Senin, September 27, 2010

Keladi TIkus

shinchanAda orang yang berpendapat, penyakit kanker, hampir tak bisa disembuhkan. Ada orang yang punya pengalaman, tumornya bisa hilang. Ada pula laporan, orang sakit kanker, habis dana 500 juta, tak sembuh, malah mati.

Keladi Tikus, adalah tanaman, sejenis umbi-umbian. Perkembang-biak-an-nya, mirip pertumbuhan penyakit kanker. Jika dipangkas, tumbuh lagi. Jika dipangkas tumbuh lagi. Malah semakin melebar. Dan ternyata, karena kemiripan itu, yang lalu bisa, tumbuhan  ini untuk meng-atasi penyakit kanker. Tentu lewat pengolahan yang bijaksana, dan herbalis, serta non manipulis.

Dikatakan, non-manipulis, karena di pasaran banyak obat-obat berlabel herbal, namun dimanupulasi, soal komposisinya, atau malah juga bahannya. Maka musti hati-hati. Kata Pak Agus si peng-obat herbalis, menyatakan pesan-pesannya di hadapan para student..

Sekelompok orang*, terdiri dari petani, rohaniwati, aktivis PSE, Lurah-wati, petani ladang, petani sawah, petani gula, petani ikan, minggu lalu pergi bersama. Kepergiannya untuk mempelajari tanaman-tanaman obat. Yang ternyata diciptakan oleh Tuhan, untuk menjadi berguna, dan terapis. Dipelajari bersama manfaat beberapa tanaman. Dicermati karakteristiknya.  Dipelajari bagaimana menanamnya. Digambarkan pemasarannya. Ketika pulang dari pelatihan, pulanglah mereka membawa oleh-oleh berupa ilmu & bibit. Untuk diterapkan, diujicobakan. Jika berhasil, lalu untuk dikumpulkan dan dijualkan.


Yang dimengerti secara baru, adalah tanaman-tanaman:
1. Keladi Tikus, ternyata bisa untuk meng-atasi tumor & kanker.
2. Daun Dewa, ternyata bisa untuk meng-atasi stroke, darah tinggi.
3. Palem Luar, ternyata bisa melunakkan inflamasi, melajukan aliran darah.
4. Dlsb.

Pengobatan, apalagi herbalis, intinya untuk bantu sesama. Dari yang sakit, jadi sehat kembali. Dari yang sehat, untuk tetap sehat. Bukan untuk cari untung semata. Peng-obatan, adalah  relasi antar manusia. Yang memulihkan. Jaringan tubuh yang macet, dipulihkan, agar bisa jadi mahkluk sedia kala.

Para petani, yang belajar.
Penceramah, pengobat herbalis.
Fasilitator,
Semua-nya tercakup dalam satu kata 'Pem-berdaya-an'. Agar para petani, umat punya daya. Daya ekonomi, daya hidup sehat, daya relasi sesama.

Selamat mem-berdaya-kan, para petani di Tahun Pertanian Keuskupan Purwokerto.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

*Kelompok tani Paroki Katedral, studi bertanam obat. Ke Boyolali. Tgl 26-27 Sept. 2010..

Tidak ada komentar: