Kamis 1 Des '08, Kijang-dinas meluncur ke Adiguna, untuk meng-hantarkan penutupan peti seorang anak, yang dipanggil tuhan karena kecelakaan Sepedamotor. Usianya masih amat muda, 16 tahun. Kelasnya, masih II SMU. Di Smu Brdr Pwkt. Orangtuanya menangis-nangis tak henti, karena ditinggal anak kesayangan. Apaboleh buat, kehendak Tuhan punya skenario tersendiri. Padahal, kendaraan baru 3 bulan dibelikan oleh orangtuanya. Orang mati mendadak, homili atau kotbahnya sulit. Agar tak meng-awang-awang, sebelum upacara, dengarkan cerita-berita sana-sini, seputar peristiwa kecelakaan. Dari beberapa cerita, ter-rekonstruksi-lah duduk-mula-duduk-perkara, mengapa anak bisa tewas karena kecelakaan. Siang hari sekitar pukul 14-san, dua anak bermotor melintas di jalan dekat SMPN-5. Jalannya halus dan lurus, menarik untuk balap-balap-an. Menurut penjual koran setempat, lintasan itu memang kerap untuk trek-trek-an.Siang itu, mereka berdua memang berkegiatan banter-banteran. Druuuuuuuuung....Druuuuuuuuuung. Druuuuuuuuuuuuuuuuung, kata si penjual korang. Suaranya memekakkan telinga. Dan itu sudah biasa. Lintasan banter-banteran memang bukan sirkuit. Malah sebenarnya agak sempit. Agak ramai lagi, karena jalan umum. Ada pula lampu merahnya. Siang itu, ketika mereka banter-banteran, salib-menyalib, muncullah sebuah truk dari arah berlawanan. Untuk menghindari tabrakan dengan truk, dibantinglah stang motor ke arah kiri, sedikit agak zid-zak. Biasanya tindakan kayak gitu, tak perkara. Karena pembalap amatiran sudah mahir-mahir ber-zig-zag-ria. Namun apes. Ketika stang-stir dibanting ke kiri, malah nyangkol di kendaraan kawan -rival banter-banteran-nya. Akhirnya, kedua kendaraan-racing-amatiran-pun jatuh keslorok. Sepedamotor, si-anak menabrak tembok pembatas sebuah bengkel dekat salon. Brukkkk...... Setelah bruk, badan si anak terpental ke udara. Ketika di udara, helm-nya terlepas. Bisa terlepas, karena kancing-helm tak dipasangkannya. Akibatnya, kepala si anak-banter-pun jatuh ke aspal.... Prukkkkkk. Kepala anak itu retak-pecah seketika. Si penjual koran lari, turut mengangkat tubuh si anak banter. Dia bilang-bersaksi, ketika di tangannya, bagian tubuh bawah sudah tak berdenyut nadi. Bag dada masih kenyut-kenyut. Tapi ketika dibawa mobil, sudah tak terlihat gerakan-gerakan itu. Yang jelas anak itu, mati. Dimasukkan peti. Didoakan. Ditangisi tak habis-habis. Apes-ludes-ngenes. Tak lama sesudah itu, ketemu dengan seorang guru-nya. Dia cerita, belakangan ini dia kehilangan tiga murid. Kecuali yang meninggal ter-akhir ini, sebelumnya, 1. Seorang siswa, dari Pwkt ke Yogya, mengantar kawannya ke bandara Yogya, untuk pergi ke Sulawesi. PP. Pergi-Pulang langsung Pwkt-YK, YK-Pwkt. Di jalan lurus Kota Wates, ada jalan mulus lurus. Tapi ada bagian tak bebas pandang karena tikungan. Dan ada pula garis tak-putusnya. Rupanya, si anak tak hapal kondisi jalan lurus itu, Presssssssssss. Terjadilah tabrak-an. Si anak tewas, tanpa saksi. Orang tua, seorang Dosen Univ terkenal di Pwkt, nangis tiada henti. Anak sudah diperingatkan, tapi tak nuruti. 2. Belum lama juga sebelumnya, anak asal Mjng, mengendarai motor. Di jalan sekitar Lumbir. Jalan berkelok-kelok. Naik-turun. Turun-naik. Karena memang daerah gunung-gunung. Ketika itu, berkehendak bermotor banter, menyalib di tikungan. Brussssssssss. Kecelakaan terjadi. Si anak tewas, tak lama kemudian. Malam hari, angin sepoi. Terasa ada gelagat arwah menggapai-nggapai. Karena hal itu, esok hari trail-mot-nas-pun meluncur ke lokasi, jalan lurus-halus dekat SMPn-5. Berdoa di tempat. Duduk sambil udud di bawah pohon milik Pak Haji. Pikiran melayang, mengapa kecelakaan-kecelakaan itu mesti terjadi. .........Lalu ingat, trail-motnas pernah melintas jalan-jalan sekitar, Pwkt-Yogya-Solo-Smg-Tegal- Brebes-Karawang-Jakarta- Bandung-Tasik-Majenang-Wangon. Selama itu pula belum pernah ngalami kecelakaan yang berarti, karena... Karena sangunya. Sangu-nya adalah, hati-hati: Perhatikan hukum, perhatikan kepentingan umum. Dan, itu semua digarisbawahi oleh spanduk Peringatan dari Pol-Res yang terpasang di atas jalan: Kecelakaan Bermula dari Pelanggaran. Orang ber-iman sudah seharusnya berlaku tidak-pelanggar-an. Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu. Wasalam: -agt agung pypm- www.lelakuku.blogspot.com NB: Udud = merokok Banter = cepat Trail-mot-nas = motor trail dinas |
Senin, Desember 08, 2008
Ke - Djungkel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar