Sabtu, Maret 13, 2010

Kemurahan Hati


0.  Belakangan, pengejaran terhadap teroris demikian gencarnya. Di salah satu TV, ada dialog dengan seorang orang-tua teroris. Si orang-tua, berpendapat bahwa terorisme adalah rekayasa.
Tetapi, dia tak bisa omong, ketika seorang pendengar menyatakan pendapat berdasar fakta, bahwa tindakan teroris menyebabkan banyak orang terbunuh. Padahal tidak salah. Banyak orang menderita, cacat, dsb.
Di kesempatan lain ditampilkan, pandangan seorang teroris, dengan wajah ditutup kain. Dia mengatakan bahwa, 'umat agama tertentu' mengalami penindasan, oleh negara-negara barat, dengan aneka cara. Untuk itulah, harus ada pembelaan.

Sayang, cara bela mereka tak tepat. Hati mereka dendam, lalu dendam itu dilampiaskan membabi buta. Akibatnya, orang tak berdosa jadi korban. 

1. Kitab Suci hari ini, mengkisahkan seorang Bapak yang murah hati. Dua anaknya, yang sulung merasa saleh, beres hidupnya. Yang bungsu, tak beres hidupnya. Hidup hedonis, cari enak, foya-foya, main wanita, boros, dan menghabiskan harta benda orang-tuanya. Lalu tobat. Kembali pada bapanya. Mohon ampun, dijadikan pegawai saja mau. Tak harus sebagai anak lagi.
      E, e, e..... bapaknya, mengampuni. Menerima kembali. Lalu disembelihkan sapi-sapi gemuk. Apa-apan ini, menurut pandangan anak sulungnya. Dia tak terima, menggugat bapaknya yang demikian murah-hati, namun tanpa perhitungan. Dia merasa, dirinya yang soleh, malah tak diperhatikan.
      Apa yang ada dalam hati si anak sulung. Yang ada, kiranya adalah tak rela. Hatinya tak ikhlas atas sikap bapaknya. Dia gemas atas adiknya.

      Teroris, juga punya hati. Tapi hatinya, diliputi ketidakrelaan. Pikir mereka, 'Mengapa, agamanya, jadi terpinggirkan ?'. Maka lalu mereka bela. Mereka bela agama. Malah merasa bela Tuhan Allahnya. Benarkah mereka membela Tuhan.
      Sayang perjuangan bela Tuhan itu diwarnai balas dendam. Hatinya ingin selalu membalas. berangkat dari rasa dendam. Maka lalu berbuah tindakan balas dendam. Mereka tak rela, Tuhan membiarkan orang-orang barat, tetap maju dalam banyak hal. Lalu meminggirkan mereka.

2. Pendapat seorang sosiolog dalam siaran radio tadi malam, mengatakan, 'terorisme selalu akan timbul lagi, selama pandangan berat-sebelah mereka tak diluruskan. Tapi bagaimana meluruskan, karena hati mereka telah tertutup. Hati mereka punya dendam, bagaimana ini disembuhkan. Selama rasa dendam ini ada. Mereka ingin membalas terus. Mereka ingin bela Allah. Tapi allah macam apa. Allah sesungguhnya, atau 'allah versi mereka sendiri'.

Kitab Suci kita, juga memberikan gambaran tentang Allah. Allah yang digambarkan bacaan Kitab Suci hari ini, adalah Allah yang figurnya seperti bapak, yang amat
ba
ik. Murah hati. Pengampun. Menerima anaknya yang bertobat. Maka semestinya, si anak sulung pun juga mesti mengampuni adiknya. Apakah para teroris punya semangat mengampuni. Punya keikhlasan menerima saudara-satudaranya, pihak barat, yang mereka anggap musuh.

3. Seorang ibu, kerja sbg PNS. Punya suami-sambung, profesi PNS. Sayang perilaku suami egois. Gaji tak diberikan pada si istri. Duit malah untuk foya-foya. Dua anak dibiarkan terlantar. Si ibu, makan hati. badan kurus, karena tekanan batin tiada henti.

Lama-lama sadar, mikir orang tak bener, malah jadi ikut tak bener, tak berkembang, mandheg. Terjadilah pertobatan. Maka ganti haluan. Tak fokus pada suaminya, yang tak tanggung-jawab. Fokus diarahkan 100% pada dua anaknya. Harus diasuh. Disekolahkan, sebisa mungkin. Dia, mengatakan, anak-anak ini adalah titipan Tuhan. Dia arahkan perhatiaannya pada Tuhan. 
Tuhan, yang BMP( Baik, Murahhati dan Pengampun). Dengan ganti haluan ini, hidupnya jadi lebih tenang. Lebih sehat, bisa asuh anak lebih sungguh. Tak makan hati terus-terusan. . 
 
Mari kita fokuskan pada Allah yang, BMP. Baik, Murah-hati, pengampun. Dan tentu,  tidak pendendam.  

Wasalam:
agt agung ypm. 

Tidak ada komentar: