Rabu, Mei 20, 2009

Relevansi Roh-Kudus

Hungry Panda Notifier
SMS Pertanyaan.
Beberapa hari yang lalu, ada SMS dari seorang umat, masuk ke HP. SMS itu tertulis begini: 'Rm apa yang dimaksud dengan dosa melawan Roh Kudus ?. Katanya dosa itu, yang terbesar ?'.

Kebetulan, minggu ini banyak umat mengadakan doa novena roh kudus. Kiranya menjadi tepat pertanyaan, di atas tadi. Dan tepat pula penggunaan tehnologi komunikasi(HP) untuk sesuatu yang positif. Pas pula dengan tema Minggu 24 Mei, sebagai Hari Komunikasi.

Realitas - Idealits
1. Dosa, adalah menggunakan atau melakukan, sesuatu yang tidak tepat, tidak pas, melenceng, meleset, menyimpang. Hubungan atau relasi dengan Allah yang semestinya harmonis, menjadi tidak harmonis. Manusia yang mestinya menghormati Hak-hak Allah, malah 'menyepelekan' Allah, dsb.

2. Semestinya, kerapkali berbeda dengan kenyataannya. Idealitas, kadang tak sesuai dengan realitas. Terjadi bengkok-bengkokan kehidupan. Untuk itulah Yesus sesudah naik ke Surga, kembali kepada Bapa, lalu mengutus Roh Kudus, untuk ..........

Peran/fungsi Roh Kudus, menghantar ke Idealitas
Yesus pergi kepada Bapa. Dia kemudian mengutus Roh kudus. Peran Roh-kudus, sebagaimana dalam bacaan kitab Suci Sabtu yang lalu, adalah untuk menyadarkan manusia.
Menyadarkan ttg dosa.
Menyadarkan ttg kebenaran.
Menyadarkan ttg penghakiman.

Dosa, sudah memisahkan relasi manusia dengan Allah. Dosa, sebuah bentuk pengingkaran atas kebenaran. Kebenaran, adalah 'Yesus pergi kepada Bapanya'. Karena Dia sendiri bermartabat Allah. Sehakekat dengan Allah. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, karena 'kasih'-nya pada manusia. Dosa, berbentuk perlawanan terhadap kasih. Ketidak-taatan terhadap nilai kasih. Tak cocok dengan ajaran 'kasih'. Manusia, kita sudah banyak mengerti tentang hal ini. Sadar akan pengertian iman ini.

Masalahnya adalah, manusia kerap-kali meng-abai-kan kesadaran itu. Di sini terletak duduk persoalannya. Roh Kudus, ber-aktif-itas dalam ruang-ruang kesadaran ini. Manusia ada dalam dua pilihan, mau menuruti kesadaran, atau mengabaikannya. Roh Kudus berperan 'menyadarkan'. Tidak mau sadar, berarti tak taat pada Roh Kudus. Malah secara jelas, bahasa Kitab Suci menegaskan 'melawan Roh Kudus'.

3.1. Orang sudah tahu, bahwa sebuah perilaku dilarang, namun toh, tetap nekat melanggar larangan.
2. Orang sudah tahu bahwa ada aturan, agar hidup tertib-baik, toh, tetap nekat tak mau diatur.
3. Orang sudah tahu, bahwa sebuah perilaku bersifat dosa, namun toh, tetap nekat melakukan.

4. Orang sudah sadar, bahwa sebuah perilaku akan mengganggu, malah mengacaukan hidup banyak orang, toh nekat mengacaukan.

5. Orang sudah tahu, bahwa sebuah perilaku bisa membahayakan orang lain dan dirinya sendiri, toh, tetap nekat dilakukan.

6. Orang sudah tahu, akibatnya akan masuk neraka, jauh dari Tuhan, toh tetap tak menghiraukan.


Daya Roh Kudus,
adalah daya dorong, daya bisik, menuju ke "Yang ideal". Meninggalkan realitas yang tak ideal.
Sadar, adalah titik-temu, antara dua realitas, dari 'yang-tak-ideal', ke "Yang-ideal".

Selamat mengusahakan 'Yang ideal'.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: