Selasa, Mei 19, 2009

Untuk apa, Yesus Pergi

Seperti apa situasinya, seandainya Yesus tetap di dunia, sampai sekarang ini. Tak mudah untuk ber-andai-andai. Namun seandainya begitu, situasinya mungkin seperti yang digambarkan dalam Kitab Suci, pada kisah pengemis Lazarus & Orang kaya, yang sudah dipanggil Tuhan. Di antara mereka berdua terletak jurang yang amat dalam. Melihat situasi mulia Lazarus, Si kaya ingin hidup saudara-saudaranya yang masih hidup tak senasib dengan dirinya dalam alam neraka. Maka ia memohon agar yang masih hidup diingatkan-nya.

Namun peng-ingat-an itu tak relevan, dan tak akan mempan. Penulis Kitab Suci, menggambarkan bahwa 'meski seandainya ada orang bangkit dari kubur, mereka-pun tak akan percaya'. Itu ber-arti, seandainya Yesus tetap ada di dunia, orangpun tak akan mudah percaya padaNya. Sikapnya persis para parisi dahulu. Maka keberadaan Yesus di dunia dalam bentuk fisik, lalu tak ada maknanya. Tak ada relevansinya.

Maka betul dan tepatlah bacaan hari ini. Dalam teks bacaan hari ini, diberikan alasan, 'Mengapa Yesus Kristus pergi kepada Bapanya'. Kepergiannya, untuk--kemudian-- mengutus Roh Kudus, yang tak lain Roh Allah, dan juga Rohnya sendiri. Roh Allah-lah yang kemudian akan menjalankan fungsinya.

Fungsi dan peran Roh, adalah menyadarkan manusia.

Pertama, membuat sadar akan kedosaan.
Kedua, sadar akan kebenaran-sejati.
Ketiga, sadar akan penghakiman terakhir.

Dosa, telah menjauhkan, merusak relasi manusia dengan Allah. Relasi antara dua pihak, jadi tak harmonis, kacau-balau, rusak-sak. Dan itu terjadi karena relasi manusia dengan ciptaan lain yang juga tak harmonis.

  1. (1). Dengan sesama, relasi tak beres.
  2. Tak saling menghargai, diskriminasi, benci, iri, konspirasi, curiga, fitnah, egois, dsb.
  3. (2). Relasi dengan alam, juga tak harmonis.
  4. Alam bukannya dikelola dengan baik, dengan santun, melainkan dieksploitasi, diperas habis-habisan, demi kepentingan sesaat. Illegal-loging, penggundhulan hutan, pertanian tak berwawasan lingkungan, pengelolaan lahan serampangan, pertambangan asal-asalan, tanggul larangan, malah ditanami, dsb.
  5. (3). Relasi dengan Tuhan, apalagi.
  6. Ajaran Tuhan, di-enyak-enyak sak-geleme-dhewe. Sepuluh perintah Allah, tak digubris. Lima perintah gereja, tak didengarkan. Suara hati, diabaikan begitu saja. Suara agama-wan, dianggap angin lalu. Ma-lima, meraja lela. Dinikmati seenaknya. Tak pikir sesama, tak pikir keluarga, tak pikir anak-putu. Juga tak pikir urusan masyarakat & negara.

Yesus pergi, kemudian mengutus Roh Kudus.
Roh Kudus, hadir membisiki, dalam bentuk segala hal yang bersifat positif:
Ajaran, keteladanan, usaha membuat segala sesuatu jadi baik, menjaga mutu kehidupan, dsb.

Mari meng-usahakan mutu kehidupan. Terus-menerus.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: