Sabtu, Juni 27, 2009

'.......em'

Spring Bunny EcardSalah satu bis AKAP, trayek Purwokerto - Yogya, bernama PO 'Baker'. Pusatnya di Yogya. Pendiri perusahaan otobus, bernama Pak Baker. Usia perusahaan angkutan itu lebih tua daripada Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta. Didirikan, sebelum pemakluman kemerdekaan.

Banyak orang Belanda, punya nama keluarga, 'Baker'. Beberapa imam misionaris, dosen teologi dan anthropolog, juga bernama 'Baker'. Kata alm. Rm Anton Baker SJ, di Belanda memang banyak orang bernama demikian. Jika melihat daftar nama penduduk, bisa dijumpai banyak nama 'Baker'. Nomor satu, Baker. Nomor dua, Baker. Nomor tiga, Baker. Dst. Asal muasalnya, nama Baker, ber-asal dari tukang roti.

Di masyarakat Jawa, banyak wanita, terutama jaman dulu, nama-nya kerap ber-akhir-an 'em'. Ada Sarinem, Juminten, Kasinem. Painem. Wartiyem. Ada pula, di Banyumas nama-nama, 'Watem'. Sanem. Rubinem. Karsem. Dan masih banyak nama-nama lain lagi, yang pakai akhiran '....em'.

Apa latar-belakang, atau asal-muasalnya, bisa demikian. Salah seorang umat, bertempat tinggal di kawasan Banyumas, yang nama-dirinya pakai unsur '....em', bercerita. Ketika dia bayi, orang-tuanya memberi nama dia dengan unsur '....em', dengan harapan agar tidak mudah nangis. Tidak rewel, tidak cengeng. Anak yang tidak nangis berarti diam. Mulutnya tertutup. Mulut dalam kondisi tertutup, disebut 'mingkem'.

Orang bijak, tahu kapan & dimana, musti 'ngomong',
kapan pula harus tidak 'omong'.
Kapan harus buka mulut, dan kapan harus 'ming....... '.

Selamat '......kem', --nb: pada waktunya--.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: