Jumat, Januari 16, 2009

Sarapan

Sarapan adalah makan pagi-pagi. Pagi-pagi makan, adalah sarapan. Yang di makan adalah makanan, pengisi perut. Bisa apa saja. Yang biasa adalah nasi.

Tapi sarapan pagi kemaren bukan makanan. Bukan nasi atau roti. Melainkan tamu. Ya. Seorang tamu yang pagi-pagi sekali datang. Datang dengan membawa empat buah sakramentali, berupa salib. Ada yang besar. Ada yang kecil. Berbagai ukuran. Yang terkecil berbentuk rosario.

Benda-benda sakramentali itu dimintakan untuk diberkati. Intensi-maksudnya, untuk dipasang di rumah. Di segenap ruangan. Agar rumah itu terasa aman. Sejuk. Mengkrasani, alias membuat krasan. Selama ini rumah yang didiami pembawa sakramentali, dirasa oleh yang bersangkutan tak mengkrasani. Diyakini, tak membawa kedamian dan peruntungan. Karena. Karena menurut dia:

1. Rumah itu didiami oleh roh. Beberapa tahun lalu ada tetangga. Anaknya dihamili orang. Bapaknya, tidak setuju. Lalu diracunlah anaknya, dengan mencampuri ramuan mematikan dalam minumannya. Katanya, roh-nya bergentayangan di situ.
2. Rumah itu, didiami juga oleh enam anjing. Yang dua sudah mati. Masih empat. Tiap saat, gaduh. Anjing-anjing pada jegog, menggongggong.
3. Karena anjing empat ekor, suasana juga kotor. Telapak kaki anjing juga kotor. Mengkotori lantai. Belum lagi kotorannnya.
4. Tak hanya itu, beri makan untuk empat anjing juga tak sedikit. Ini problem tersendiri.

5. Si pemelihara anjing adalah kakak dari tamu yang datang membawa benda sakramentali. Dia mangkel sama sang kakak. Kecuali pelihara anjing banyak, juga kini dia pergi entah kemana. Tak bertanggungjawab, katanya.

6. Kakaknya ada sepuluh. Adiknya ada satu. Jadi dia --sang tamu-- adalah anak ke-sebelas. Susah hidup dalam keluarga amat besar.
7. Salah satu kakaknya, yang dulu serumah, baru saja bangkrut usahanya. Tadinya, usaha las besi, tralis, dll.
8. Salah satu kakak yang lain lagi, yang bermukim di Jkt, beberapa hari sebelumnya juga datang ke rumah. Membawa sepasang orang pintar dari Clc. Mereka mem-pyur-pyuri, menebar garam. Alasannya, agar rumah itu tak diganggu roh penunggu dan orang jahat.

9. Salah satu kakak lain lagi yang bermukim tak jauh dari Pwkt, ribut sama suaminya. Di-praduga, suaminya punya WIL. Wanita Idaman Lain. Juga sedang minta bantuan orang pintar untuk ngecek suaminya.

10. Sang tamu, mengeluh mengesah, berwarna nada gugatan. Gugatan atas situasi diri dan situasi keluarganya. Dia yang sampai terakhir kini merawat ibunya.

11. Ibunya, kini lumpuh. Kelumpuhannya, karena salah penanganan salah satu rumah sakit di Pwkt. Gimana dokter-dokternya, katanya.
12. Karena harus merawat ibunya, dia terpaksa keluar dari kerja di Bandung. Pada hal gelarnya sarjana. Kini harus nganggur. Malah ngurus rumah yang kotor, dan gaduh. Oleh anjing dan menthok tetangga.
13. Dan karena itu pula, lalu kini tak bisa nikah, berhubung umurnya sudah 48 tahun. Terpaksa, berstatus lajang begitu, karena harus merawat ortu, atau ibu. Kakak-kakak yang lain, gimana.

14. Ketika hidupnya kemrungsung, pernah ikut retret awal. Tapi apes, di tempat retret di terpeleset jatuh di tangga. Kakinya patah. Kini harus pakai pen. Jika jalan harus pelan-pelan dan hati-hati.

15. Punya kawan dekat ? Punya kawan dekat, tapi si kawan punya anak yang masih muda. Anak muda itu baru dalam penyembuhan kena Narkoba. Syarafnya sudah kena. Parah. Dan si pemuda, pecandu narkoba, kini menaksir dirinya.

Butir satu, hingga butir limabelas, adalah tumpukan masalah. Masalah yang bertumpuk-tumpuk. Dan itu masalah kehidupan. Kapan, Kamis Pon 15 Januari 2009, Suro 1942 JE, Muharam 1430 H. Cap Ji Gwee 2559 Ci/Tikus.

Kesimpulan,................!? M u m e t.

Syalom. Wilujeng Wengi. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: