Senin, September 20, 2010

Sepeda-Mini

Ada macam-macam sepeda. Sepeda klasik, sepeda jengki, sepeda mini, sepeda banci, sepeda gunung, sepeda BMX. Semakin banyak orang Purwokerto berkendara naik sepeda. Namun di jalan-jalan, kerap masih dipandang sebelah mata, alias ternomorduakan. Hal itu kelihatan jika orang mau berbelok, motong saja di depannya, tanpa beri isyarat. Belum lagi tindakan lain yang membahayakan.

Di beberapa kota besar, sebagai contoh Yogyakarta, di per-empatan jalan-jalan utama, di mana ada 'traffic-light', lampu merah, di baris terdepan ada gambar sepeda. Dan bagian itu dikhususkan untuk pengendara sepeda. Jadi di bagian terdepan, bukan di tengah, atau belakang. Kendaraan bermotor lain, atau yang besar diposisikan di bagian belakangnya. 

Di Purwokerto, jika sepeda ambil posisi terdepan, kerap malah dipelototi mata orang. Sebuah keadaan yang terbalik, dipandang dari sudut pandang budayanya. Budaya sepeda, budaya non-polutif, budaya ramah lingkungan, budaya memberi ruang untuk yang kecil, belum terhayati oleh masyarakatnya. Sebuah etika budaya sehat, yang masih harus dibangun. Agar tak ketinggalan dengan kota-kota lainnya.

Mari kita bangun sikap ber-budaya.


Wasalam:

-agung pypm-

Tidak ada komentar: