Hampir di tiap kota, kini sepedamotor demikian banyaknya. Hal itu tak lepas dengan semakin mudahnya orang memiliki sepedamotor. Ya. Berkat munculnya lembaga-lembaga pembiayaan, lembaga pengkreditan.
Suatu kali ban dalam sepedamotor gembos. Bag. pentilnya ucul. Lalu angin habis dengan cepatnya. Maka pergilah ke ITB. Di ITB, berbarengan pula dengan seorang bapak-guru SMU-N Pwkt. Kebetulan ban belakangnya, juga gembos. Dus sesama orang gembos, jadi saling bersaudara.
Sambil menunggu perbaikan ban-gembos, Pak Guru ber-ceritera. Motor yang gembos adalah yang ketiga, dia miliki. Semuanya, dimiliki lewat sistem kredit. Yang pertama, lancar. Yang ketiga, juga lancar. Yang kedua, yang ada masalah. Motornya terpaksa ditarik oleh leasing, gara-gara ada ganjelan di pembiayaan. Dari pengalamannya berkredit-ria, dia lalu sedikit banyak tahu liku-liku orang meng-kredit dan ber-kredit sepedamotor.
Mau punya motor baru, kini tanpa uang-muka-pun, orang bisa bawa pulang sepedamotor baru, dari toko. Kesulitan jaminan. Tak usah pakai jaminan. Banyak cara, banyak metoda yang ditawarkan. Ada sistem bayar bulanan. Ada pula sistem bayar harian. Per hari, bisa bayar sepuluh-ribuan, atau limabelas-ribuan. Praktis, simpel, tak berthele-thele. Tak ribet, tak ruwet.
Lalu....!
Lalu bagaimana jika kreditnya macet, atau gagal bayar. Tak usah bingung. Debt-colector, atau penagih motor siap mengambil motor setiap waktu. Untuk ditarik. Ditarik kemana ? Tak ke dealer, tapi ke lembaga-leasing, lembaga pembiayaan.
1. Yang kerap terjadi, kredit macet sesudah bayar ke sekian kali. Nunggak dua atau tiga kali, motor diambil petugas kredit. Selesai perkara.
2. Namun kadang pula, terjadi tarik ulur. Si pengkredit tak rela, jika motor ditarik dengan semena-mena. Bayar kreditnya, baru molor tak terlalu lama, tak seberapa, sudah diambil begitu saja.
2a. Di desa dekat Karangpucung, pernah terjadi, motor kreditan macet, akan ditarik debt kolektor. Karena tak rela, si debt-colector diteriaki maling. Lalu dipukuli oleh masa ber-ramai-ramai. Untung ada polisi segera datang. Nyawanya bisa diselamatkan.
2b. Di sebuah ujung Kampung laut. Pernah terjadi tarik ulur motor. Kredit macet beberapa bulan. Si debt-colector datang, mau ambil. Si pengkredit, tak rela. Terjadi rebutan. Ramai. Dua-duanya emosi. Tak terkontrol. Banyak tetangga datang. Ngompori, mem-provokasi. Nalar sehat, tak berfungsi. Motor-kreditan dibakar di tepian desa.
3. Pak Guru SMA-N juga cerita, pernah ada petugas lembaga biaya kredit. Menghubungi dirinya. Mohon tolong dicarikan pengkredit baru sepedamotor. Sebanyak-banyaknya. Siapa saja. Lantas, bagaimana jika macet ?!. Tak soal, kata si petugas kredit. Sesudah angsuran kesekian kali, bisa ditarik. Dan itu memang maksudnya. Why. Kenapa. Pak Guru SMA-N, lalu jadi tahu, dengan sistem begitu, lembaga biaya kredit sudah untung. Apalagi jika jumlah yang macet banyak. Wooow.... ternyata urik juga. Motor kreditan, dibeli dari dealer 'cash' sistem bayarnya. Kredit angsuran, adalah urusan lembaga biaya, alias perush. leasing. Begitu ternyata pola kerjanya.
3a. Di sebuah pangkalan ojek, terdapat sekumpulan tukang ojeg. Sambil menunggu penumpang, saling sharing, saling tanya. Cara mendapatkan motor selalu bagus untuk ngojeg. Ternyata, sistem cerdik mereka: Ambil kredit sepedamotor baru. Tanpa uang muka, tanpa jaminan. Dioperasikan sebagai motor ojek. Sesudah sekian kali angsur, dimacetkan bayar kreditnya. Biar saja ditarik oleh debt-colector. Gimana, nanti rugi. Tak usah kawatir. Sebelum dibuat gagal bayar, jeroan mesin diganti dengan parts motor buatan china. Untung, sama untung. Rugi, sama rugi.
Lalu gimana ngojeknya nanti. Tak usah kawatir pula. Ambil kredit lagi motor baru di lembaga lain. Masih untung dua kali, jeroan motor lama dan makai motor baru lagi.
3b. Di desa dekat Jeruklagi, ada seorang sopir truk tanki. Ambil kredit motor, baru kinyis-kinyis. Dipakai jalan-jalan. Diparkir di tepian desa. Untuk sesaat saja ditinggal pergi. Weladalah.... sekejap saja motor itu tak ada. Diembat pencuri.
Dicari-cari. Termasuk ke orang pintar. Sesumbar pada orang-orang, tak sampai 2 minggu, motor kembali. Tapi ternyata hampir 4 minggu juga kabar motor tak ditemui. Si Pak sopir lalu. Lalu ditemukan bunuh diri.
Licik dibalas licik. Urik dibalas urik.
Bagaimanapun adalah hukum perjanjian lama.
Balas membalas.
Syalom. Wilujeng ber-akhir pekan. Rahayu.
Wasalam:
-agt. agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com
Jumat, Januari 09, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar