Trail-mot-nas umurnya sudah sekitar enam tahun. Beberapa onderdil 'fast moving'-nya sudah mulai aus. A.l. ruji-ruji beberapa putus. Pelek-nya juga benjo. Lakernya, beberapa sudah minta diganti.
Maka suatu siang meluncurlah ke tukang pelek & jeruji. Di sana diperiksa dan diservis. Karena tukangnya, sudah profesional, maka tak butuh waktu lama. Malah pula bisa ditinggal. Diambil, ketika sudah selesai.
Ketika, menunggu penyerahan order pekerjaan, melintaslah sebuah gerobak mie ayam. Bakoel mie ayamnya, kelihatan sesosok bapak muda yang santun & soleh. Merasa tertarik, pesanlah mie ayam, tanpa saus, tanpa sambal. Tak lama, mie ayam siap saji, siap santap. Diterima, lalu disantap. Ternyata, rasanya tak mengecewakan. 'Lar-ler..., lar-ler.....' mie habis dalam sekejab. Maka lalu wajib bayar. Untuk bayarnya, antri. Siang itu yang pesan cukup banyak. Ada pegawai PJKA. Ada pula pegawai bank. Kebetulan, di sebelahnya adalah Bank Niaga & Bank Mandiri.
Ketika, sudah lega peng-antri, dan suasana kondusif, diulurkanlah uang. Sambil meng-ulur, sambil tanya, 'Berapa Pak....?!'
+ Bakoel mie ayam menjawab, 'Empat ribu saja romo.....!'
- Weladalah....., walhasil pemegang trail-mot-naspun kaget. Maka lalu ganti men-sapa, 'Lho... kok tahu saya ?! Jenengan dari mana.?'
+ Saya juga umat, romo. Rumah saya dekat lapangan porka. Saya kadang-kadang ikut misa..., romo !. Tapi yang lebih rajin istri saya. Maaf, tak serajin istri... Berhubung, ya gini.... pulang baru jam 10-an malam. Dorong gerobak mie kemana-mana..'
- 'O00....... ', trail-mot-nas manthuk-manthuk. Baru ngerti, kalau ada umat yang bisa hidup mandiri, dengan jualan mie ayam keliling. Coba tadi tak beli mie ayam, tak tahu gua jika ada umat yang hidup dengan ber-mie-ayam-ria.
Aneka-macem umat. mata pencahariannya. Tak soal. Orang banyak bilang, 'Yang penting halal......'
Ada banyak anggota umat. Ada yang mandiri. Ada yang belum mandiri. Penghubung antara yang kuat-mandiri, dengan yang belum kuat mandiri adalah, S o l i d a r i t a s.
Bakoel mie ayam, keliling siang itu, ternyata adalah umat yang mandiri, secara ekonomi.
Kebetulan, tak jauh dari situ, menjulang tinggi gedhung 'Bank Mandiri'.
Selamat, untuk umat yang berprofesi halal & mandiri.
Syalom. Wilujeng. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Rabu, Februari 04, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar