Suatu siang Trial-mot-nas berhenti di sebuah warung pecel tepian sawah. Disebut warung pecel karena menu utamanya, memang pecel. Minumannya aneka macam: Teh panas, teh dingin, kopi ireng, Es-teh, dan es-es yang lain. Yang tak ada, Es-panas.
Pesanlah seporsi pecel. Bukan karena ingin makannya, tapi demi sosialitas. Sebagai media srawung. Demikianpun kopi ireng.
Habis berpecel dan ber-kopi-ria, omong ngalor dan ngidul, dengan pemilik warung. Dan dengan pula pembeli-pembeli yang lain. Tema-nya, tentang perampokan warung-warung ndesa. Yang lagi hangat, perampokan seorang bakul krupuk asli Ciamis, oleh preman lokal.
Ketika tengah asyik ber-omong-ria, datanglah seorang Bapak, berpenampilan wibawa. Ternyata dia pemilik toko kelonthong di pojok desa. Dan tak ternyana pula ber-semi profesi sebagai 'Ustadz'. Kerap memberi ceramah agama di berbagai tempat. Pakai kaos singlet. Basah karena cucuran keringat. Memang udara siang itu tengah terasa panas terik. Apalagi, baru saja njerengi gabah, di tepian jalan. Hasil panen kemarin.
Karena 'panas', sapaan, say hello, yang disampaikan adalah, 'Kepanasan Pak.......!?'
- 'Ya', Jawabnya. 'Inilah, garagara efek rumah kaca', terusnya dengan 'Pe-De' bin wibawa.
* Seorang pembeli kopi lain menyambung tanya, 'rumah kaca' niku kados napa pak ?'
+ Pak berkaos singlet, menjawab, 'Sing dimaksud efek rumah kaca itu, udara, utawa hawa panas,--kayak awan kiyi--. Disebabna akehing uwong sing mbangun omah nganggo kaca...!'
-'Oooo...., Lha pripun, napa yen gawe omah terus boten entuk nganggo kaca..? Tanyanya, lagi.
+ 'Lha mesthine ya ngono..... Nyong ta uwis ngomong bola-bali bab kuwi, ana ing peng-ngaji-an-pengaji-an. Yen bangun omah, aja akeh-akeh nganggo kaca'.
Kebetulan saat itu, di tas-cangklong-hitam, membawa koran Kompas edisi kemarin. Tema-nya, tentang 'global warming', pemanasan global. Diuraikan artikel tentang pemanasan global.
Ada pula bagan-bagan-nya. Koran itu saya keluarkan, lalu disodorkan pada Pad Ustadz. Sambil berkata:
- 'Nyuwun sewu, kadose 'Efek rumah kaca' tegese mboten ngaten lho pak !. Kebetulan niki onten artikele, niki...!'
- Pak Ustadz lalu baca artikel singkat. 'Efek rumah kaca', adalah situasi bumi yang naik suhunya, menjadi semakin panas, akibat energi panas matahari yang masuk ke bumi, mestinya terpantul lepas ke angkasa luar, terhambat atau terhalang oleh sebuah lapisan ozone yang makin menebal. Lapisan itu terbentuk sebagai akibat polusi, semakin banyak pembakaran yang menghasilkan gas CO2.
+ Bapak berkaos oblong, lalu bilang, 'O....., Dados pengertian kula boten tepat nggh dhik...!!?'
+ 'Kadose ngaten lho pak.'
Orang bijak, adalah orang yang terbuka
atas pengertian baru,
atas ajaran baru,
atas data baru,
atas kebenaran baru,
kebenaran yang o-ten-tik.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Rabu, Januari 28, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar