Selasa, September 23, 2008

Naik kapal terbang Ke Purwokerto & Kardinal

5534740-lg Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Rabu 23 sept, seorang umat, Ibu Mater Alma namanya, kambuh sakit vertigonya. Oleh pastor kepala, saya diminta untuk melayani sakramen pengakuan dosa & perminyakan orang sakit. Rm Kristiadji, pastor mahasiswa juga datang di situ. Terlaksanalah pelayanan liturgial itu, di sebuah pagi.

Sesudah itu, dialog singkat terjadi dengan Ibu Alma.
+ 'Ibu Alma dari mana ?' Tanya saya.
-  'Dari Surabaya.' Jawabnya masih jernih.
+ 'Tahun berapa Ibu datang di Purwokerto.'
- 'Th 1955', jawabnya.
+ 'Dulu naik apa ibu Ke Purwokerto ?'.
-  'Saya ke Purwokerto, naik kapal-terbang', jawab Ibu Alma dengan P-D-nya. Tanpa menampakkan rasa keliru.
- 'E....e.....e.....!?' terperanjatlah saya ats jawaban Bu Alma. Memangnya Kota Purwokerto punya bandara ?!', batin saya.
Sedikit lama dialog terhenti, Bu Alma nyambung lagi,
- 'Dulu saya dari Surabaya naik kapal terbang ke Jakarta. Habis itu naik kereta api ke Purwokerto.'
+ 'O...o....o gitu ta. maksudnya.' Keterperanjatan saya jadi mereda.
Karena kondisi fisik lemah, saya mencoba mengangkat semangat hidupnya dengan ungkapan pembesaran hati.
- 'Ibu Alma ini punya keunggulan, ialah satu-satunya ibu yang berani menegur pastor-pastor, terutama yang muda-muda. Dia berani malah juga memarahi. Iya to Bu !?'. Ibu Alma masih bisa tersenyum. Malah dia menambahi dengan warna nada bangga,
+ 'Iya betul. Malah kawan-kawan saya menjuluki saya Ibu Kardinal....'.
Ha... ha... ha..... Saya ketawa. Rm Kristiaji MSC juga ketawa. Baru kali ini, ada 'Ibu Kardinal'. Ha... ha...ha...

Dalam salah satu sesi dialog itu, saya menegaskan bahwa hidup Ibu Alma tidaklah sia-sia, meski dalam kondisi sakit. Karena dalam sakit, Ibu masih mengusahakan kebaikan. Dulu waktu masih sehat, Ibu Alma selalu mengusahakan kebaikan. Sekarang waktu sakit juga demikian. Entah sehat entah sakit, ibu ini milik Tuhan. Entah sehat, entah sakit Ibu Alma meng-usaha-kan kebaikan.

Pulang dari rumah Ibu Mater Alma, saya teringat Teologi Keselamatan. Faham itu saya dapat dari Buku karangan Alm. Rm Groenoen OFM. Judulnya -kalau tdk salah-, "Tanya-jawab ttg Kekristenan". Salah satu butir-isinya, Sejarah Penyelamatan oleh Kristus , bisa diartikan, rentetan usaha kebaikan terus menerus, tiada henti, dalam usaha, tindakan, manusiawi, konkrit, sehari-hari.

Terimakasih Rm Groenoen OFM, atas teologi-nya. Selamat meng-aplikasi-kan teologi-keselamatan itu, Ibu Mater Alma. Juga tatkala sakit: Tabah. Bertahan. Tak putus-asa. Pasrah. Berjuang.

Wasalam:
- agt agung pypm - 

Tidak ada komentar: