Di dekat perempatan Buntu, Banyumas, ada sebuah Pom-bensin. Pompa-bensin pendistributor BBM Pertamina itu milik seorang juragan. Juragan itu mempunyai beberapa pom-bensin lain di beberapa tempat. Berlokasi di beberapa kota. Kecuali alat usaha itu, dia mempunyai beberapa rumah. Ada yang besar. Ada yang kecil. Dia sendiri dengan istri tercintanya, memilih tinggal di salah satu rumah yang kecil. Salah satu rumah yang besar malah dibiarkan kosong melompong. Terlantar tak ditempatinya.
Keculi jualan bensin, pom itu juga jualan olie, serta pula jualan gas LPG. Suatu hari, istri juragan pom-bensin & LPG ini, hendak memasak di dapur. Tentu, bahan bakar untuk tungkunya memakai gas LPG. Sebagaimana kita tahu, menyalakan kompor gas LPG adalah dengan memutar tombol putar. Biasanya dengan diputar ke arah kiri: 'Ceklek. Ceklek'. Kemudian disusul suara dan kemunculan api, 'wussssss....'. Bisa disetel ukurannya. Api besar, apa api kecil. Tergantung kebutuhan.
Ceklek pertama, biasanya kompor gas bisa langsung nyala. Kalau tak berhasil, diulangi ceklek yang kedua, dst. Bila ceklak-ceklek, alias pemutaran berulangkali, biasanya ada masalah. Entah di kompornya, entah di slang-nya, entah di otomatisnya.
Karena berdiam di rumah yang kecil, maka dapurnya juga kecil. Di dapur yang kecil itu, si istri juragan menyalakan kompor gasnya. Ceklek pertama, tak nyala. Diulangi. Ceklek kedua, tak nyala juga. Lalu ditinggal pergi untuk urusan lain. Tak lama kemudian dia coba nyalakan lagi kompor itu. Untuk yang ketiga, ceklek. Apa yang terjadi. Begitu ceklek selesai, langsung api menyambar tak hanya di bagian tungku kompor, malainkan menyambar tubuh sang istri juragan tadi. Wanita itu menjerit, tapi sayang jeritan kasep: Tubuhnya tersambar api gas LPG. Kulitnya mengelupas-mengelupas. Si wanita juragan itu t e r b a k a r. Mengalami luka bakar, di atas 50%.
Ternyata, ketika ditinggal pergi sebentar, gas dari tabung tetap keluar, secara tak konangan. Karena ruang dapur kecil, gas itu menyebar & memenuhi ruang dapur yang kecil itu. Begitu ada percikan api, langsunglah terbakar seluruh ruangan. Termasuk tubuh si ibu juragan tadi.
Karena luka bakarnya, si ibu juragan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Karena dinilai lukanya amat serius. Dirujuk ke RS yang lebih besar, Panti-Rapih, Yogyakarta. Tapi apa daya. Manusia ber-usaha, Tuhan menentukan. Tak lebih dari dua minggu di Rumah sakit, si Ibu juragan menghembuskan napasnya yang terakhir. Dia meninggal dunia.
-----------------------
Orang kudus, St Ignatius, dalam Lat. Rohani, artikel 23, menegaskan:
- * 'Manusia diciptakan untuk memuji Allah Tuhan Kita, dan dengan itu
- menyelamatkan jiwanya.
* Ciptaan lain, di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk - mengejar tujuan ia diciptakan.
* Karena itu manusia harus mempergunakannya, sejauh itu menolong untuk - mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut,
- sejauh itu merintangi dirinya.
Dus, ternyata:
Pom-bensin untuk memuji Allah
Rumah untuk memuji Allah,
Kompor Gas, untuk memuji Allah
Tabung LPG, untuk memuji Allah
Gas LPG, untuk memuji Allah.
Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Yg pernah nginap di Pom-bensin.
Krn kehujanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar