Jumat, Maret 27, 2009

Coca-cola & Kematian

Selasa lalu, ada undangan untuk bantu mendoakan arwah orang mati. Namanya, Ani Winarti. Dulu dikenal dengan nama Linggodipura. Rumah-nya di Klampok Banjarnegara. Seberangan dengan rumah Pak Gatot, praktisi pertanian organik. Yang datang mendoakan cukup banyak. Dengar sana-sini, ketika dia hidup dikenal sebagai dermawan yang 'enthengan'. Enthengan buat Gereja, juga buat masyarakat.

Tiga minggu sebelumnya, juga diminta untuk mendoakan tetangganya, yang seratus hari dipanggil Tuhan. Ketika berangkat dari Purwokerto melewati rumah-duka Adi Guna. Saat itu, di rumah duka, ada deretan orang mati. Jumlahnya tiga. Masing-masing dimasukkan ke dalam peti.

Menjelang masuk Kota Purbalingga, di sebuah desa, juga terkibar sebuah bendera putih. Dari jalan kelihatan, sekelompok orang mengelilingi jenazah yang siap dikuburkan. Jadi hari itu, tersaksikan 5 peristiwa kematian sekaligus.

Berangkat dari rentetan peristiwa kematian, teringatlah sebuah peristiwa di Purwokerto. Peristiwanya, suatu sore saya mengendarai Trail-mot-nas menuju rumah seorang umat, untuk mendoakan seorang bapak, yang belum lama juga dipanggil Tuhan. Acaranya, misa-arwah. Dalam misa tentu ada homili, kotbah, berkaitan dengan orang mati. Sesudah acara selesai, seorang bapak, meminta teks persiapan kotbah. Inti persiapan kotbah sebenarnya tak istimewa, bertemakan 'Persiapan & Latihan mati': Kematian bisa dilihat dari empat hal: 1). Peristiwanya. 2). Cara menghantarnya. 3). Isi kematian. 4). Memaknai kematian.

1. Peristiwa Kematian.
Orang mati, bisa macem-macem 'dadakan'-nya, 'jalaran-ne', atau penyebabnya. Ada yang karena disambar petir pas mancing. Ada yang kena stroom listrik, pas 'ngethok-i' kayu. Ada pula yang pas mendem, lalu kecelakaan lan-tas. Ada pula yang karena sakit lama. Atau penyebab-penyebab lainnya.


2. Cara orang meng-hantar orang mati, ke alam baka, juga macam-macam ragamnya. Ada yang dikremasi, dibakar, seperti orang-tionghoa dan orang Hindu di Pulau Bali. Ada pula yang dimasukkan peti. Diberi pakaian, persis seperti orang hidup. Ada yang dibiarkan saja, spt di Trunyan Pulau Bali, atau di gua Tanah Toraja.
Bentuk peti juga aneka macem. Ada yang kotak biasa. Ada yang berbentuk perahu warna merah. Dsb-dsb.
Ada yang langsung di-kafan-i. Dibungkus dengan kain lawon. Ada yang langsung dikubur hari itu juga, seperti orang muslim-aliran muhamadiyah. Ada yang ditunggu sampai tiga atau satu minggu, baru dikuburkan.
Ada yang dihiasi dengan bunga-bunga dan wewangian. Ada pula yang tanpa accesori satupun.


3. Penyebab dan cara menghantar orang mati, bisa berbeda-beda. Tergantung daerah, agama, budaya, dsb. Tetapi, ada satu yang selalu sama. Yakni, Siapapun, kapanpun, dimanapun, yang namanya orang-mati, adalah terlepasnya nyawa dari raga. Ini berlaku bagi semua manusia di atas bumi ini. Dus persis slogan minuman ringan ber-merk 'Coca-cola': Siapa saja, di mana saja, kapan saja, minum Coca-cola. Rakyat biasa, pejabat, bintang film, agamawan, penyanyi, seniman, tak terkecuali, mengalami kematian. Dan isi peristiwa mati selalu sama, adalah: berpisahnya jiwa dengan raga.

4. Memaknai kematian. Kematian adalah sebuah realita. Sebuah kenyataan yang tak tertolak. Semua manusia, siapa saja, kapan saja, di mana saja, akan mengalaminya. Namun,

a. Bagi orang katolik, kematian memang merupakan peristiwa pahit.
Terpisah sejarah jasmani selamanya, dengan orang yang dicintai.

b. Namun orang Katolik, orang yang ber-iman.
c. Iman katolik, adalah iman akan kebangkitan. Bukan iman akan
kematian.

d. Kebangkitan itu terjadi di dalam Pribadi Yesus Kristus. Dialah,
satu-satunya manusia yang pertama & utama, mengalami
kebangkitan.

e. Kebangkitan itu, hanya mungkin terjadi karena Yesus bukanlah manusia biasa. Dia, adalah sungguh Allah, sungguh manusia. Allah, yang karena cintanya kpd manusia, lalu menjelma menjadi manusia. Menjelma, dlm bhs Jawa 'manjalma'. Dr kata manjing & jalma. Manjing = masuk. Jalma=manusia. Dus manjalma=manjing ing jalma. Artinya, masuk menjadi manusia. Dalam doa malaikat Tuhan, diistilahkan Sabda menjadi daging. Istilah lain, inkarnasi. In=masuk. Carnum=daging. Masuk, menjadi daging. Itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus. Sungguh Allah, sungguh manusia. Maka dia bisa bangkit. Alam maut tak kuasa atas dirinya. Maut sudah dikalahkan. Dengan kuasa kebangkitan. Inilah peristiwa paskah.
Selamat menyambut Paskah.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: