Suatu malam, sekitar jam 19.00, saya pulang dari sebuah stage, stasi. Di sebuah lapangan pinggir jalan, ada kerumunan orang. Ternyata ada pertunjukan hiburan, orkes musik. Ada musik instrumental yang di-dendangkan. Kemudian ada lagu pop. Kemudian lagi lagu ber-irama rock. Menyusul kemudian lagu-lagu ndhang-dhut. Memang, di bentangan spanduknya, tertulis 'Konser Rock - Ndhang-dut, Puspitaria'. Penontonnya banyak sekali. Tua-muda, laki-perempuan. Dewasa-anak-anak. Ber-gabung jadi satu lapangan. Ada yang melihat dengan berdiri saja. Ada pula yang berjoget-joget, meliuk-meliuk, mengikuti irama musik ndhang-dhut. Saya termasuk penonton yang 'santun'. Alias berdiri saja, tak ikut berjoget. Menikmati suasana, sambil udut rokok 'Sejati'.
Di sebelah saya, ada sepasang pria-wanita, dengan seorang anak usia SD, klas lima-nan. Mereka melihat pertunjukan musik, sambil makan kacang godhog. Komentar-komentar bermunculan dari si perempuan muda, yang nampaknya si Ibu dari anak kecil. Lagu-lagu yang disuguhkan memang macem-macem. Maka tak heran jika si ibu itu banyak komentarnya. Penyanyi-penyanyinya menyanyikan aneka lagu. Antara lain, 'Bang Toyib, Bumi Makin Panas, Terlena, Dhang-dhut, Kucing garong, dsb'. Juga lagu 'Kuda Lumping'. Ketika lagu Kuda-lumping mulai dinyanyikan, si Ibu berkomentar, 'Wus..... lagu saru..! Ayo mulih.....!' Tak lama kemudian mereka bertiga menjauh pergi. Mungkin sungguh pulang. Saya tak segera pulang. Tertarik mendengarkan 'Lagu Saru' tadi. Apa ta yang saru itu ?
Ternyata syair-nya begini:
Ada sebuah permainan, Permainan ngeri sekali.
Orang naik kuda. Tapi kuda bohong, Namanya, kuda lumping.
Anehnya permainan ini. Orangnya bisa lupa diri.
Dia makan rumput. Juga makan kacang. Aduhai ngeri sekali.
Itu kuda-lumping, Kuda-lumping, Kuda-lumping, ..... kesurupan
Itu Kuda-lumping, Kuda-lumping, Kuda-lumping, ......lonca-loncatan.
Awas jangan dekat-dekat. Melihat permainan ini.
Karena akibatnya, bisa berbahaya. Itulah, kuda lumping.
Itu kuda-lumping, kuda-lumping, kuda-lumping, .....?! Ora kathok-an......--(penontonnya )--
Itu kuda-lumping, kuda-lumping, kuda-lumping, .....?! Ora kathok-an.....--(penontonnya )--
Itu kuda-lumping, kuda-lumping, kuda-lumping, .....?! Ora kathok-an.. ...--(penontonnya)-
Dst. Dst.
Tak lama kemudian, pulanglah saya. Penat. Sambil ber-trail-ria, pikiran tergerak mengolah komentar si ibu tadi, dan lirik lagu kuda lumping:
1. Kudanya, adalah kuda-lumping.
2. Kuda bohongan, terbuat dari bambu yang di-anyam.
3. .....Ora kathok-an......
4. Kuda-kudaan, terbuat dari bambu, ora kathokan...!!!!! Apa sing saru...?!
______________________
Saru atau tidak-nya sesuatu, lebih ditentukan oleh pikiran orang yang melihat.
Porno atau tidak-nya sebuah obyek, lebih tergantung dari otak manusia.
Pikiran kotor, apapun jadi kotor.
Pikiran saru, apapun jadi .........
Di sini iman menjadi pengendali
Di sini ajaran agama menjadi filter.
Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com
www.biblestudiescommunity.