Senin, Mei 17, 2010

Melayat

1. Ada aliran agama-agama tertentu yang tak membolehkan penghormatan kepada orang mati. Bagi agama katolik, penghormatan dan doa-doa orang mati, amatlah indah dan lengkapnya. Pertimbangannya, yang mati itu adalah manusia. Bukan hewan. Bukan benda mati. Manusia  yang mati itu dulu pernah hidup. Dan yang mati adalah mahkluk ciptaan Allah, yang sejak semula diciptakan baiklah adanya.

2. Hampir dua bulan lalu Rm Loogman MSC, meninggal dipanggil Tuhan. Minggu lalu, Rm St. Darmawijaya pr, juga meninggal dipanggil Tuhan. Pada saat pemakamannya, banyak umat yang melayat. Melayat orang mati, adalah sebuah bentuk penghormatan bagi yang meninggal. Di sana yang hidup mendoakan, saudara yang sudah mati. Sebaliknya, diyakini yang mati, mendoakan juga sesama yang masih hidup. Sebuah dialektika timbal-balik.


3. Bagi peng-udud '76, melayat merupakan sebuah penghormatan bagi yang meninggal. Tak hanya itu, melayat juga kesempatan untuk mendoakan, dan juga untuk memohon restu, dari sesama yang dipanggil Tuhan. Lebih dari itu, melayat juga menjadi sebuah ekspresi iman. Menjadi bentuk ekspresi iman, karena di belakang peristiwa kematian, ada makna iman yang amat mendalam. Dalam doa ekaristi bagian prefasi untuk arwah, diungkapan iman katolik, bahwa hidup tidak dilenyapkan, melainkan hanyalah diubah. Bahwa suatu kediaman abadi sudah disediakan di sorga. Karena alasan itulah, umat diajak untuk memuliakan Allah. Tidak diajak untuk meratap senantiasa.


4. Dari kacamata teologi, iman adalah relasi. Relasi manusia dengan Allah. Juga relasi antar manusia. Tak hanya manusia yang masih hidup, melainkan termasuk juga yang sudah meninggal. Diyakini, suatu saat akan disatukan kembali. Maka mendoakan orang mati, memohon restu dari orang mati, adalah penghayatan akan masih adanya relasi itu. Relasi iman, tak terputus oleh kematian. Dasarnya, Yesus sudah mengalahkan kuasa kematian, dengan kebangkitannya.  Iman katolik, bukanlah iman akan orang mati, melainkan iman akan orang yang sudah bangkit. Iman akan kebangkitan.


a. Ketika pulang dari melayat Rm Loogman, ban Kijang hijau dinas belakang-kanan kebanan. Alias ban jadi gembos kena logam. Peristiwa ban gembos tidak ketika mobil jalan, namun diketahui sesudah istirahat, dan mau berangkat, di Pom bensin Karanganyar. Sebuah peristiwa keselamatan. Tak terjadi kecelakaan.

b. Ketika pulang dari melayat Rm Darmawijaya, ban mobil-belakang-kanan, juga kebanan. Alias ban jadi gembos kena logam. Peristiwa gembos juga tidak pas kendaraan jalan, namun diketahui sesudah istirahat, dan juga mau berangkat di sebelah calon kapel Prembun, yang diprotes provokator pembangunannya.
c. Ketika melayat Br Gabriel Fch., ketemu orang. Esok harinya, orang itu menilpon, untuk memberi sebuah Hp Nokia blackberry. Sebuah...........? Hp itu berkamera, sehingga bisa untuk representasi evaluasi tahun kemiskinan di Klampok Banjarnegara. Sebuah, peristiwa iman.

Dari kacamata manusia kematian adalah sebuah peristiwa kodrat. Dari kacamata iman, kematian adalah relasi manusia dengan Tuhan, yang tidak terputus. Juga relasi dengan sesama-sesama, juga dengan yang meninggal.


Selamat mendoakan, dan memohon restu dari orang yang sudah dipanggil Tuhan....


Syalom. Wilujeng. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung ypm-

Tidak ada komentar: