Kamis, Mei 28, 2009

Kesurupan 'roh' atau 'setan'

KUDA LUMPING KESURUPAN

KUDA LUMPING

Dalam hidup harian, memang kadang ditemukan orang kesurupan. Ada yang tak sengaja, ada yang sudah bisa diprediksi sebelumnya. Yang bisa diduga akan ada orang kesurupan adalah permainan Kuda Lumping.

1. Pada suatu hari, beberapa tahun yang lalu, Peng-udud '76 pernah melihat sebuah acara tanggapan Kuda-Lumping. Saat persiapan, dibunyikan gamelan bertalu-talu. Pemainnya belum tampil. Sedang bersiap-siap. Tetapi penontonnya sudah banyak. Banyak pula anak-anak. Ketika gamelan dilantunkan, tiba-tiba seorang anak berseragam pramuka, lari ke tengah arena, dan menari. Lalu 'ndadi'. Kesurupan. Dus, pemainnya belum kesurupan, penontonnya sudah kesurupan.

2. Suatu sore, Trail-mot-nas, sedang pulang dari olah raga, renang. Di sebuah rumah tepi jalan, sedang diadakan pertunjukan Kuda-Lumping. Karena tertarik, lalu mandheg, ikut jadi penonton. Beberapa pemainnya memang kesurupan.
Karena sudah sore, satu-demi satu disembuhkan. Namun ada satu pemain yang tak bisa disembuhkan. Tetap 'ndadi'. Bahkan ketika gamelan sudah dihentikan. Lalu oleh 'Pawang', dengan beberapa orang, segala permintaan pemain yang 'ndadi', atau kerasukan itu, dilayani. Ternyata, pemain yang kerasukan itu menarik-narik Sang-Pawang, menuju suatu tempat. Karena penasaran, Trail-mot-nas juga meng-ikuti. Meng-heran-kan, ternyata pemain yang kerasukan itu, mengajak pergi ke sebuah kuburan. Kuburan terletak di bawah sebuah pohon besar. Di kuburan, di antara banyak batu nisan--atau Kijing--, pemain yang kesurupan, mengarah ke salah-satu batu nisan. Pada batu nisan yang dituju, Sang Pawang menyentuhkan kepala pemain yang kesurupan, di bagian ujung batu nisan. Tepat di bagian dahi-nya. Posisinya, seperti orang sujud. Pas, ketika dahi, atau 'bathuk' menyentuh batu nisan. Dan diiringi dengan doa, tiba-tiba sadarlah pemain yang kesurupan itu. Jadi sembuh.

3. Kesurupan, ternyata adalah fenomena. Sebuah kejadian yang sungguh ada dalam realitas hidup manusia. Bagaimana mau disikapi. Bagaimana mau dipandang. Tiap orang, tiap agama punya sudut pandang sendiri-sendiri untuk melihat makna di baliknya. Namun, dalam peristiwa yang aneh itu, selalu ada satu hal yang dilakukan oleh manusia. Yakni, 'doa'. Sebagai penyembuhannya.

Selamat berdoa. Untuk tidak ke-surupan-an.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: