Kamis, September 02, 2010

Memedi atau Prewangan

1. Empat hari lalu seorang pemuda cari ikan di Sungai Bener. Tiba-tiba banjir datang. Dia kendang, alias hanyut. Tiga hari-tiga-malam belum ketemu. Aneh, padahal, sungainya kecil. Orang-orang kampung bilang, 'Jenasahnya disembunyikan belis'.

2. Malem Selasa Kliwon yang lalu, Sr Koes di Wangon, keluar jam 12 malam untuk ambil gelas & piring yang dipakai para penjaga malam. Ketika lewat pohon besar di Sendang Beji, di suarai 'Hi, hi, hi, hi.....................'. 'Hi, hi, hi.........' Suara keluar dari pohon besar. Suster, kaget, heran, tidak mimpi, hanya sedikit takut. Namun tidak ketakutan. Karena, 'Punya iman', katanya.


4. Seminggu yang lalu, seorang ibu datang ke gereja. Mohon air suci. Air itu mau dipakai untuk memerciki rumah usahanya di lantai dua. Lantai satu, tak soal karena sudah diberkati dengan ekaristi. Lantai dua kini menakutkan. Listrik kadang hidup-mati sendiri. Pegawainya beberapa kali di kirimi bayangan menakutkan. Lalu Si Ibu tanya, 'Harus di-Ekaristi lagi boleh atau tidak ?'. 'Dan lalu kami harus bagaimana, untuk mengusir mahkluk-pengganggu itu.', permintaannya.  


Kejadian-kejadian yang ada di hadapan mata, minggu ini harus dijawab bagaimana, tiap orang beriman punya jawabnya. Kitab Suci Katolik, memuat pesan, jika dikalimatkan secara lain, kurang-lebih sbb: Segala yang ada di bumi, diciptakan oleh Allah.'

Dus, jika merasa takut, ubah saja cara berpikir, mind-set: Pandang mahkluk yang tak kelihatan itu, bukan sebagai musuh. Melainkan sebagai sesama ciptaan. Malah ciptaan yang bisa rewang-rewang. Sehingga yang semula terasa sebagai
memedi, berubah menjadi Prewangan. Sesama yang bisa ewang-ewang.

Selamat, memandang memedi, berubah menjadi prewangan.


Syalom. Wilujeng. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: