Selasa, Desember 23, 2008

P o l i t i k



Di Kampunglaut pernah ada pemilihan kepala desa. Metode pilihnya, langsung, seperti pemilu presiden kini. Muncul beberapa calon. Salah satunya, anggota umat. Ketika masa-masa kampanye, --yang sudah didahului kampanye ber-curi start--, si anggota umat menyatakan diri ber-ganti keyakinan iman. Alias pindah agama. Dari agama minoritas ke mayoritas, Dengan harapan akan terpilih sebagai kepala desa.

Suatu kesempatan pula diselenggarakan sebuah sarasehan iman. Tema-nya keadilan & perdamaian. Dalam bincang-bincang ttg iman yang me-masyarakat, ditanyakan oleh seseorang umat yang hadir, 'Apa itu politik ?' Atas pertanyaan itu, saya jawab begini:

Politik, bisa diartikan dalam dua arti. Pertama, politik dalam arti luas. Kedua, politik dalam arti sempit.
  • 1. Politik dalam arti luas, adalah kegiatan manusia dalam upaya ambil bagian membangun hidup bersama. Hidup bersama, yang adil, makmur, damai, sejahtera lahir-batin.Hidup bersama itu bisa tingkat RT, RW, Kalurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, atau tingkat nasional sebagai Negara.
  • 2. Politik dalam arti sempit, adalah kegiatan manusia dalam upaya mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Tingkatnya, bisa bermacam-macam, seperti tersebut di atas.
Jadi pemilu kepala desa y.a.d ini termasuk kegitan politik. Arti luas, iya. Arti sempit, iya juga. Jadi panjenengan, umat Kampunglaut ini sedang berkegitan politik. Alias ber-politik. Jadi jenengan-jenengan itu para politikus. Berperan, dalam hidup bersama. Mengampil pilihan dalam membangun hidup bersama. Memilih sendiri pimpinannya. Pemimpin Desa. Semua meng-ambil keputusan. Terserah, siapa pilihan sampeyan.'

Pada bagian akhir sarasehan, umat yang hadir saya ajak meng-ulang definisi politik itu, sampai kuranglebih hapal. Dan supaya ngomongke itu kepada saudara-saudaranya, di setiap kegiatan.
'Politik dalam arti luas adalah .....................'
'Politik dalam arti sempit adalah........................'
' ............'

Pada kedatangan saya ke stasi itu berikutnya, ada yang laporan bahwa anggota umat yang mencalonkan diri untuk jadi kepala Desa, tidak terpilih.'Woooowwww', reaksi spontan. Dan... Tentu, bukan karena pertama-tama & ter-utama akibat definisi saya yang diulang-ulang. Seorang anggota umat beri komentar: 'Tiwas direwangi pindhah agama, wurung dadi kepala Desa.....'

Agama memang bisa ber-bahaya, jika dijadikan komoditas politik. Karena dalam agama ada iman. Dalam iman ada Roh. Dan Roh itu adalah Roh Allah. Tak baik bermain-main dengan agama. Dan juga iman.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

www.lelakuku.blogspot.com

NB:
Wurung = Tidak jadi, gagal, batal
Direwangi = dikorbani,

Tidak ada komentar: