Kamis, Februari 19, 2009

Utamakan Keselamatan Kerja

Selasa siang, Kijang-hijau-dinas meluncur dari daerah Banyumas menuju ke arah timur, Yogya/Solo. Kepergiannya, untuk kontrol mata yang memerah, dan menghantar Sdr Syaifulloh ke dokter spesialis tulang.

1. Syaifulloh adalah seorang pemuda lulusan SMK. Anak dari seorang aktivis pertanian organik. Ber-agama non-kat, alias Muslim. Baru saja orang muda ini kena musibah. Tiga bulan, magang kerja di sebuah pabrik pembuatan tabung gas, di bilangan Purwokerto. Disiplin ilmunya, sebenarnya elektronika. Namun di pabrik itu, dia ditempatkan di bagian mesin industri.

Musibah terjadi, ketika dia mengatur tabung-tabung gas, sarung tangan-nya masuk ke dalam roler roda pemutar. Akibatnya, tangan-nya ikut berputar, dan tubuhnya ikut terpelanting. Segera ketika itu, dirinya dikirim ke UGD Rs. Elisabet Purwokerto. Ditangani, di-rontgen. Esok harinya diserahkan ke dokter spesialis tulang.

Dari foto-rontgen-nya, kelihatan tangannya berbentuk melengkung. Dokter spesialis tulang, mengatakan, tak harus opname, kontrol terus, nanti sembuh sendiri. Itu di Pwkt.
Karena kurang yakin. Dan karena pernah pengalaman-fatal, membantu orang yang pecah tempurung lututnya, trail-mot-nas menyarankan untuk priksa 'Second opinion' ke spesialis tulang di Yk, atau di YPAC Solo.

Maka, hari Rabu sore, bersibuk dari rumah sakit-ke rumah sakit. Rs Pantirapih & Dr. Yap. Photo rontgen, diperiksa ulang. Tulang tangan memang melengkung. Diagnose 'Second opinion', mengatakan, tulang tak patah, tak retak. Bengkoknya, mungkin ketika kecil pernah jatuh, atau trauma lain. Yang luka, memang kulit & daging tangan. Ada robek. Ada memar. Itulah yang musti disembuhkan. Dan butuh waktu. Otot, jangan didiamkan. Harus dilatih terus. Dibimbing oleh fisiotherapist. Atas keterangan itu, legalah ayah dari Syaifulloh. Dan juga pengendara Kijang dinas hijau. Maka, sesudah kontrol kesehatan selesai, pulanglah kembali ke Pwkt.

Dipikir-pikir, dievaluasi, mengapa kecelakaan itu bisa terjadi. Ternyata, syarat keselamatan di pabrik memang belum memadai. Ketika itu, besi-besi pembatas, penyelamat, di antara roda-roda pemutar belum ada. Ketika kecelakaan terjadi, besi itu baru segera dipasang. Terlambat sudah.

2. Di Stasi Adipala, ada seorang umat. Kini jualan sapu-sulak, peralatan dapur, dsb, dengan gerobak dorong. Jari-jari tangannya hanya satu tangan yang berfungsi. Jari-jari di tangan lain tak berfungsi normal. Tak bisa megang. Karena kecelakaan. Dulu dia kerja di Pabrik Patal Cilacap. Jika pulang naik bus. Ketika duduk di dekat jendela, tangannya athung-athung keluar dari kaca jendela. Akibatnya, tangan-nya terserempet kendaraan lain. Cacatlah itu tangan.


Peringatan Dini.
Di sebuah pabrik semen, ada spanduk besar. Tulisannya, 'Utamakan Keselamatan Kerja'. Di sebelah kiri tulisan terdapat gambar roda gigi. Di sebelah kanan, tulisan ada gambar helm proyek. Ini sebuah peringatan, saran moral. Agar orang selamat.

Bus Jaman Dulu.
Di bus-bus jaman dulu, selalu terdapat tulisan, 'Dilarang mengeluarkan anggota badan...!'. Ini juga sebuah peringatan, saran moral. Agar orang selamat.

Standart Peng-aman.
Trail-mot-nas pernah pergi ke toko besi besar. Di sana dijual alat-alat keselamatan kerja: Helm proyek, masker tukang batu, masker tukang las, sarung tangan standart, tali pengaman, pakaian kerja dengan silouet, sepatu boot, dsb-dsb. Keselamatan, memang harus di-usaha-kan.

So, what,........... Keselamatan, ternyata tak datang seperti durian jatuh.
Melainkan,.........Keselamatan, harus di-usahakan.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: