Selasa, April 28, 2009

Selib(-at)

Hopping Bunny Notifier Di berbagai media sedang hiruk-pikuk, mem-berita-kan skandalum presiden Paraguay, Fernando Lugo. Nota bene, Lugo adalah mantan rohaniwan, yang adalah pastor. Masih ada kebaikannya, di sesi terkini, dia mengakui peristiwa skandalum itu. Yang penting kini adalah peng-amal-an bacaan Kitab Suci, sekitar tiga hari lalu, pertobatan dan pengampunan. Gereja adalah kumpulan tak hanya orang kudus saja, tetapi juga kumpulan para pendosa yang berjuang dan mohon untuk didoakan terus menerus agar makin dekat dengan Tuhan, Sang Pemanggil.

Dari dan ke manakah thek-kliwer persoalan skandalum itu. Saya tak punya teori jitu. Yang jelas, Pak Lugo, adalah seorang lelaki, pria, lanang, maskulin. Seorang berjenis kelamin, entah pria, entah wanita tentu ada di, dan membawa wilayah pribadi dan hakiki, sejak dari sononya, yakni seksualitas. Bagian dari seksualitas adalah sex. Sex menyangkut organ sex, --atau maaf alat kelamin. Di belakang organ sex ada instink. Dekat dengan kata instink, adalah libido. Masih ada gandengan dengan kata itu, yakni kebutuhan biologis. Istilah lain nafsu. Nafsu dalam hal ini, adalah nafsu sex. Atau disebut nafsu birahi. Setiap makhluk hidup pasti mempunyai nafsu birahi. Di belakang nafsu birahi, ada rasa nikmat. Disebut kenikmatan sexual. Out-putnya, puas. Disebut kepuasan sexual.

1. Seorang penjual tahu-kupat, antara Sampang-Kebasen, pernah dengan polos-lugu, jujur cerita. Suaminya tiap kali meng-ajak-nya berhubungan intim, suami-istri. Meski kadang ogah-ogahan, dia tetap melayaninya. Alasannya, jika tidak melaksanakan kewajiban suami-istri, suaminya merasa sakit di bagian organ kelaminnya. Tak hanya itu, kepalanya juga mumet.
2. Ketika masih jadi awam, dan kerja, kadang saya bepergian antar kota. Untuk itu, perlu menginap. Nginapnya di hotel tak ber-bintang, alias hotel klas melati. Biasa juga disebut losmen. Biasa para sales-sales pada menginap.
Jika menginap di tempat demikian, kerap ketika menjelang tidur, pintu kamar diketuk orang. Setelah dibuka, ternyata tukang pijat. Menawarkan jasanya. Orang mengetuk tak hanya satu atau dua kali. Menjelang malam, ada orang lain, juga mengetuk lagi. Ketika dibuka, ternyata seorang perempuan juga menawarkan jasanya, jasa memijat-plus. Plus pelayanan sexual. Lebih malam lagi, masih ada orang yang mengetuk. Ketika dibuka, juga perempuan. Menawarkan jasanya, pijat-plus-plus. Plus pelayanan sexual, plus dengan berbagai gaya, seperti di film-film mesum.
3. Seorang dosen psikologi, dalam kuliahnya pernah mengemukakan, 'Manusia selalu punya kecenderungan mencari kepuasan dan kenikmatan. Juga dalam hal sexual. Jika dia pernah merasakan suatu kenikmatan, ada kecenderungan untuk mengulanginya lagi.'
4. Mengapakah saya dulu ketika di losmen, tak mau diajak berpijat plus-plus. Padahal, suasana-nya memungkinkan. Dananya tak ada kendala. Alasan-nya satu: Itu tak baik bagi hidupku. Dan saya yakin, jika itu saya lakukan akan selalu mengganggu hidupku. Serta juga, tentu tak baik bagi Tuhan-ku.
5. Dalam dunia kerohanian dikenal sistem nilai kaul. Ada tiga kaul, biasa diikhrarkan: Kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian. Meminjam dunia lalu-lintas, sistem-nilai kaul bisa dipandang sebagai, Petunjuk, atau Peringatan, atau Larangan. Terserah mau memandang dan memaknainya. Serta menghayatinya.
6. Dalam dunia kerohanian, dikenal juga istilah komitment, kesetiaan, penegasan roh, discerment, askese, sublimasi, tapa-brata, dsb-dsb. Banyak hal sudah diketahui. Peng-aplikasi-annya juga sudah diketahui.
7. Penyanyi Alm. Gombloh, pernah mencipta sebuah lagu. Judulnya, Iseng.
  1. Aku memilih kamu ! Karena iseng.
  2. Waktu lihat pinggulmu, karena ...........
  3. Dan aku menggodamu ! Karena iseng.
  4. Aku cubit pipimu, karena.........
  5. Engkau kuajak nonton ! Karena iseng.
  6. Malam minggu kemaren, karena........
  7. Kucoba cium bibirmu ! Karena iseng.
  8. Engkaupun malu-malu, karena.........

  9. Heraaaannnn, kok jadinya lain,
  10. Karena iseng, akupun jadi ketagihan.
  11. Aku jadi tak mengerti,
  12. Tak lihat kau sehari, rindu setengah mati.......!

  13. Ku jadi cinta kamu ! Karena iseng.
  14. Engkau jadi pacarku, karena..........
  15. Cinta tambah merapat ! Karena iseng.
  16. Ini semua akibat, karena ..............

  17. Heraaaannnn, kok jadi begini
  18. Wajahmu tiba-tiba, persis bidadari.
  19. Heraaaannnn, kok jadi begitu,
  20. Maunya main-main, tersandung batu....!.
Persoalan ruwet-bundhet, kerap terjadi ............
karena iseng.

Mari berjuang tidak-iseng.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: