Jumat, Oktober 10, 2008

Misteri Iman. Untuk Pak Agus Wahyudi (II).

6 edit Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Suatu kali, saya diminta 'ngunjukaken misa', di sebuah Paroki Jakarta Utara. Menarik, a.l yang mimpin lagu-lagu adalah sang koster sendiri. Aslinya dari Sendangsono, Promasan, Kulonprogo. Mumpuni sekali koster itu. Banyak yang ikut misa berprofesi sbg pedagang. Ada pedagang elektronik. Ada pedagang onderdil. Dsb-dsb.  Karena berkaitan dengan doa arwah, maka saya ajukan tema kotbah, berkisar soal iman, seputar kematian. Saya tanya pada yang ikut misa, 'Apa itu misteri iman......?!.  Lama......  Tak ada yang jawab.

Demikian pula, pertanyaan serupa saya ajukan pada sebuah pertemuan pendalaman agama, di bagian dari Paroki Kroya. Apa yang dimaksud dengan Misteri iman. Persis sama, tak ada yang bisa jawab. Ketika dinamika pembicaraan ttg kata misteri berlangsung, yang kerap muncul, adalah kata misteri dikaitkan dengan rasa medeni, menakutkan, angker, mistis, dsb.

Lalu peserta perayaan ekaristi, saya ajak untuk buka buku kecil merah, 'Tata Perayaan Ekaristi, buku umat'. Terbitan KWI. Hal 52-53. Terutama anamnesis-2. Di bagian-bagian itu ditulis ttg, harapan iman kita, misteri iman kita. Saya ajak mereka baca bersama, secara perlahan-lahan: Misteri Iman Kita: 1. Kristrus telah wafat. 2. Kristus telah bangkit 3. Kristus akan kembali.

Sesudah baca perlahan dua kali, mereka saya tanyai lagi. Apa misteri iman kita, misteri iman katolik ? Mereka langsung jawab. Ada yang keras tegas. Ada yang lirih malu-malu, Kristus telah wafat....., Kristus telah bangkit....., Kristus akan kembali......
Lalu saya tanyai lagi, 'Jelas.....?!'
'J e l a s...!' jawab mereka dengan mantap.

Pak Stefanus Agus Wahyudi. Karena iman-katolik-nya, ia telah menerima, dan lalu mengalami sendiri misteri itu. Misteri Kristus: telah wafat 9 Oktober 2008 yang lalu. Bangkit bersama Kristus. Akan kembali bersama Kristus.
Alm. Rm Tom Jakob SJ, memakai istilah, karena iman kita, kita itu membonceng Kristus, menuju kemuliaan.
Selamat jalan Pak Agus Wahyudi Stefanus.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: