Selasa, September 16, 2008

Banter ning tidak ngebut

5389954-md Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu.

Suatu hari saya dari Yogya menuju Purwokerto. Naik Bus bumel. Bus ekonomi antar kota-antar propinsi, siang hari. PO-nya SM, bertrayek Solo - Pwkt. Berangkat dari terminal Giwangan pukul 08.00. Dari pasar Gamping, keberangkatan bersamaan dengan Bus Patas AC, Yogya-purwokerto juga. Pikir saya nanti sampai Pwkt pasti duluan yang patas AC. Pengalaman,  bis patas tidak berhenti-berhenti. Sedang bis bumel, berhenti di mana saja, tiap ada penumpang nyetop.

Tak tahunya, prasangka saya meleset. Bis bumel di mana saya menumpang, bantere poll.....!. Memang tiap kali berhenti. Tapi habis itu nyalip lagi yang Patas AC. Nyalip lagi dan nyalip lagi. Saya amati dan rasakan, mesinnya sehat, normal. Bodinya biasa saja. Yang agak lain ternyata sopirnya. Tak terasa dan tak terkesan ngebut, apalagi kebut-kebutan.

Sopirnya botak. Pakai baju lengan panjang. Pantalon besus. Sepatu hitam meling-melling. Necis dan rapi. Penuh percaya diri. Cara nyopirnya taktis. Cekatan. Banter, ning ora ngawur. Trengginas tur pas. Cepet tetapi tidak ngebut. Perhitungan-perhitungannya membuat penumpang tidak kawatir.

Saya amati lebih teliti lagi di sekitar sopiran, ternyata apa, di atas sepion dalam, ada tulisan besar mengkilat: "BAPA DI SORGA !".

Ini nampaknya kunci, resep dari bapak sopir bis SM yang trengginas tadi. Iman-nya yang dia tulis di atas sepion.
Iman......membuat PD, percaya diri.
Iman......membuat rapi.
Iman......membuat cekatan, tapi tidak asal-asalan.
Iman......membuat cepat tapi tidak ngawur.
Iman......membuat tindakan penuh perhitungan,
Iman......membuat orang lain tidak khawatir.

Terimakasih bapak sopir yang beriman.

Wasalam:
- agt. agung pr. -

Tidak ada komentar: