Selasa, November 18, 2008

Poetra Tasik, Terimakasih & Kerangka Karangan


Terimakasih bagi rekan-rekan. Ter-'khusus' bagi yang sudah melayangkan e-mail, respon atas tulisan-tulisan saya. Saudara-saudara dari Batam, Bogor, Jkt, Cilacap, Majenang, Pb-lingga, Kebumen, Kutoarjo, YK, Batang, Kutoarjo, Nganjuk, Pwkerto, dan di tempat lain. Yach, baik kalau tulisan itu dirasa laksana remah-remah. Tak lain, remah-remah kehidupan. Remah-remah makanan, dibuang sayang, dimakan masih terasa enak. Kadang pula bisa jadi slilit di gigi. Kadang pula nyungsep di gigi yang bolong. Ada enaknya. Kadang ada pula tak nyamannya.
But BTW, terimakasih, matur nuwun untuk semuanya.

Wasalam:
-agt agung pypm-
______________________________


POETRA TASIK

Nol : Banyak keluhan.

Satu:
a. Belum lama di Purwokerto, seorang bapak mengeluh bernada mohon tolong, agar anaknya diusahakan dapat kerja. Si anak lulusan perguruan tinggi ternama. Jurusan hukum. Berkali-kali mengirim lamaran, satupun belum ada yang nyanthol.
b. Belum lama pula di Yogya, seorang ibu, bercerita bernada mengeluh, namun bersemangat berharap. Anaknya putri lulusan perguruan tinggi swasta terkenal. Jurusan sejarah. Hampir dua tahun belum dapat pekerjaan yang mapan. Masih melamar-melamar terus.
c. Masih pula belum lama, di dekat Kt-arjo, seorang ibu sayang anak putrinya. Lulusan Universitas swasta ternama. Jurusan komunikasi. Human relation. Mohon tolong anak-nya segera akan wisuda. Butuh melamar kerja.
d. Seorang pekerja HRD, cerita. Belum lama 'ngetes' seorang anak pandai. Tapi terpaksa tidak bisa menerima dia sebagai karyawan. Alasannya, kalau dites wawancara selalu 'kringeten' dan 'keder'

Dua:

Seorang teolog mengatakan, 'Kerja' adalah hak seseorang. Seseorang berdasarkan martabatnya, berdasarkan karya penciptaan, pantas mendapatkan 'hak'-nya. Hak untuk bekerja. Karena dari sana mengalirlah nafkah. Didapatkan penghasilan untuk menunjang kehidupan. Kerja adalah partisipasi, ambil bagian dalam karya penciptaan.

Tiga.
Minggu lalu saya ber-pelayanan-ria ke kapel Wangon. Berangkat pagi-pagi, jam 04.00. Pulang habis sarapan. Lewat jalan lintas selatan. Antara Wangon-Buntu, ada sebuah tulisan: 'PUTRA TASIK', menerima reparasi Chasis. Truk & bus. Bisa bikin chasis baru. Kenal dengan juragannya. Sambil minum teh & merokok GG filter, dia cerita sejarah hidupnya:
1. Lahir di perbatasan Banyumas - Cilacap
2. Sekolah, lulus SMP.
3. Sesudah SMP, ngode, kerja sebagai buruh bengkel Las, di Tasikmalaya. Spesialisasi chasis.
4. Kerja sebagai buruh las 12 tahun. Tekun, rajin, mau belajar.
5. Buka bengkel Chasis di Jl. Lintas Selatan, Wangon - Buntu. Punya karyawan 3 orang, muda-muda.

Empat:
Minggu 16 Nov 2008, bacaan Injil tentang seorang juragan yang mau pergi. Sebelum pergi, meninggali talenta pada anak-anak buahnya. Ada yang diberi 5 talenta. Ada yang 3. Ada yang satu talenta. Untuk dikembangkan. Hasilnya, yang 5 jadi 10. Yang tiga jadi 6. Yang satu talenta, tetap satu talenta. Yang diberi 5 & 3 talenta, ternyata ber-mental 'juragan'. Artinya, bisa mengembangkan. Yang satu, tak berspiritual 'juragan'.
Umat Bumiayu minggu itu mencoba mengulas, apa yang dimaksud dengan 'Juragan'. Menurut versi Kitab Suci. Dan pula dari pengalaman harian. Ditemukanlah definisi: Juragan = adalah seseorang yang mempunyai kemampuan, melihat peluang-peluang. Dan bisa melihat potensi-potensi yang ada. Lalu menghubungkan keduanya. Jadi bersifat 'produktif' dan enterpreanurship.

Studi kasus:

Ijazah SMP + ketekunan-mau-belajar = buka bengkel Chasis di wetan Wangon. (Juragan Muda)

Profisiat anak SMP yang sudah bertekun & meng-amalkan pesan Injil. Sehingga talenta yang hanya 3, malah jadi 10 talenta. Sebagai seorang juragan.


Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-www.lelakuku.blogspot.com

Tidak ada komentar: