Kamis, April 09, 2009

Krisis Yesus

Let's Play email backgroundKamis 9 April '09, adalah hari Kamis Putih. Merupakan peringatan akan Yesus yang mengadakan Perjamuan malam ter-akhir. Malam itu Yesus tahu, bahwa dirinya akan segera menemui ajal. Siapa yang tak gemetar, ketika tahu bahwa saatnya akan tiba. Tiba dipanggil Tuhan. Sisi Yesus yang manusia, merasakan rasa takut itu. Kitab-suci menggambarkan suasana kalut Yesus itu dengan 'berkeringat darah'. Di sinilah Yesus sebagai manusia mengalami krisis. Krisis kemanusiaan. Jadi perjamuan malam terakhir adalah sebuah peristiwa krisis.

1. Krisis terjadi, menjelang saat-saat genting. Dan biasanya, terjadi jika ada per-alih-an. Peralihan dari kondisi yang satu ke kondisi yang lain. Kondisi yang lain itu berbeda dengan kondisi sebelumnya. Jadi terjadilah per-ubah-an. Berubah dari lama, ke yang baru. Dari yang biasa, ke yang tidak biasa, atau malah luar biasa.

Atas terjadinya perubahan, kadang kala banyak orang kaget. Atau tak siap. Atau pula, tak setuju. Maka tak heran, jika dalam per-ubah-an, terjadi perbedaan-pendapat, tarik-ulur, atau malah debat-keras, perseteruan, dsb.


Dalam perkembangan Gereja perdana, terjadi pula perubahan-perubahan. Para rasul ketika itu biasa mewartakan Kabar-gembira di sekitar Yudea, kalangan orang-orang Yahudi. Dengan kemunculan Paulus, terjadilah perubahan orientasi. Paulus mengarahkan pewartaannya ke kalangan non-Yahudi. Malah ke kalangan Yunani. Malah juga ke Romawi. Terjadilah pendapat yang ber-macem-macem. Terjadilah krisis. Untuk itu terjadilah Konsili Yerusalem. Perubahan dibicarakan. Dan akhirnya membawa kemajuan. Agama Kristen masuk kalangan kekaisaran Roma.

2. Di Roma, banyak orang merasa tak biasa dengan model hidup orang-orang kristen yang khas. Khas karena meng-amal-kan ajaran Tuhan. Penghayatan iman yang berbeda dengan kebanyakan orang, menimbulkan tuduhan ber-macem-macem pula. Maka mereka diasingkan, dikejar-kejar. Ibadat-pun harus bersembunyi. Situasi terparah, orang-orang kristen diumpankan ke singa-singa yang kelaparan. Jadi pertunjukan di stadion. Ditonton oleh banyak orang dan Kaisar. Di sinilah kekristenan mengalami krisis. Iman kristen diuji. Banyak martir berguguran. Pahit memang, mengalami yang namanya krisis.

Namun krisis itu terlampui. Lama-lama, buahnya kelihatan. Agama kristen mulai banyak diminati oleh banyak orang. Malah akhirnya Kaisar-pun memeluk agama kristen.

3. Pengalaman hidup Gereja Katolik, juga tak lepas dengan perubahan-perubahan. Salah satu efek perubahan, adalah munculnya krisis. Jaman munculnya Gereja Reformasi, termasuk salah satu di antaranya. Konsili Vatikan II, juga membuat perubahan. Muncul pula krisis. Tapi atas semua krisis itu, lalu selalu ada kemajuan.

4, Dalam skala gereja partikular, perubahan-pun kerap terjadi. Dan kadang itu perlu. Untuk menuju kemajuan. Maka krisis, adalah biasa. Kaget, biasa. Perbedaan pendapat, biasa.
Beberapa perubahan yang pernah kita alami, a.l:
a. Perubahan orientasi pastoral dari teologi kemuliaan ke teologi salib.
b. Penekanan orientasi pastoral, dari perkotaan ke pedesaan.
c. Gerakan, keterlibatan Gereja dalam menggalakkan pertanian ramah-lingkungan(organik).
d. Ternyata, Gubernur Jateng, Bibit Waluya-pun juga melakukan re-orientasi dalam pemerintahannya, 'Kembali ke Desa'.
e. Dan perubahan-perubahan yang lain....perubahan-kepemimpinan, perubahan-posisi, perubahan-status, perubahan-tempat, perubahan-kerja, perubahan.............dsb-dsb.

Perubahan, pergeseran, krisis, ternyata tak asing bagi Yesus. Dia mengalaminya dalam Peristiwa Perjamuan Malam. Dan itu ternyata, berbuahkan 'Ekaristi'. Dan lalu membawa kemajuan.

Selamat mengelola perubahan.
Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: