Senin, Februari 16, 2009

sang juru selamat

sang juru selamat. Bahwa rangkaian kata itu tidak ditulis dengan huruf besar, tentulah ada maksudnya. Bicara ttg juru-selamat, siapakah itu.

1. Di dekat terminal lama Purwokerto, terdapat sebuah warung RW. Semacam lapo, dalam kalangan orang Batak. Jika mau beli daging RW, tentu masuk warung. Untuk itu mesti lewat pintu. Di atas gawang pintu, terdapat bungkusan putih, berbentuk kantong. Kantong terbuat dari kain mori yang biasa untuk membungkus orang mati. Kantong itu digantungkan. Isinya, benda keramat, benda jimat. Dekat dengan kantong, terdapat selembar kertas. Putih juga. Dalam kertas kecil itu, terdapat tulisan 'ayat-ayat kursi'.


Sekali-dua kali, Trail-mot-nas parkir di sana. Dari berparkir-ria itu, terketahuilah apa maksud barang-barang 'bertuah' itu digantungkan di atas pintu. Kata-nya, untuk tolak bala. Itu yang pertama. Yang kedua, untuk mengundang rezeki. Dus, di sini, terletak peran juru-selamat. Ternyata, juru selamat warung, adalah kanthong putih & rangkaian huruf-huruf.

2. Di beberapa tempat usaha lain, terjumpai pula, simbol-simbol yang diletakkan di atas pintu. Ada kaca pengilon. Ada lambang laba-laba. Ada daun-daunan. Ada pula, benda yang tak begitu kelihatan dari apa terbuatnya, namun kelihatan itu ber-tuah pula, katanya.

3. Di sebuah kesempatan, ketemu orang. Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah kanthong kain kecil. Ditunjukkannya, bahwa dalam kantong itu terdapat batu kecil. Kanthong ber-isi batu itu, harus dibawa kemanapun. Katanya, untuk peng-aman. Meng-aman-kan diri dari gangguan.

'juru selamat', adalah yang memberi-kan selamat. Atau yang menyelenggarakan keselamatan. Atau, yang membuahkan keselamatan. Apa arti selamat, dalam konteks ini. Tentu soal rezeki. Soal hidup riel. Soal nafkah. Soal ........ yang ada di dunia. Itulah realita kehidupan.

Kehidupan bukan dulu, namun sekarang. Ternyata, banyak 'juru selamat'. Di berbagai tempat. Lalu..... Lalu harus bagaimana !?
Lalu harus tetap hidup.

Hidup secara kristiani bersifat sini-kini, sekaligus eskatologi. Eskatologi, berarti, hidup masa depan yang sudah kelihatan. Malah sudah dicicipi kini. Lalu, siapa yang bisa menghubungkan hidup sini-kini, dengan hidup eskatologi itu. Tentu bukan kain. Bukan batu jimat. Bukan kaca pengilon. Dan bukan jimat-jimat lain pula, seperti tosan aji misalnya.

Penghubung hidup sini-kini dengan hidup eskatologi tak lain dan tak bukan adalah 'Sang Juru Selamat Sejati'.
Sang Juru Selamat Sejati itu, adalah Pribadi Yesus Kristus. Karena, ..... karena dia adalah Allah sendiri yang hadir. Menjadi manusia. Untuk, menghantar, menghubungkan hidup kini, dengan hidup nanti. Hidup ilahi. Sebagai manusia dia wafat, mati. Namun dia bangkit, karena Dia ilahi. Karena itulah, Dia disebut dengan istilah 'Peng-antara' . Peng-antara Allah & manusia. Peng-antara hidup manusiawi & hidup ilahi. Peng-antara kini & eskatologi.
Apakah barang jimat, bisa bangkit. Atau menghantar ke hidup ilahi....... ....
Selanjutnya, ......

'juru selamat', memang ada levelnya. Itulah realitanya. Namun semua harus sampai pada 'Sang Juru Selamat Sejati'.


Syalom. Wilujeng Wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: