Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu- rahayu.
Masih tentang Tante Muria, klien dampingannya Sr Mkl, istri juragan Batik Lasem. Dalam upaya-nya menarik lurus kembali suaminya, yang jatuh mendem taruhan judi sepakbola, Tante Muria sempat stress berkepanjangan. Dalam masa stress, aneka macam perasaan berkecamuk, sedih, mangkel, anyel, dhendam, bingung, putus-asa, dsb. Tak urung juga Tante Muria sempat gelap mata. Nekat. Prinsip kuatnya muncul. Prinsip kuat itu, berupa sikap, 'jika suaminya menghabiskan harta di pasar taruhan-judi--yang berarti itu tindakan negatif, dia juga akan meng-obral hartanya untuk kebaikan--yang penting ada artinya. Dus, menurutnya, positif.
Memang sungguh terjadi, dia jadi loma, murah-hati, banyak menyumbang untuk orang-orang tak mampu. Hasil produk batiknya, a.l. berupa stola, kasula bermotif batik Lasem, dia berikan pada pastor-pastor kenalannya. Juga souvenir-souvenir batik yang lain. Padahal, satu set stola-kasula, tak kurang harganya 500 ribu. Itu diberikannya, secara gratis, tis, tis alias tak bayar. Tapi ya, itu, bener ning ora pener. Manfaat tapi tak tepat. Akhirnya, harta-asetnya- pun makin lama makin habis. Keluarga jadi k-a-c-a-u--- b-a-l-a-u. Keluarga hancur, tergerogoti dari dua pihak, pihak suami maupun pihak istri.
Padha akhir babak, keluarga itu memang kacau, dan hancur. Mengapa itu terjadi, bisa ditebak. Tak lain dan tak bukan, si suami bersikap dan bertindak sak-geleme dhewe. Cari untung ning ora petung. Si istri juga lalu nekad, berbuat kebaikan bermodalkan dhen-dham. Maka ter-amal-kanlah hukum lama: Mata ganti mata, Gigi ganti gigi. Out-put-nya, remuk kabeh.
Di kawasan Jawa Timur, ada tradisi Carok. Sebuah kebiasaan, jika terjadi perseteruan, entah antar keluarga, entah antar kelompok, jika ada korban nyawa melayang di salah satu pihak, pihak yang lain juga harus kehilangan nyawa dalam jumlah yang sama. Nyawa 3, dibalas 3. Nyawa 7, dibalas nyawa 7. Dst.
Di kawasan, Cilacap ada seorang pria, asli Sum-sel, sesudah keluar dari LP, tak mau kembali ke tempat asal. Alasannya, jika pulang, dia akan dihabisi oleh pihak 'lawan' yang pernah dibunuhnya. Di beberapa daerah lain, kebiasaan ini masih terjadi, dhendam-balas dhendham.
BTW, Mata ganti mata, Gigi ganti gigi adalah hukum Perjanjian Lama. Hukum itu bersifat destruktif, merusak. Supaya tidak semakin rusak, hadirlah Yesus Kristus, membawa hukum baru: Hukum k-a-s-i-h.
Yang bersifat konstruktif:
'Cintailah sesamamu. Cintailah musuh-musuhmu. ! Demikian, pesan Kitab-Suci.
Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku. blogspot. com
www.biblestudiescom munities. blogspot. com
Selasa, Oktober 21, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar