Senin, Januari 05, 2009

Bal - bal - an

Ada kata 'terlalu' dalam Bahasa Indonesia. Kata itu untuk men-sifatkan sesuatu. Entah keadaan, entah tindakan. Atau yang lainnya. Maka ada lagu yang berjudul, 'Sedang-sedang Saja'. 'Terlalu ..... jangan! Terlalu......Jangan!. Yang sedang-sedang saja........' N. So. On.

Terlalu, mengandung makna pula, 'over'. Sesuatu yang berlebih. Sehingga berat-sebelah. Jadi tak normal. Jadi tak imbang. Jadi tak nyaman. Maka munculah kemudian, kata turunannya, 'keterlaluan'. So terkadang pula lalu ada pernyataan, 'Orang itu terlalu sekali kelakuannya. ' Atau, 'perlilaku-nya sudah keterlaluan'.

1. Di sebuah tepian sungai Serayu, pernah terjadi sebuah tebing besar longsor. Akibatnya, jalan raya terancam. Rumah-rumah juga terancam.
Untuk mencegahnya, pemerintah provinsi mengatasinya, dengan dibuat tanggul beton. Untuk itu didatangkanlah alat-berat, 'crane' jenisnya. Berat dan mahal tentu saja. Mestinya, penduduk menjadi senang, karena akan menyelamatkan rumah & kampungnya. Tapi apa yang terjadi, sore hari alat berat itu datang, esok harinya ditemukan, 'accunya'-nya sudah tak ada. Alias dicolong maling. Yang maling preman setempat. Akibatnya pula, proyek pembangunan tanggul desa, molor lama. K e t e r l a l u a n.

2. Pemerintah membangun banyak saluran irigasi untuk para petani. Demi tersedianya pasokan beras. Untuk distribusi air ke petani-petani, dibuatlah tingkat-tingkat, saluran. Ada selokan primer. Ada sekunder. Ada tersier. Orang desa kerap menyebut saluran air itu dengan sebutan 'sier'. Di tempat-tempat tertentu, dipasangi gejlig. Penutup air terbuat dari plat & batang ulir besi. Kerap terjadi, besi-besi itu hilang dicolong maling. Irigasi untuk ketersediaan beras-pun, jadi terganggu sekali. T e r l a l u.

3. Hampir tiap desa, kini punya lapangan sepak-bola. Kalurahan yang tak punya-pun berusaha membuatnya. Agar masyarakat berolahraga. Jadi sehat, itu maksudnya. Dalam lapangan sepakbola, ada gawang. Gawang-gawang, terbuat dari pipa besi besar. Beberapa lapangan sepakbola di kawasan Banyumas, palang gawangnya hilang, dicolong maling. Akibatnya, kalau 'bal-bal-an' kacau. Tanpa palang gawang atas. Gawang atasnya, langit. T e r l a l u.

Nyolong, maling, nyuri men-timbul-kan kekacauan. Inilah out-put dari dosa. K a c a u......
Yang kacau tak hanya satu orang, melainkan banyak orang.

Mari meng-usahakan, agar hidup tidak kacau.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: