Sebagaimana di Kroya, hampir tiap kali, entah jeep, entah trail-mot-nas, keluar pastoran. A.l untuk berkunjung ke umat-umat Allah. Sebuah sore, trail-mot-nas menuju lorong-lorong lingkungan 15. Menuju ke rumah salah seorang aktivis paroki. Harus pelan-pelan, mengingat kondisi ban-depan motor itu sudah gundhul. Maklum 5 tahun operasional, belum pernah diganti.
Sampai di rumah aktivis, cerita-cerita. Banyak hal diceritakan. Termasuk pengalaman, sampai jadi Katolik,-aktivis lagi. Mengesan dan mengharukan. Untuk jadi pengikut Kristus harus di-jothak oleh keluarga besarnya. Sampai-sampai pada sebuah reuni keluarga idul-fitrinan, si umat harus menggebrak meja. Berhubung ada saudaranya yang mempersoalkan ke-ikutsertaan-nya meng-imani Yesus Kristus.
Satu setengah jam lebih, peristiwa ber-kunjung selesai. Pamit. Pas pamit, tuan rumah melihat bahwa ban depan trail-mot-nas gundhul. Melihat ke-gundhul-an ban, tergeraklah hatinya. Ternyata, dia dahulu seorang penggemar, moto-cross. Pernah punya motor semacam -trail-mot-nas. Namun sudah dijual, karena rusak dipinjam balapan oleh kawan. Ketika belum rusak, pernah ikut turnamen. Dalam turnamen cros-cross-an, dia menang. Hadiahnya, dikalungi sepasang ban. Karena mangkel, motor kesayangannya dijual, maka ban hadiah-pun nganggur di garasi.
Karena hati yang tergerak, semangat teologis compasion-nya, muncul. Diberikanlah sepasang ban trail kepada pemegang trail-mot-nas. Pulang-pun berkalung sepasang ban gratisan. Dus peristiwa kunjungan, berjudul "Hobi senang--, berbuah manfaat untuk pelayanan". L u m a y a n......
Esok hari, demi keselamatan, trail-mot-naspun ke ITB langganan. Ban depan diganti. Terasa lebih nempel di aspal. Harapan lebih terjamin berkendaraan. Mau pulang, bayar ITB. Karena masih pagi, belum punya jujul. Repot.
Pemecahan kerepotan, pamit dulu beli bensin agar uang gedhe jadi receh. Untuk bayar pasang ban.
Habis dari pom-bensin, balik ke ITB, bayar hutang. Jalan bermotor pelan-pelan, sambil pikir hutang. Tiba-tiba, dikejar sebuah motor tak dikenal. Priiiiiiiiiiiiiiit. Ternyata polisi. Jebule, salah jalur. Dus ke-chekel polisi.
Dalam hidup memang banyak urusan. Kadang-kadang letih terasa pikiran.
Seorang kawan di Jkt, pernah cerita, dia kerap di jalan ngerem mendhadhak. karena ada orang ngalamun di jalanan.
Rm Carolus OMI pernah berkotbah tentang pentingnya, 'Konsentrasi' dalam hidup ber-iman. Agar hidup moral tak ter-pecah-belah.
Seorang filsuf beri kuliah, kita hidup dalam sekarang. Sekarang adalah muara dari hari kemaren. Dan pro-yeksi dari yang akan datang. Hidup kita bersifat sekarang & 'sini - kini'.
Selamat menikmati hidup, hari ini. Di sini & kini.
Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com
NB:
ITB = Institut tambal ban
Jothak = tak bertegur sapa
Ketjekel = tertangkap
mangkel = jengkel
Jujul = uang kembalian
Sabtu, Desember 06, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar