
Karena udara panas, baju basah keringatan, maka kancing ter-atas dibuka. Kaca mata dilepas, ditaruh di atas kepala. Untuk nyeka keringat dipakailah handuk kecil. Agar praktis, tak tak tiap kali memasukkannya ke dalam saku, lalu ditaruh di atas bahu kanan.
Karena dhengkul baru luka, celana panjang-pun dilinting sebelah, agar tak mengganggu penyembuhan kaki yang luka. Angin sepoi terasa segar. Rileks. Dudukpun dinikmati, dengan gaya jegang.
Ketika sedang berleyeh-leyeh ria, melintas tiga orang anak SMP-nan. Mereka bawa bungkus-bungkusan plastik hitam. Salah seorang mendekat ke 'peng-udud rokok '76'. Lalu bilang,
+ 'Pak....., niki purun....!?',
* Napa dhik...niku ?
+ Daging qurban...
- 'Ooooo. Purun banget...!'
Tas hitam kecilpun berpindah tangan dari si donatur, anak SMP-nan, kepada 'si peng-udud '76'. Habis itu lalu jabatan tangan. Ucapan terimaksih juga dihaturkan.
Masuk warung dibukak itu tas hitam. Ternyata, isinya daging hewan korban. Dus, L-u-m-a-y-a-n.
Dirasa badan fres lagi, mau pulang, dan lalu bayar wedang. Habis bayar, cerita-setengah-tanya pada si pemilik warung wedang, 'niki kok inyong diparingi daging kayak niki pripun nggih bu.....?!'
- Sing maringi sinten !
* Niku lare SMP, ngajeng niku..
- Oooo. Niku daging korban. Sekolah niku nembe nyembelih sapi korban. Hasile, lhe urunan.
* Kok kula kebagian niki ?
- Sebagian daging pancen disumbangna maring uwong-uwong dhuafa.
* Dadi inyong kiye, termasuk dhuafa nggih....?
- Lha sampeyan penampilan-ne kados bakul-krupuk ngaten kok....!
Pulang, sambil mensetir kendaraan Colt T-120, eng-ing-eng, tak-pikir-tak-bayangke diri sendiri: Jebule performa, alias penampilan-ne persis seperti bakul krupuk betulan.
Memang, orang bisa tertipu oleh penampilan seseorang.
Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com
NB:
Wedang = minuman
Bakul = pedagang
Krupuk = makanan ringan
Inyong = saya
Lare = anak
Jegang = model duduk. Satu telapak kaki di atas kursi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar