Di sebuah rumah, sebelum jembatan Sungai Krasak, Magelang, yang pernah terbakar, ada peringatan lalu-lintas, tulisannya begini, 'Ngebut......?, Bandem.........!'.
Allahu Akbar, artinya Gusti Allah maha besar. Hampir semua orang tahu itu. Dan tak ada persoalan. Semua orang meng-amin-i. Semua orang mem-percaya-i. Dan malah banyak orang pula, setiap kali meng-ucap-kannya. Sebagai syahadat kepercayaan, juga sebagai pula kalimat-kalimat sebutan & pujian. Sesuatu yang biasa. Malah menjadi bagian hidup sehari-hari.
Namun bagi seorang pria di dekat kawasan Kebasen, yang berprofesi sebagai tukang ojeg, arti 'maha besar', sudah bergeser maknanya. Dalam sebuah dialognya, dia mengatakan:
+ 'Sakniki, 'allahu akbar' tegese empun beda...!'
- 'Lho, bedane napa pak ?.
+ 'Gemiyen ta, enggih, tegese ngaten. Ning sakniki tegese, 'Ayo pada mbandhem omahe uwong.......!'
- 'Lho.....?'
+ 'Lha nyatane ngaten kok, nika angger siaran berita ten TV, onten tiyang sing teriak-teriak 'allahu akbar', bubar mbengok ngaten, terus mbandhemi uwong, mbandemi omah, pripun jaaaallllll.....?!'. Jaman kula reyin ngode teng Jakarta, nggih meruhi bab ngaten. Nyebut asmane Gusti Allah, ning bar niku mbandemi kaca toko-toko.'
Siapakah yang masuk akhirat.Siapakah yang masuk sorga.
Kitab Suci mengatakan, ' Mengapa kamu berseru kepadaKu, Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan ?'.
Dus, yang berkenan di hadapan Tuhan, (1). Yang berseru 'Tuhan'. (2). Yang 'melakukan yang dikatakan Tuhan'.
Iman tanpa perbuatan, mati.
Ora et Labora.
'Kebersihan, adalah sebagian dari iman'.
Jarkoni. Ya, ujar. Ya, nglakoni.
............
Mari kita, masuk akhirat. Masuk sorga. Ketemu Bapa.
Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Rabu, Juli 01, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar