Minggu, Agustus 01, 2010

Seruling Bambu Pak Gatot

Ada lagu ndhang-dhut, judulnya 'Seruling Bambu'. Berkaitan dengan musik ini, masih ada juga yang memandang dengan sebelah mata. Musik, yang tak serius, katanya. Namun jangan sangka, alunan warna suara dari seruling bambu, tak mudah diduplikasi oleh tehnologi digital. Maka organ digital tak berhasil meniru suara seruling bambu dengan persisnya.

Memang, bambu sebagai tanaman, banyak ciri khasnya. Dan ciri ini, amat bermanfaat bagi hidup manusia. 'Maka jangan pandang remeh pohon bambu', demikian, paparan Pak Gatot dari Purbalingga, dalam kesempatan pidato tentang makanan & pertanian sehat di Paroki Katedral Purwokerto. Uraian tentang pohon bambu, dikemukakan ketika seorang pendengar pidato bertanya, bagaimana menyuburkan tanah dengan cacing. Bukankah beli cacing sekarang mahal. Carinya susah. Pakar cacing, Rm Oey, kini sudah tiada.

Diterangkan oleh Pak Gatot, cacing tak usah dibeli. Cacing sudah ada di tanah. Kita tinggal beri makanan saja. Nanti mereka akan muncul sendiri dan berkembang biak. Masalahnya, bagaimana bikin makanan cacing. Gampang katanya. Masak beras organik, setengah matang. Dinginkan. Sesudah itu, pendam dengan bejana kuali di bawah pohon bambu, selama seminggu. Habis itu ambil. Akan terbentuk seperti tape. Mikroorganisme muncul, dan berkembang di situ. Campuri dengan gerusan gula jawa sekilo. Tanam kembali di bawah pohon bambu, selama seminggu. Sesudah itu ambil. Saring airnya. Air sesendok, dicampur dengan 15 liter air. Semprotkan ke tanaman. Tanah, yang kejatuhan cairan akan kejatuhan pula makanan cacing. Tak lama cacing akan berkembang biak, dengan sendirinya.

'Tuhan Allah sudah demikian adil. Kita tinggal meningkatkan kepekaan. Di sekitar kita banyak tanaman yang bermanfaat untuk menunjang pertanian, dan produksi makanan. Maka belajarlah, tak usah beli. Kita petani, harus jadi subyek. Jangan jadi obyek melulu', Pak Gatot ber-orasi dengan PD-nya.

Mari mengisi, Tahun keprihatinan pertanian,
dengan nambah kepekaan terhadap potensi-potensi alam.

Syalom. Willujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: