Jumat, November 21, 2008

Nilai Jual


D
alam perjalanan pulang, dari stasi ujung barat Paroki Katedral, seorang ibu nunut' Kijang dinas, hendak ke Purwokerto. Di jalan dia cerita, dan kebetulan melewati sebuah rumah makan ayam goreng, di kawasan Kelapa Gading. Rumah makan itu ternyata milik kawan sang Ibu yang nunut. Sayang rumah makan yang bagus dan asri itu, tutup. Lalu bercerita naratiflah si Ibu, tentang kawannya.

Semula, kawannya bekerja di Toko emas kakaknya. Lalu misah, usaha sendiri. Dibukanya usaha baru, Rumah makan Ayam goreng. Di tepi jalan sekitar Kelapa gading. Dia pilih bidang rumah makan, karena memang pintar masak. Dan kata Ibu si penunut kijang, masakannya memang sungguh enak. Sejak dibuka, rumah makan itu tak pernah ramai, alias sepi. Tak tahu, kenapa, katanya.

Sesudah beberapa lama perjalanan, berdasarkan intuitif, saya katakan pada Si Ibu penunut kijang. Potensi-potensi kawan-nya memang ada. Dan memadai untuk berwira-usaha. Tapi ada satu yang kurang, mengapa rumah makan itu sampai tak laku: Nilai jual-nya kurang.

Nilai jual !?. Yang mana itu ? Yang jelas, rumah makan yang terlewati tadi, posisi-nya mepet sekali dengan jalan. So kurang ada ruang untuk parkir. Padahal, jalan strategis kaya gitu, biasanya orang naik kendaraan roda empat, butuh parkir. Parkir saja yang aman, tak mengkawatirkan. Itu satu. Kedua, di sebelahnya, terdapat beberapa rumah makan pula. Menunya, sejenis pula. Ketiga, promosi. Papan namanya, ternyata kecil. Dengan tata warna yang kaku, so kurang menarik.

Karena kurang laku, rumah makan itu tutup. Modal bangun ruang, dan peralatan restoran, tak efektif berguna. Muspra. Akhirnya, dia rubah haluan usaha, buka warung kelontong kecil-kecilan di pasar. Pesanan makanan, sekali dua kali masih dilayaninya.

Penjualan, pengembangan, pendidikan, pelayanan, peng-usaha-an, akan laku atau dipilih oleh masyarakat, kalau ada nilai jual. Selama nilai jual itu tak kelihatan, atau kurang, orang tak akan melirik produk yang ditawarkannya.

Nilai jual ternyata penting. Alasan-nya, Agar produk kita dilirik oleh banyak orang. Juga dalam ber-ke-agama-an.

Di lain kesempatan, ketemu lagi dengan seorang kawan, spesialisasi HRD. Dia bilang, hanya pelamar yang punya nilai jual tinggi, yang dia terima. Skil, iya. Ketrampilan, iya.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-
www.lelakuku.blogspot.com
www.biblestudiescommunity.com

Tidak ada komentar: