Ciri, dari orang-tua.
Apakah ciri dari kaum lansia...........? Ada sebuah lagu:
Topi saya bundar, Bundar topi saya,
Nenek sudah tua, Giginya, tinggal dua.
Tlek, dhung, tlek, dhung, tlek, dhung, tra, la, la
Tlek, dhung, tlek, dhung, tlek, dhung, tra, la, la
Tlek, dhung, tlek, dhung, tlek, dhung, tra, la, la
Topi saya, bundar.
Cirinya Lansia, adalah Giginya, tinggal dua....? Bukan.
Pipinya, sudah kempot,....? Bukan.
Jalannya, tertatih-tatih.....? Juga bukan.
Ciri khas, kaum lansia, adalah 'Tua-tua keladi.......!
Makin tua, makin menjadi.
Bahwa, jadi......... makin muda, tentu tidak.
Makin tua, makin menjadi.
2. Masalahnya, makin menjadi apa.
Makin tua makin menjadi bersemangat. Itu bisa. Buktinya, yang tugas liturgi kali ini, ekaristi 30 Mei ini, adalah kaum lansia. Lanjut Usia.
Jadi, menjadi tua, menjadi lansia, bukanlah nestapa. Bukanlah, nasib yang terlunta-lunta.
Menjadi tua, adalah sebuah prestasi. Adalah sebuah pencapaian. Mencapai usia tua. menjadi lansia, adalah sebuah kebanggaan. Apa yang bisa dipersembahkan pada Tuhan, saat masa tua-nya. Adalah mempersembahkan ketuaan.
Maka menjadi tua, pantas untuk disyukuri. Bukan untuk disesali. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali ingin awet muda. Ini fakta. Kita sudah tua. Maka harapan kita, adalah semoga 'Awet tua'. Bukan awet muda. Jika kita kini, ingin awet-muda, itu keliru.
3. Menjadi tua adalah sebuah prestasi, dan sebuah persembahan. Malah persembahan yang hidup.
Jika ditanya, apa yang bisa kita berikan pada Tuhan, sekarang. Jawabannya, adalah mempersembahkan ketuaan. Jadi menjadi tua, adalah sebuah perjalanan. Sebuah keharusan, yang harus dijalani, diterima, dinikmati. Dan sekali lagi di syukuri.
4. Menjadi tua, secara kristiani, berbeda dengan tua pada umumnya. Menjadi tua kristiani, 'tua-tua keladi. Makin tua, makin menjadi'. Menjadi semakin bersemangat. Bersemangat untuk kian dekat dengan Tuhan dan sesama.
5. Hari ini, adalah hari pentakosta. Perayaan datangnya Roh-Kudus. Siapakah roh kudus. Roh kudus, adalah roh yang menyemangatkan. Yang menjadikan orang tetap optimis. Punya harapan. Punya gairah. Roh kudus, bukan semangat yang bikin loyo. Yang bikin merana, nelangsa, frustasi, apes. Bukan.
Roh Kudus, adalah roh yang menyemangatkan. Memberanikan. Berani untuk menjadi tua. Para rasul, dulunya ketakutan. Ketika dia menerima karunia Roh Kudus, semangatnya menjadi berkobar-kobar. Berkobar, untuk mewartakan semangat Tuhan. Semangat kabar gembira. Semangat melayani, sesama.
Selamat, menjadi tua. Semoga awet tua. Itulah persembahan kita.
Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Selasa, Mei 25, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar