Senin, Januari 12, 2009

Cak Yan

Siapakah Cak Yan. Cak Yan adalah -dulunya- warga Desa Karang-Lho. Kab. Banyumas. Profesi semula adalah seorang sopir, antar kota- antar propinsi non bis. Entah siang, entah malam, jika ada tugas dia berangkat. Tentu berangkat menyopir. Meng-hantar barang atau orang.

Suatu malam, Cak Yan dalam perjalanan antar kota. Tak begitu ingat penyebab apa, asal-muasal perkaranya, di sebuah jalan dia menabrak seseorang. Tak hanya luka, orang yang tertabrak tewas seketika. Peristiwanya, di tempat gelap dan sepi. Tak ada orang lain satupun. So tak ada yang jadi saksi. Habis men-tabrak, dia jadi bingung ling-lung. Mobil dihentikan. Mayat lalu ditutupi dengan daun pisang. Lalu di hidupkan mesin kendaraan lagi, meneruskan perjalanan.

Dalam meneruskan perjalanan, dia tak lapor polisi. Juga tak lapor sama juragannya. Alasaan sesaat yang dia pakai dasar logika, adalah tak ingin terlibat perkara. Dan juga karena tak ada dana. Lama sesudah peristiwa pen-tabrakan itu, tak ada kabar apa-apa. Cak Yan selamat, tak masuk penjara.

Tapi pasal-pasal masalah terjadi di dalam dinamika hidupnya. Tak lama sesudah itu, kadang-kadang dia di-nampaki gelagat bayang-bayang seseorang. Bayang-bayang itu tak lain, orang yang pernah tewas ditabraknya. Tak hanya sekali penampakan itu terjadi. Tapi ber-ulangkali.

Dari hari ke hari, makin tak tenang hidupnya. Maka lalu bertekadlah dia pindah haluan. Haluan profesi. Sebagai sopir ditinggalkannya. Beralih menjadi tukang becak. Maksud pikirnya, agar jadi lebih tenang, lebih tentram. Tapi itupun tak sedamai yang dibayangkannya. Gelagat bayangan kemunculan seseorang masih muncul. Juga pernah dapat penumpang becak. Seorang wanita. Ternyata itu penumpang misterius. Tawar becak. Diantar. Turun di suatu tempat. Tiba-tiba hilang misterius. Hidupnya, jadi kerap ketakutan. Pada salah seorang kawannya, dia cerita, bahwa 'Sedang dikejar arwah'. Arwah orang mati. Mati karena tewas tertabrak oleh mobil yang disopirinya.

Pada sebuah siang, Cak Yan duduk relaks di bawah sebuah pohon. Jagongan dengan kawannya. Menunggu penumpang becak. Cari nafkah, cari rezeki. Rezeki pengganti. Yang semula sopir. Lalu jadi pengayuh becak. Tak ada angin, tak ada halilintar. Ngobrol sama kawan. Berhenti omong sebentar. Tak ada gelagat, tak ada firasat. Cak Yan menghembuskan nafas ter-akhirnya secara tiba-tiba. Kawannya bilang, mati-ne ngalemi.

Seorang teolog pernah berkata, 'Kematian itu datangnya seperti orang ronda malam.'
Di sana sikap ber-jaga-jaga, ber-siaga. Di sana, ada peristiwa yang kerap tak terduga.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: