa garis lurus mendatar.
Demikian juga jika sesuatu menyusut, garis berindikasi melengkung turun. Sifatnya, dinamis.

Dalam hukum tegak lurus, orang bisa naik ke posisi puncak, dalam sekejap. Namun bisa juga turun, mlorot dalam posisi ter-bawah, juga dalam sekejap.

Bursa saham, valas, spikulasi memang menarik karena cepatnya. Namun, drastis pula kemungkinan merosotnya.

Manusia dihadapkan untuk memilih. Mau pakai hukum tegak-lurus, atau hukum grafis-linear.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Sing wis, ya wis.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt. agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Kedamaian, Oh, Kedamaian

Tiga hari lalu, trail-mot-nas menyusuri sebuah jalan kecil. Dekat pasar. Dekat kuburan. Di jalan kecil itu ada sebuah gerobak sampah sedang jalan. Ditarik oleh seseorang. Seorang tukang sampah. Sambil menarik gerobak sampah dia menyanyi, berdendang. Dendangnya, sebuah lagu. Bukan lagunya Siti Nurhalisa. Bukan pula lagu Bang Toyib. Bukan pula, Cocak rowo. Dan juga bukan pula lagunya Ungu-pasha.

Te t a p i Lagunya, begini:
Thing... Thing... Thing...
Thing...thing...thing.
Thing, thong, dong theng thing. 2x.

Theng, Theng. Theng.
Theng. Theng. Theng,
Theng. Theng Thing Theng.........
( Sambil jalan menarik gerobak ber-isi sampah-sampah ).

Not-nya:
mi,mi,mi
mi,mi,mi
mi,sol,do,re,mi

mi,mi,mi
mi,mi,mi
mi,sol,do,re,mi

Lagu apa ? K-suwun mbe-dhek, D-W-D-W.

Bagi seorang tukang sampah, atau pemulung, natal ber-arti...........
Tak tahu, apakah dia seorang katolik atau bukan. Namun yang jelas, dari dendangnya, kelihatan bahwa 'hatinya sedang riang'. Hati riang adalah hati yang merasa ringan. Sine Wente. Tanpa beban. Hati yang consolatif.

Mungkin, hati-nya riang, karena: Ada sampah. Berarti ada rejeki. Ada kertas, ada plastik, ada serpihan logam. Hal yang sederhana, tapi ber-arti, lalu bisa nyanyi.
Thing... Thing... Thing...
Thing...thing...thing.
Thing, thong, dong, theng, thing.

Orang berdendang. Orang bernyanyi, biasanya menunjukkan isi hati. Macam apa isi hati seseorang, ...., kelihatan dari dendang-nya.
Yang repot, jika orang sudah tak bisa ber-dendang lagi.
Juga apalagi tak bisa tersenyum.
Apalagi juga jika sudah tak bisa tertawa.
Adanya, njaprut-mbesengut terus. Muka muram, muka murung.

Lalu, harus bagaimana........ Tak tahu pasti. Tapi kata psikolog, begini:
Orang ber-hati ringan, biasanya karena bisa mensikapi keadaan. Dus, Bisa menerima keadaan. Bisa menerima situasi & kondisi, apa adanya. Riel. Tak di awang-awang. Juga jika keadaan itu pahit adanya. Dia bisa mengelola rasa-perasaannya. Bisa meng-olah-nya. Dus menjadi proses pengolahan batin. Untuk apa. Untuk mencapai hati yang damai. Damai dengan diri sendiri. Damai dengan keadaan. Damai dengan sesama.

Kebetulan:
Tema Natal th 2008 ini, berbunyi: ‘Hiduplah dalam perdamaian, dengan semua orang !.
Dus cocok, pengalaman si tukang sampah, dengan pengalaman Para Bapa Uskup Indonesia: Damai. Damai sejati. Bukan damai tapi gersang.

Bicara damai. Apa yang dimaksud dengan damai itu.
KWI, Konperensi Uskup Indonesi & PGI, tahun ini, dalam surat pesan natalnya, menekankan, Pentingnya kedamaian itu. Karena apa ? Karena berangkat dari realita.
Realitanya di masyarakat kita masih banyak terjadi:
1. perseteruan,
2. fitnah-fitnahan,
3. perselisihan,
4. padu.
5. Konflik.
6. Pukul-pukulan,
7. lempar-lemparan,
8. antem-anteman,
9. bunuh-bunuhan,
10. tawur-tawuran.
11. Cari untung sendiri,
12. cari menang sendiri,
13. The-rust-key D-W-D-W.

Gereja Indonesia, diwakili para uskup berpesan: Hentikanlah perseteruan itu. Karena hanya, rusak-rusakan jadinya. Barji-barbeh. Tiji-tibeh. Bubar-siji, bubar kabeh. Mati siji, mati kabeh.

Padahal, Pesan KS, jika dikalimatkan secara tegas, bernada imperative begini: ‘Hendaknya antar individu, antar kelompok saling-lah menghidupkan. Jangan saling mematikan’. Mengapa harus saling menghidupkan. Karena, karena semua, sama martabat dan derajatnya di hadapan Allah. Inilah cikal-bakal HAM. Hak Asazi Manusia.

Satu sama lain, sudah sepantasnya berdamai. Karena itulah yang dikehendaki oleh Sang Juru Damai. Namun sayang, kejahatan, kesewenang-wenangan, egoisme, penindasan, perkosaan, pemerasan, masih saja terjadi. Oleh karena itulah para uskup mengajak kita semua untuk kembali ke ajaran St. Paulus, 'Janganlah kamu kalah oleh kejahatan. Tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan"( Rm 12:21 ).

Pas di Genthawangi, ada seorang umat kerja di PA St Vincentius Jkt. Dia pulang mudik. Ikut misa natal. Dibawanya empat anak kecil-kecil. Dan ternyata, keempat anak itu, tak-ber-bapak & tak ber-ibu. Lalu diambil oleh Romo, di Panti Asuhan, diasuh, dididik. Agar jadi anak baik. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan.

Belum lama, ketemu seorang relawan. Pernah Bantu di Pondok Si Boncel, Pejaten, Pasarminggu. PA yang dikelola oleh Suster-suster OP. Dia cerita, ada seorang anak. Anak itu sekarang dididik di Pondok Si-boncel. Siapa anak itu. Jebul, anak itu hasil dari perkosaan, pada peristiwa kerusuhan Mei '98. Ibunya, seorang gadis. Belum pernah apa-apa dalam hal sexual. Didumuk pria-pun belum. Karena diperkosa, jadi hamil. Kehamilannya tak digugurkannya. Janin yang lahir jadi bayi, dititipkannya di Pondok Si Boncel. Kejahatan, jangan dibalas dengan kejahatan.

Ada orang katolik Cilacap. Ketua RT. Ada tawuran antar kampung. Dia berusaha melerainya. E... malah. Dirinya kena gobang-klewang alias pedang. Lalu. Tewas dirinya. Dipanggil Tuhan. Kejahatan, jangan dibalas dengan kejahatan.

Kedamaain, oh kedamaian.
Kedamaian, oh kedamaian.
Semua cinta damai.......dst.
Sepenggal lirik, sebuah lagu Qasidah.

Kedamaian memang mahal harganya. Tapi tdk mustahil untuk meng-usahakannya.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

NB:
Disarikan dr homili malam Natal.
Ats permintaan beberapa rekan.

Gigi & Damai( Edisi Rev )

Ada seorang wanita, sebut saja Tante Muria, istri seorang juragan Batik. Suaminya hidup dalam kondisi tidak lurus. Harta-mereka hampir ludes karena kebiasaan suaminya. Ya. Suaminya seneng taruhan sepak-bola.

Tante Muria ber-usaha semaksimal mungkin meluruskan hidup suaminya. Dalam upaya-nya menarik lurus kembali suaminya, yang jatuh mendem taruhan judi sepakbola, Tante Muria sempat stress berkepanjangan.

Dalam masa stress, aneka macam perasaan berkecamuk, sedih, mangkel, anyel, dhendam, bingung, putus-asa, dsb. Tak urung juga Tante Muria sempat gelap mata. Nekat.


Muncul dalam dirinya prinsip kuat. Prinsip kuat itu, berupa sikap. Sikapnya, begini: 'Jika suaminya menghabiskan harta dengan taruhan-judi sepakbola—( yang berarti itu tindakan negative) , Dia juga tak mau kalah, akan menghabiskan hartanya untuk yang non-judi( yakni kebaikan--yang penting ada artinya utk orang-lain ). Dus, menurutnya, positif.

Memang sungguh terjadi, dia jadi loma, murah-hati, banyak menyumbang untuk orang-orang tak mampu. Hasil produk batiknya, a.l. berupa stola, kasula bermotif batik, dia berikan pada pastor-pastor kenalannya. Juga souvenir-souvenir batik yang lain, yang mestinya adalah barang dagangan, dijualnya dengan harga amat miring. Atau kadang, diberikannya begitu saja pada siapa saja yang mau. Padahal, satu set stola-kasula, tak kurang harganya 500 ribu. Itu diberikannya, secara gratis, tis, tis alias tak bayar.


Tapi ya, itu, bener ning ora pener. Manfaat tapi tak tepat. Akhirnya, harta-asetnya- pun makin lama makin habis. Keluarga jadi k-a-c-a-u--- b-a-l-a-u. Keluarga hancur, tergerogoti dari dua pihak, pihak suami maupun pihak istri.

Padha akir babak, keluarga itu memang kacau, dan hancur. Mengapa itu terjadi, bisa ditebak. Tak lain dan tak bukan, karena si suami bersikap dan bertindak sak-geleme dhewe. Cari untung ning ora petung. Si istri juga lalu nekad, berbuat kebaikan bermodalkan dhen-dham. Tidak berdasaarkan cinta-kasih. Maka ter-amal-kanlah hukum lama: Mata ganti mata, Gigi ganti gigi. Out-put-nya, remuk kabeh.

Di kawasan sebuah provinsi, ada tradisi Carok. Sebuah kebiasaan, jika terjadi perseteruan, entah antar keluarga, entah antar kelompok, jika ada korban nyawa melayang di salah satu pihak, pihak yang lain juga harus kehilangan nyawa dalam jumlah yang sama. Nyawa 3, dibalas 3. Nyawa 7, dibalas nyawa 7. Dst.


Di kawasan, kota Cilacap ada seorang pria, asli sebuah provinsi di pulau seberang, sesudah keluar dari LP Nusakambangan, tak mau kembali ke tempat asal.Ketika ditanya, kenapa tak kembali ke tempat asal, Alasannya, jika pulang, dia tetap akan dihabisi oleh pihak 'lawan' yang pernah dibunuhnya. Di beberapa daerah lain, kebiasaan inipun juga masih terjadi, “Dhendam-dibalas dengan dhendham”.

BTW, Mata ganti mata, Gigi ganti gigi adalah hukum Perjanjian Lama.Tidak men-damaikan, tidak ada persaudaraan. Hukum itu bersifat destruktif, merusak. Supaya tidak semakin rusak, hadirlah Yesus Kristus, membawa hukum baru: Hukum k-a-s-i-h.


Hukum baru itu bersifat konstruktif . Alias bersifat membangun. Hukum baru itu adalah: “Cintailah sesamamu. Cintailah musuh-musuhmu. !” Demikian, pesan Kitab-Suci.

Itu ber-arti, pesan moralnya pada kita:

1. bangunlah kedamaian,

2. saling meng-ampunilah.

3. Bangunlah persaudaraan.

Persaudaraan yang sejati. Tentunya.

Lihat..., Spanduk di depan sana !: ‘Hiduplah dalam perdamaian, dengan semua orang !.’

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu- rahayu.


Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com

Atau lihat Website Paroki.

Selasa, Desember 23, 2008

P o l i t i k



Di Kampunglaut pernah ada pemilihan kepala desa. Metode pilihnya, langsung, seperti pemilu presiden kini. Muncul beberapa calon. Salah satunya, anggota umat. Ketika masa-masa kampanye, --yang sudah didahului kampanye ber-curi start--, si anggota umat menyatakan diri ber-ganti keyakinan iman. Alias pindah agama. Dari agama minoritas ke mayoritas, Dengan harapan akan terpilih sebagai kepala desa.

Suatu kesempatan pula diselenggarakan sebuah sarasehan iman. Tema-nya keadilan & perdamaian. Dalam bincang-bincang ttg iman yang me-masyarakat, ditanyakan oleh seseorang umat yang hadir, 'Apa itu politik ?' Atas pertanyaan itu, saya jawab begini:

Politik, bisa diartikan dalam dua arti. Pertama, politik dalam arti luas. Kedua, politik dalam arti sempit.
  • 1. Politik dalam arti luas, adalah kegiatan manusia dalam upaya ambil bagian membangun hidup bersama. Hidup bersama, yang adil, makmur, damai, sejahtera lahir-batin.Hidup bersama itu bisa tingkat RT, RW, Kalurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, atau tingkat nasional sebagai Negara.
  • 2. Politik dalam arti sempit, adalah kegiatan manusia dalam upaya mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Tingkatnya, bisa bermacam-macam, seperti tersebut di atas.
Jadi pemilu kepala desa y.a.d ini termasuk kegitan politik. Arti luas, iya. Arti sempit, iya juga. Jadi panjenengan, umat Kampunglaut ini sedang berkegitan politik. Alias ber-politik. Jadi jenengan-jenengan itu para politikus. Berperan, dalam hidup bersama. Mengampil pilihan dalam membangun hidup bersama. Memilih sendiri pimpinannya. Pemimpin Desa. Semua meng-ambil keputusan. Terserah, siapa pilihan sampeyan.'

Pada bagian akhir sarasehan, umat yang hadir saya ajak meng-ulang definisi politik itu, sampai kuranglebih hapal. Dan supaya ngomongke itu kepada saudara-saudaranya, di setiap kegiatan.
'Politik dalam arti luas adalah .....................'
'Politik dalam arti sempit adalah........................'
' ............'

Pada kedatangan saya ke stasi itu berikutnya, ada yang laporan bahwa anggota umat yang mencalonkan diri untuk jadi kepala Desa, tidak terpilih.'Woooowwww', reaksi spontan. Dan... Tentu, bukan karena pertama-tama & ter-utama akibat definisi saya yang diulang-ulang. Seorang anggota umat beri komentar: 'Tiwas direwangi pindhah agama, wurung dadi kepala Desa.....'

Agama memang bisa ber-bahaya, jika dijadikan komoditas politik. Karena dalam agama ada iman. Dalam iman ada Roh. Dan Roh itu adalah Roh Allah. Tak baik bermain-main dengan agama. Dan juga iman.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

NB:
Wurung = Tidak jadi, gagal, batal
Direwangi = dikorbani,

Senin, Desember 22, 2008

Mie Ayam

Dari sabang sampai Merauke,
Dari Timor sampai ke Talaud
Indonesia Tanah Airku
Indomie Seleraku

Dari Desa sampai ke Kota
Dari Gurun sampai Pegunungan
Indonesia Tanah Airku
Indomie Seleraku
Indomie, Indomie, Seleraku
Indomie dari dan bagi, Indonesia

cipt: A.Riyanto

Anda suka mie ? Saya juga. Tapi bukan mie, sembarang mie. Mie favorite adalah mie yang enak. Lha yang enak yang kaya apa ?. Yang terang, yang tidak mengecewakan selera.

1. Di dekat pasar hewan Ajibarang, ada mie ayam. Jika lewat, trail-mot-nas selalu mampir. Sudah hampir 5 tahun jadi langganan. Dan selama 5 tahun itu, rasanya tetap, tak berubah, fixed. Dulu, sekarang dan yang akan datang sama. Enak memang enak, tak-hanya untuk anak, melainkan untuk semua. Lha cara ngetes-nya bagaimana ? Gini, pesan mie-ayam itu. Makan, tanpa tambahi sauce, tanpa kecap, tanpa sambal. Jika dimakan enak, berarti dari aslinya memang sudah enak. Di warung lain, jika tak ditambahi sauce, atau kecap, atau sambel lalu memang tak enak. Mengecewakan.

Apa resepnya mie ayam dekat pasar hewan itu ? Selidik punya selidik, ternyata, mie-nya buatan sendiri. Bahan-nya bukan gandum. Bukan tepung terigu, melainkan sari pati ketela. Pagi dibuat, siang dipasarkan dalam mangkuk, setengah sore habis sudah. Bumbu-nya juga seminim mungkin pakai penambah rasa yang tak alami. Daging-nya ayam kampung.

2. Penjual mie, tak tersangka. Ternyata dari usaha ber-mie-ria, bisa memodali kakaknya yang kena PHK. Diberinya pawitan, gerobak dorong, dan pasokan bahan mie ayam siap ramu. Tiap siang kakaknya bersedia keliling dan lalu ngetem di pasar. Juga laris karena ber-rasa sama. Tak tersangka pula, dari ber-mie-ria, dia--si adik-- bisa men-sekolahkan anak, membeli pekarangan, dan bangun rumah. Sebuah sepedamotor, sudah disimpan pula di rumahnya.

3. Sebuah siang, trail-mot-nas duduk di sebuah kursi, di tepi jalan, di bawah sebuah pohon. Ada sebuah gerobak bakso lewat. Gerobaknya, resik-apik-menarik. Karena tertarik, lalu pesan semangkok bakso, tapi tanpa apa-apa. Cukup kuah saja dan bumbu. Pertimbangan, siang itu panas, sambil untuk obat haus. Habis kuah diminum dengan lahap, lalu mau bayar. Betapa kaget, ketika mau dibayar, si pedagang bakso, tak mau. Tak bersedia menerima pembayaran. Lho......! Nampak-nya, si bakol bakso mencium gelagat, si pembeli sungguh ingin bakso, tapi tak kuat beli penuh, lalu hanya beli kuahnya saja. Oooooo......! Ya uwis. Minum bakso, gratis, tis, tis, tis.

4. Dalam dunia ekonomi ada istilah, ekonomi makro, ekonomi mikro. Ada pula sektor riel. Juga investasi saham. Juga investasi reksa dana. Juga yang ter-kini, sedang heboh, resesi ekonomi. Bakoel mie ayam dekat pasar hewan, tak pikir itu-itu semua. Mie ayamnya, tetap ngglenter, laris manis. Dan itu semua, dicapai dengan kemauan dan ketekunan. Tak pakai jalan pintas. Merangkak. Dari kecil menjadi besar. Pelan-pelan. Tak pakai spekulasi. Tak pakai pula maksud monopoli. Dengan tulus melayani pembeli.

Sektor riel, ekonomi mikro. UKM, usaha kecil menengah, kadang memang malah tahan banting. Nampaknya, juga dalam hidup iman. Iman orang sederhana kerap malah lebih rentan-tahan terhadap penyakit. Penyakit iman: wegah, tll panjang penalaran, rasionalisasi, formalisasi, dsb.

Selamat-profisiat pro bakoel mie.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Minggu, Desember 21, 2008

Ibu Hari. Hari Ibu

Kasih Ibu, kepada beta,
Tak terhingga, sepanjang masa,
Hanya memberi tak harap kembali,
Bagaikan surya menyinari dunia,

Na...na...na...na...na.- Na...na...na...na...na...na...na

La...la...la...la...la.- La...la...la...la...la...la...la.

Demikianlah sepenggal lagu, yang biasa dinyanyikan di Sekolah-sekolah taman kanak-kanak, maupun Sekolah minggu. Memang tak bisa dipungkiri, bahwa semua orang, ada karena peranan ibu. Ibu yang melahirkan. Ibu yang mengandung 9 bulan. Dan ibu yang melaksanakan perannya dalam melangsungkan kehidupan. Bisa demikian, karena ibu dikarunia rahim. Anak menjadi hidup, karena dilindungi & dihidupi dalam rahim. Ibu yang pemurah, memberikan sepenuh hidupnya untuk anak-nya, lewat rahimnya. Istilah 'kerahiman'-pun lalu dipakai untuk mengungkapkan salah satu sifat Tuhan Allah. Allah yang maha murah & pengampun lalu disapa dengan sebutan 'Yang maha rahim'. Berbanggalah para wanita yang dianugerahi rahim.

Berkaitan dengan hal wanita, perempuan, ibu, mamak, biyung, simbok, mami, ladies, mom, mama, atau apalah mau disebutnya, yang jelas:

1. Bermula dari Konggres perempuan, 22 Desember 1928 di Yogyakarta, muncullah ke permukaan peran penting wanita. Dan lalu peran penting itu dilegitimasikan dalam bentuk Undang-undang. Guna memberi tempat & penghormatan kaum perempuan, lewat UU No 316/th '59, tentang Hari-hari Besar Nasional, pemerintah menetapkan tgl 22 Desember, sebagai Hari Ibu.


2. Dalam hidup bermasyarakat terdapat istilah-pepatah untuk menghormati peran Ibu:
'Sorga di bawah telapak kaki Ibu'.

3. Kebetulan, bacaan-bacaan sekitar hari minggu adven IV ini, meng-kisah-kan Maria, sebagai wanita yang dipilih oleh Allah. Untuk melaksanakan karya penyelamatanNya. Maria mendapat tempat istimewa dalam Gereja, karena peran pentingnya dalam sejarah penyelamatan Allah. Yang khas berkaitan dengan sikap Maria: 'Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku, menurut perkataanmu itu'. Ke-rendahhati-an & ke-pasrah-an.

4. Ada seorang nenek. 'Nggenya', alias Mangundihardjo namanya. Dia menjadi katolik jamannya Rm Hoovenars, Vandriesche SJ. Memilih ikut katolik, gara-gara, setiap sore atau pergi, oleh orang-tuanya selalu diharuskan membawa mukena. Peralatan untuk solat wanita. Dipaksa-paksa, dia tak mau. Lalu malah ikut pelajaran agama, yang lain dari yang dipeluk oleh orangtuanya. Saking mantepnya, 'ndherek Mis' sejauh 8 kilometer-pun dilakoninya. Jalan kaki ke gereja Kotabaru. Menyusuri jalan kereta api.

Sesudah menikah, punya anak-anak katolik. Dididik-nya anak-anak secara katolik. Tiap malam, sekitar jam delapanan, seluruh anak diwajibkan berkumpul. Ber-sila, mengelilingi salib kecil dan lilin menyala. Didoakannya, oleh mereka --dipimpin oleh ibunya--, doa Caosan Keluarga. Sembahyangan bengi. Dan Tri-sembah bekti. Tak perlu lama, cukup 20 menit. Tapi rutin. Tiap hari, tiada henti. Juga kalau hari neton. Dibuatnya, gelas diisi air putih dengan bunga mawar & kantil. Di sebelahnya ada secawan jenang abang & bubur putih. Ingatan akan suaminya yang telah meninggal. Di situ pula doa untuk suami-nya yang telah meninggal dihaturkan.

Ternyata kebiasaan harian itu menjadi sebuah proses 'Internalisasi nilai-nilai kristiani' bagi anak-anaknya. Ketika anak sulungnya, hidup di Kota Jkt, dia-pun melaksanakan kebiasaan itu untuk anak-anaknya. Di tengah kota besar yang hiruk-pikuk metropolis, penuh tantangan, godaan, dan persaingan, kebiasaan doa keluarga macam itu-pun tetap dilaksanakannya. Tiap hari, jam delapanan malam, TV harus mati. Belajar, sebentar berhenti. Semua duduk melingkar. Mengitari salib kecil & lilin menyala. Berdoa keluarga, bersembahyang brayat.

Rupanya, rahmat Tuhan tak berhenti mandheg jika dimohon. Anak-anak--cucu si nenek-- meski intelektualnya tak cemerlang, namun semua bisa mentas dan berkecukupan dalam hidup hariannya. Aktif pula lalu dalam menggereja. Dan...... semua itu mungkin & bisa terjadi berkat, .............peranan ibu..........!
Terimakasih ibu, terimakasih simbok, terimakasih biyung.......!
S-e-l-a-m-a-t H-a-r-i I-b-u.


Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Jumat, Desember 19, 2008

Post Power Syndrome

Kamis 18 Des '08, Trail-mot-nas meluncur ke Kota Brebes, untuk meng-ungkap-kan salam kepada rekan Rm Tinggogoy MSC. Perayaan 40 th imamat dirayakan hari itu. Diselenggarakan di tengah sawah. Persisnya di Gedung Horas, barat KUD Wanasari. Kecuali itu, Mot-nas juga meluncur ke Tegal, untuk ngaruhke wireless pesanan yang tak datang-datang.

Berangkat cerah, pulang hujan. Hujan deras tak terang-terang. Di tengah upacara-pun juga hujan terus datang. Karena itu, pesan-pesan hikmah 40 tahunan imamat-pun, terdengar jadi samar-samar. Yang jelas 40 th hidup imamat, adalah saat istimewa. Penuh dinamika, penuh romantika, penuh karunia. Maka saat itupun dirayakan. Yang tak bisa dipungkiri, Si pemilik usia 40 th imamat, kini hampir memasuki --kalau boleh dikatakan-- usia senja. Tak lama lagi masuk jenjang umur 70'an. Salah satu Nilai plus dari kekatolikan, adalah dihayatinya pesan Kitab Suci Perjanjian lama:
Semua ada waktunya. Dan waktu-waktu yang berlalu itu, tak diratapi, melainkan malah disyukuri. Karena di sana Tuhan terlibat di dalamnya. Syukurnya, adalah perayaan syukur Ekaristi.

1. Bagi orang ber-iman, hidup adalah peziarahan. Ziarah, perjalanan mencari & menuju Allah. Diyakini, Allah selalu terlibat. Maka adalah betul kalau dikatakan dalam bacaan dalam buku kecil,
Nguntapake Layon: 'Entah hidup, entah mati, aku ini milik Tuhan'. Dan juga dalam Prefasi untuk orang meninggal, dikatakan: 'Hidup hanyalah di-ubah, bukannya dilenyapkan'.

2. Menjelang jatuhnya Or-Ba, ketika Pak Harto belum segera turun jabatan presiden, seorang politikus nasional, berkata, bagian-bagian hidup ada yang tak bisa ditolak ataupun diloncati:
Lahir, menjadi dewasa, menjadi tua, dan mati. Itu tak bisa diingkari, dan memang harus dilalui. Maka haruslah tiap orang tahu diri.

3. Beberapa tahun lalu, di sebuah kota pinggiran Jkt, ketemu seseorang yang baru saja pension dari Dep-Ag. Ketika masih dinas, pembawaannya mantap, meyakinkan, penuh percaya diri. Bicaranya, sistematis, teratur ber-akal dan bisa dinalar. Sesudah pension, terasa wajahnya jadi begitu depresif. Bicaranya, lepas-lepas sporadis. Kadang nyambung, kadang tak nyambung. Selip-selip. Ada seorang Mudika, bilang, bapak itu mengalami sit-kon: Post power Syndrome.

4. Seminggu yang lalu, Kijang-dinas berkunjung-ria di umat-umat sekitar perempatan wangon. Sekitar pukul 21.00, badan terasa penat. Pulang pelan-pelan, lalu mampir di sebuah warung wedang. Pesan kopi & makan 2 sisir pisang. Ketika sedang bersisir pisang, tiba-tiba datang seorang bapak. Mengagetkan, tanpa ba-bi-bu, langsung masuk-duduk warung dan omong banyak-banyak. Omongannya bernuansa intelektual tinggi, namun bagian-bagian tema-nya tak gathuk-gathuk. Yang aneh pula, membawa buku berjudul, 'Menjadi Enterpreneur'. Pakaian-nya putih, berdasi necis. Pakai jas model seminar resmi. Di dadanya, tertempel sebuah emblem bertuliskan nama dirinya: Drs ..............Msc. Bawa tas hitam. Model tas spt tas-seminar. Terbuat dari kulit asli. Bersepatu model tutup, meling-meling. Ketika diajak ngomong model dialog, ternyata tak jadi. Bisanya monolog. Dus, si bapak berdasi necis itu, bisanya omong sendiri.

Tak berapa lama kemudian, si bapak itu pergi. Juga tnp pamitan. Sesudah kepergiannya, si pemilik warung cerita ttg keanehan si bapak-necis. Semula, dia adalah seorang dosen di sebuah Univ Neg terkenal di Pwkt. Belum lama proses BT dijalaninya. Dalam keluarganya, juga banyak masalah. Nampaknya, dia tak siap menghadap masa BT, dan lalu jadi pension-nan. Menjelang pension dia jadi tak biasa. Alias kewarasannya berkurang banyak. Maka malam-malam, diwarung kopi-pun mau berseminar-ria.

So, lalu memang benar kodrat manusia. Dan juga benar pesan kitab-suci. 'Semua ada waktunya'. Ada waktu lahir, jadi dewasa, jadi tua, mati.
Maka ketika bayi, harus bersiap jadi anak,
Maka ketika anak, harus bersiap jadi dewasa.
Ketika dewasa, harus bersiap jadi tua.
Dan ketika tua, harus siap pula menghadap Yang Maha kuasa.

Terimakasih, masa bayi & anak,
Terimakasih, masa muda,
Terimakasih, masa tua,
Terimakasih, atas anugerah mati.
Ketemu lagi di alam Kemuliaan, p-a-s-c-a kebangkitan.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

Kamis, Desember 18, 2008

(Kader) Bandar Togel

Di suatu siang, sebuah bendera putih dikibarkan di sebuah kampung, di pertengahan kota Pwkt. Bendera putih itu tanda berkabung. Bahwa ada seseorang yang meninggal. Di sekitar rumah banyak orang berkerumun. Sibuk, macem-macem. Ini dan itu, sebagamaina terjadi jika ada layatan. Terdengar pula aneka cerita. Satu sama lain, bertanya dan saling memberi keterangan. Rumah yang berkabung tak jauh letaknya, dengan cafe-cafenan, alias warung wedang langganan. Dus banyak informasi terdengar dari sana-sini. Yang meninggal, sedang dipersiapkan, untuk dimakamkan esok harinya.

Dari itu semua, terketahuilah kisah si peninggal. Seorang muda. Kulit blasteran. Baru sebulan menikah. Keluarga-nya baru saja jadi berita. Terutama karena kepindahan agama yang dianutnya. Dari agama minoritas ke agama mayoritas. Kata orang lalu rajin pula doa-nya. Namun, warna cerita-cerita itu bernada tak mayor, melainkan minor, alias minir. Apa pasal. Ternyata kepindahan agamanya, tak merubah hidup si orang muda jadi lebih cool, lebih baik.

Si orang muda yang meninggal. Baru saja dipanggil Tuhan. Mati. Kejadian peristiwa matinya, di RSU Margn. Dia jatuh ketika hendak ke kamar mandi. Bisa sampai jatuh, karena memaksa diri, alias nekat. Sebenarnya ada larangan-tegas dari dokter, untuk bed-rust, harus tidur di tempat tidur, dan seminimal mungkin gerak. Terutama bagian kepala. Larangannya tegas-kuat, karena kepala baru saja dioperasi. Terpaksa dioperasi karena, menderita gegar otak. Ada pendarahan di otak. Operasi berhasil. Tinggal menjalani proses penyembuhan.

Gegar otak terjadi, karena dia naik sepeda motor, jatuh. Tempat jatuhnya, di jalan ke arah Baturaden. Bisa jatuh karena, hari hujan, di turunan dalam kondisi kesadaran tidak seratus persen. Alias mabok. Baru saja minum minuman keras oplosan. Minum dilakukannya sesudah semalaman main kartu-judi. Katanya, kalah, lalu untuk kompensasi. Memang, sebenarnya tak hanya judi yang disenangi, melainkan juga bertaruh semi penyelenggara nomor judi. Alias to-gel.

Analisis-kritis.
1. Pindah agama
2. Senang main kartu judi
3. Juga penyelenggara togel
4. Semalaman tak tidur
5. Minum alkohol, Mabuk,
6. Nekat bermotor
6 Jatuh dioperasi, harusnya tak banyak gerak.
Nekat berdiri ke kamar mandi. Ketika tak ada yang menunggui.
7. Akhirnya, m-a-t-i. Padahal sebenarnya tak harus segera terjadi.

Kesimpulan:
Mboten wantun mastani................


Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

NB:
Mboten wantun mastani = Tidak berani komentar
To-gel = totohan gelap
Lo-da = Lotre Daerah
Nalo = Nasional lotre, Lotre nasional
TSSB = Tanda sumbangan sosial berhadiah
DSSB = Dana sumbangan sosial berhadiah
SMS = Ketik Reg.nomor sekian-sekian-sekian. Ayo lekas kirim SMS sebanyak-banyaknya, hadiah besar menanti anda.
..........

Selasa, Desember 16, 2008

Eng - Ing - Eng

Di era tahun '80-an, seorang pelawak bernama Ateng, menjadi bintang iklan sebuah merek kendaraan. Kendaraan itu berjenis ringan-sedang, Mereknya, Mitsubhisi. Tipe, Colt T-120. Tiap kali apertensi iklan muncul di TVRI, selalu ada kata-kata: "Colt T-seratus dua puluh, Raja Jalanan. Eng.....Ing......Eng......"

Sayang, kini Ateng telah tiada. Ciri khas saudara pelawak ini, badannya pendek, gemuk. Dulu ada acara di TVRI, tiap minggu siang. Nama mata acaranya, 'Ria Jenaka'. Tokohnya, Semar, Petruk & Gareng, serta Bagong atau Bawor. Ateng berperan sebagai Bagong.

Pelawak Ateng, ber-agama. Agamanya adalah Kristen Roma Katolik. Kendhati sudah tiada, namanya toh tetap melegenda. Dan produk yang ditawarkan-nya--Colt T-120--, masih menghiasi jalan-jalan raya. Kini, ada yang menjulukinya, sebagai raja Material. Karena banyak yang memakai utk angkutan material. Ada pula yang menjulukinya, 'mobil sayur'. Karena kerap pula untuk mengangkut sayur. Yang jelas kendaraan itu memang bandel. Sudah 35 tahun-an sejak dikeluarkannya, sekarang masih banyak yang berperanserta mengangkut barang dan orang di jalan-jalan.

Adalah salah satunya, Colt T-120, Eng-ing-eng, Raja jalanan, ber-plat nomor AB 7892 E. Peng-kemudi-nya, si 'peng-udud '76'. Sudah 7 tahun kendaraan itu di tangan. Banyak kisah yang telah diukirkannya, menyusuri jalan-jalan. Juga jalan kehidupan.

  1. a. Ada saudara, yang ketika melihat mobil itu, naikpun tidak mau. Karena saking buruklah wajahnya.
  2. b. Belum lama, Rm Kemper, melihat mobil itu sedang di-parkir di pinggir taman. Dia ber-komentar, 'Malu-malu-in keuskupan ya.......!' Maklum, dia seorang Eropa. Jadi kalau bilang, gamblang, terus-terang.
  3. c. Belum lama pula, si peng-udud '76 didatangi dan ditinggali kartu nama seseorang. Ternyata si peninggal kartu nama itu seorang pedagang rongsokan.

Memang, tidak indah itu kendaraan wajahnya. Tidak meyakinkan pula performanya. Maka tak mengherankan pula kalau ada yang men-sebutnya, sebagai mobil kaleng krupuk.

Tapi tak di-nyana, jika dibuka lembar sejarahnya. Berliku-liku. Dan..., banyak pula jasanya.
  1. * Terhitung sudah 3 kali, mobil krupuk itu mengangkut ibu yang kepepet segera akan melahirkan.
  2. * Tak terhitung, dan sudah lupa, banyak kali mobil krupuk itu membawa orang-sakit, untuk diobatkan ke rumah sakit. Ada yang sembuh. Beberapa, sudah mati. Pernah pula sampai Sragen, meng-obatkan orang yang patah kaki dhengkul.
  3. * Beberapa kali pula si mobil krupuk, turut meng-urus jenasah. Dan lalu meng-angkut keluarga yang berbela-sungkawa.
  4. * Jalan Tol Ja-go-ra-wi !? Pernah pula si mobil krupuk melintasinya, untuk meng-hantar calon tenaga kerja.
  5. * Karena selalu membawa ganjel & tali. Maka beberapa kali pula, menolong kendaraan lain yang mogok, dengan menariknya.
  6. * Tak ingat lagi berapa kali si mobil krupuk meng-angkut barang-barang bantuan sosial.
Mobil krupuk. Jelek wajahmu. Namun, terimakasih atas jasamu.

Penampilan-luar adalah penting. Namun penting pula penampilan-dalam.
Dalam dunia kecantikan, ada istilah 'Inner beauty'. Ada pula 'Outer beauty'.

Selamat ber
'Outer beauty', sekaligus ber 'inner beauty'.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.


Wasalam:
agt agung pypm

www.lelakuku.blogspot.com

Senin, Desember 15, 2008

Garuda Pancasila.

Garuda Pancasila,
Akulah pendukungmu,
Patriot proklamasi,
Setia berkorban untukmu,
Pancasila Dasar Negara,
Rakyat adil makmur sentosa,
Pribang-pribangsaku,
Ayo maju, maju,
Ayo maju, maju,
Ayo maju, maju,

Itulah teks lagu nasional, yang terekam pada benak si pen-tulis, sejak usia balita sampai klas 5-nan SD. Apa yang keliru ? K-
suwun nali-ti D-W. D-W.

Senin kemaren, seorang petani dari dekat Kdng Banteng, datang ke pastoran gereja. Dia mau ambil biji tanaman
Sambung-Nyowo & Blit merah. Petani itu, salah satu perwakilan dari Banyumas yang ikut kursus pertanian organik di KPTT Salatiga. Agamanya moslem. Disiplin berdo-a. Di rumah berprofesi sebagai petani padi dan petani ikan gurameh. Dari bertani padi & ikannya, dia mampu menyekolahkan anak hingga lulus STM. Juga bisa meng-kredit sepeda motor bebek asli Jepang. Kredit tiga tahunnya, baru saja rampung. Dia bangga dengan hal itu.

Di kamar tamu, kecuali mau ambil bibit juga cerita banyak hal. Yang masih terasa, dia terkesan akan peristiwa kursus angkatan itu. Karena suasananya semarak, meriah bergairah. Tak menjemukan. Bernuansa per-saudara-an. Apalagi diikuti Rm Yitno dr Jatim, yang pintar semi me-lawak.

Kecuali ambil bibit, dia juga mau pinjam VCD ttg pertanian organik. CD itu akan diputarkannya dihadapan kelompok tani dan ibu-ibu PKK. Memang dia luwes dalam hal masa, karena sdh beberapa tahun men-jabat sebagai ketua RT & ketua kelompok tani.

Sesudah kursus, pikirannya terusik untuk lebih maju sebagi petani. Apalagi ketika juga diajak ke Karangpandan, Desa-nya Ki dalang Manteb Sudarsono, Oskadon pancen Oye. Ke salah seorang alumnus KPTT yang sudah jadi wira-usaha. Tak hanya mau di bidang tani & ikan, dia merencanakan buat pupuk & obat hama sendiri. Obat pengusir tikus sudah dicobanya. Dan memang, tikus-tikus pada pergi dari
leng-nya.

Jangka dekat dia berkehendak buat bio-gas, untuk bahan bakar api masak. Seperti dicontohkan padanya, ketika di Sala-3. Sudah kontak sama kawan-kawan pemilik hewan, untuk berhimpun. Pada setuju. Desa dihubunginya, dan bersedia menyediakan sebagian tanah bengkok untuk asrama sapi & kerbau.

Dari pengalaman
stud-band ke Karangpandan, ditawarinya ibu-ibu PKK untuk buat emping jagung. Kini sedang hitung-hitung, untuk buat alat penggilas jagung. Prospek-nya cerah untuk dagang emping jagung, katanya.

Ketika kursus, ada kawan P. Edy, seorang juragan bengkel dari Tangerang. Dia sudah tak pikir duit. Ketika jalan-jalan, Pak Wanto dibelikan beberapa buku, a.l Buku Beternak Belut. Di rumah dipelajarinya ternak belut. Paling simpel dan tak ribet, katanya pula. Dia sudah nyiapkan kotak untuk ternak belut. Bibitnya sedang tanya-tanya, di mana belinya.

Ketika pamit pulang, dia cerita, bisik-bisik, katanya namanya disebut-sebut untuk dikirim ke Thailand. Untuk belajar tani organik.

Semoga para tani jadi mandiri. Dalam hal bibit & pengelolaan. Juga pemasaran.
Seorang pastor amat senior pernah bilang: 'Gereja akan kuat ber-akar, jika sudah sampai pada kalangan tani & nelayan.'

Ayo Maju....... Maju. Ayo Maju........ Maju !. Ayo maju, maju.
Majulah petani kita. Majulah Gereja kita.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com