Ada berbagai macam batu. Batu giok. Batu permata. Yang lalu dikelompokkan sebagai batu mulia. Dari kasanah Kitab Suci, dikenal ada batu penjuru, yang biasa dibuang oleh tukang-tukang bangunan. Di 'gathuk'-kan batu itu peran-posisinya dengan batu sendi.
1. Sebuah sore, Chevy-Luv-pickup meluncur ke Kapel Stasi Klampok Banjarnegara. Untuk misa novena-nan. Masuk di pintu belakang, berpaspasanlah dengan seorang Ibu. Naik sepeda jengki Hijau merk Phoenix. Lalu menyambut, bersalaman, kenalan sebagi umat. Ketika bersalaman, dia memberi sapaan, berbentuk sebuah kalimat, 'Selamat sore rm. Selamat datang. Wuah mobilnya antik. Apa tak ada yang lebih jelek ....?
2. Tiga hari lalu, Chevy-Luv menyusuri jalan tepian Sungai Serayu. Menuju daerah Margasana. Untuk menemui umat yang jualan dhawet-ireng petruk gareng. Gaya rasa banjarnegaranan. Sehabis pertigaan Rawalo, sebuah sepedamotor mengejar, menyalib, lalu men-stop si Chevy-pickup. Pengemudi jadi kaget. Dalam hati tanya-tanya, 'ada apa ini. Mosok mobil 'bodol' mau dirampok. Atau dirampas'. Setelah dua-duanya berhenti, pengendara motor buka helm, lalu mendekat. Pemegang kemudi biasa udud '76 turun. Sambil nyalakan sebatang, menunggu apa yang mau dikatakan. Biker, pengendara motor ngajak salaman. Terjadilah kenalan, bersapaan. Sesudah omong-bertanya dan menjawab, terketahuilah. Ternyata biker itu pemilik Chevrolet terdahulu. Dia adalah orang ketiga. Saati ini posisi chevy ada di tangan orang kelima. Dus sejak lahirnya, sudah ganti pemilik lima kali.
Ketika di kawasan Jembatan gerak Serayu, dia mengikuti pick-up, Si Chevy. Lihat tampangnya. Lihat performa-nya. Juga dengar suara mesin & knalpotnya. Dia terkesima. Maka lalu mengejar dan menghentikannya di Rawalo. Pada bagian dialog, biker, pengendara sepedamotor yang nekat mengejar berkata, 'Apa boleh Chevrolet ini saya beli kembali ?!'. Atas pertanyaan bersifat tawaran itu, pengudud '76 hanya menjawab, 'He, he. !'.
Pada akhir babak, satu kalimat yang keluar, 'Ngapuntene, dereng jeleh. Tak akan dijual...!'.
3. Minggu-minggu ini, mes, rumah karyawan gereja Katedral sudah siap huni. Tiga orang karyawan dengan keluarganya, bersiap berkemas untuk pindah dari rumah kontrakan. Tiga hari lalu, mereka menghubungi pengudud '76, minta tolong, apa dibolehkan pinjam pick-up, untuk pindahan. Buat ngangkut barang-barang. Pas hari minggu, seharian Chevy-luv-pickup hilir mudik mengangkuti barang-barang karyawan.
Pasaran sewa pick-up di Purwokerto, duaratus-limapuluh-ribuan sekali borongan. Itung-itung, ada tiga penyewa. Tiga, kali, duaratuslimapuluribu. Nominal akhir, tujuhratuslimapuluhribuan. Karena mereka karyawan, maka lalu tak usah bayar. Output akhir, jadi laku-amal senilai tujuhratuslimapuluhribuan. Bravo........... Laku amal. Sebuah aktivitas sosial. Bersolidaritas.
Tuhan Yesus pernah bilang dalam sebuah ajarannya, kurang lebih begini, 'Batu yang dibuang tukang-tukang bangunan, bisa menjadi batu sendi'.
Selamat mengusahakan, jadi batu sendi.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Minggu, Agustus 23, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar