Senin, September 01, 2008

Beriman dengan pistol & Hukum karma

Lilin Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Jipang adalah salah satu stasi dari Paroki Katedral. Posisinya masuk ke arah perbukitan, mendekati Kota kecamatan Salem. Di sana saya bertemu dengan seorang kepala sekolah, asli Jipang, keturunan Sunda. Sudah cukup lama iman katolik dianutnya.

Sekitar tahun '87 - '88, di daerah itu tersebar selebaran tentang kekristenan. Bp 'Kep - sek' dituduh sebagai penyebarnya. Kepala desa membuat rekomendasi sedemikian rupa, dilengkapi dengan sejumlah tanda tangan palsu kepada aparat yang berwenang. Akibatnya, dia dipanggil di kantor aparat di Kota Brbs. Jam 06.00 pagi, harus sudah sampai di sana. Di kantor tsb, tak tahu harus menghadap siapa. Lalu dia dipingpong kesana-kemari. Berlangsung sampai pukul 16.00 sore. Letih, lelah, lapar, sengsara dia rasakan.

Salah satu interogasi, dia ditunjukkan sebuah selebaran dan dituduh sbg pembuat. Di pojok kanan selebaran itu tertulis --dng tulisan tangan-- nama dia. Karena merasa tidak membuat,  dan melihat saja ya baru saat itu, dia tetap tidak mau mengakui. Dia diancam mau dipukul. Tetap nekat tak mau ngaku. Akhirnya, kepalanya ditodong dengan pistol.

Di bawah todongan senjata, kurang lebih dia berkata begini: "Silahkan jika mau dipukul. Silahkan pula kalau mau ditembak....! Saya tidak keberatan. Saya mengatakan kebenaran yang sesungguhnya. Saya tidak takut."

Dua bulan kemudian, Di sebuah persimpangan jalan raya dengan rel kereta api, si interogator kecelakaan ketika naik sepeda motor. Kepalanya bocor. Tak lama kemudian mati.

Si kepala desa, yang bikin rekomendasi dengan tanda tangan palsu, tak lama kemudian juga sakit. Kulitnya melembung-melembung. Sebentar kemudian mati juga.

Ketika omong-omong dengan saya, dia menyebut-nyebut ttg hukum karma. Pak Kades & Pak Interogator terkena hukum karma katanya. Kebetulan bacaan Kitab saci hari itu: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Mat 16:24-25).

Iman tahan uji, pistol dan Hukum Karma. Terimakasih Pak Kep-Sek, imanmu telah menguatkan iman kami.

Wasalam:
- agt agung pypm -

Tidak ada komentar: