Seorang perempuan bernama Imah. Ketika gadis muda, mrantasi sepak-terjangnya. Pintar ping-pong, pintar voly. Aktivis masyarakat, Rt-Rw. Lulusan SMEA, pendidikan ter-akhirnya. Badannya, tinggi semampai, wajah menarik untuk dilirik. Tapi, itu dulu. Dulu begitu.
Kini, perempuan itu agak berantakan hidupnya. Gara-gara. Gara-gara laki-laki. Ada dua lelaki, yang mengukir memori membekas di batinnya. Memang, Ketika gadis. wajahnya cantik-menarik, maka banyak pemuda menaksirnya. Berangkat dari kepiawaiannya main volly, kenallah dia dengan seorang pemuda, yang juga pemain bola volly. Suatu saatpun, mereka menikah. Sampai akhirnya punya anak, malah sampai tiga orang.
Guna menghidupi keluarga, Si pemuda bekerja mencari nafkah. Apapun dijalani, sampai harus pergi ke kota besar. Profesi tukang batu dilakoninya, karena sebagai pemuda desa, memang pintar memasang batu-bata, meniru bapaknya. Sampailah juga di kota besar Metropolitan.
Ketika itu sedang dibangun Mall Taman Anggrek. Dia jadi pekerja, tiap hari memanjat bangunan bertingkat-tingkat.
Apes. Ketika tengah bekerja di calon gedhung tingkat tinggi, dia terpeleset. Jatuh menghujam ke tanah. Tewas seketika. Jasadnya dikirim ke desa asal, tak jauh dari kota Purbalingga. Buyarlah kebahagiaan Si Imah, sebagai ibu rumah tangga. Terpaksa status sebagai janda, disandangnya.
Atas kecelakaan itu, istrinya--Si Imah--, dapat santunan. Ada bantuan dana untuk pemakaman, dan sekedar uang untuk kelangsungan hidup sementara waktu. Ditabungnya uang itu oleh istri setia.
Perempuan yang kini janda ini, rajin berdoa, rajin peng-kaji-an. Suatu saat, dalam sebuah acara peng-kaji-an agama, kenallah dengan seorang pemuda. Pandang bertemu pandang, gayung bersambut air. Jadilah kedua insan itu menikah. Berangkat dari acara agama, disahkan dng upacara agama, di KUA.
Uang santunan yang masih utuh, diputarnya, untuk menambah income keluarga. Dibuatnya, sebuah warung kecil. Juga dibelinya sebuah sepedamotor, dimaksudkan untuk meng-ojek. Pengemudi-nya adalah suami-barunya. Dua, tiga-minggu skenario indah ini jalan mulus. Tiap hari ada dana masuk dari usaha ojek & warungnya.
Tapi apa yang kemudian terjadi. Suami barunya ternyata main mata. Main mata dengan perempuan lain. Tak tanggung-tanggung, sampai wanita-idaman-lain itu hamil. Jadi kasus sedesa. Ribut. Pak Lurah sampai harus turun tangan. Ini kasus yang pertama. Tak terlalu lama terselesaikan.
Tapik rupanya, kasus berlanjut kasus. Yang selanjutnya, suami barunya tak kapok bermain mata. Juga dengan wanita tapi yang kini berbeda. Ribut lagi, ribut lagi. Juga sampai hamil, dan lantas punya anak. Dus, jadi satu pria, tiga wanita.
Meski demikian, si pria, suami kedua Imah, masih pulang ke rumah. Namun kini tak pernah setor uang hasil ngojek-nya. Uang bablas tak tahu rimbanya. Tak hanya itu, jika pulang terus mau pergi, selalu ambil rokok Jizamzu sebungkus. Padahal itu barang dagangan. Lama-lama, warung kecil-pun bangkrut.
Perkembangan, rupanya tak membaik, melainkan kian buruk. Suaminya mulai jarang pulang. Itupun lalu juga tak soal. Yang jadi soal adalah, motor-ojek yang terbeli dengan uang santunan suami pertama, juga tak pulang. Dicari kesana-kemari, akhirnya ketemu, namun sudah dijual.
Hanya satu kata yang bisa diucapkan, 'Keterlaluan, dasar laki-laki..........!'
Saking mumetnya, perempuan bernama Imah rupanya jadi tak tahan, dia ber-usaha jualan jamu. Jualannya tak di pasar modern, atau pasar tradisional, melain kan di pasar hewan. Pembelinya, para penjual & pembeli hewan. Juga para blantik sapi dan wedus. Dan katanya, dari jualan jamu itu, pendapatannya tak seberapa. Dan katanya pula, dia lalu nyambi, nyandang status, sebagai 'Wanita Jalang'. 'Luweeeeeeeeh......', katanya.
Group Band musik, Koes Plus, pernah menyanyikan lagu berjudul, 'Liku-liku laki-laki'.
Jika para ibu berkumpul, pernah terdengar kalimat, 'Dasarrrrr laki-laki !'
Kota Purwokerto, Slogan-nya, 'Kota Satria'. Lelaki ideal, --menurut wayang-- adalah yang berwatak S a t r i a.
Menjadi laki-laki, adalah sebuah pilihan,
Mau jadi 'Lelaki dasar', atau 'Dasarrrrrrr laki-laki'.
Selanjutnya terserah...................
Selamat menjadi laki-laki.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Senin, Mei 11, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar