Jumat, April 16, 2010

Kematian-kematian


Hari Sabtu, minggu lalu, Mbokdhe, --atau kakaknya ibu-- meninggal. Kediaman terakhir di desa sebelah barat Pabrik Gula Madukismo. Usianya, 105 tahun. Cukup panjang, jika diukur dari umur rata-rata orang sekarang, yang berkisar 70 tahunan.

Pola dan model hidupnya unik. Barangkali model hidup ini yang jadikan usia jadi panjang. Tiap hari dia nginang. Materialnya, biasa, daun sirih, tembakau, injet, dsb. Kemana-mana dia pergi, jalan tanpa alas kaki. Tak pernah pakai sandal, apalagi sepatu. Jika mandi, sama sekali, tak pernah pakai air hangat. Bahkan jika terpaksa mandi malam-pun. Atau pagi-pagi sekalipun. 
Karena lama, tak ketemu, peng-udud '76 menyempatkan diri sampai pemakaman di kuburan. Sampai jazad ditutup tanah, dan kayu nisan dipasang.


Dalam perjalanan pulang, di suasana gelap malam, sambil udud 76 pikiran melayang-layang, berefleksi, mencari arti.  Orang hidup berakhirnya, sampai di situ-situ saja. Masuk kuburan, habis. Padahal dulunya, ketika hidup, beraktifitas sungguhan. Cari nafkah setengah mati. Besarkan anak setengah mati. Bikin rumah, setengah mati. Bina keluarga setengah mati. Berdoa, kemana-mana, setengah mati.

Dari kacamata manusia, hidup kelihatannya, ya seperti-seperti itu saja. Habis itu, manusia ke mana. Raganya, jelas jadi tanah. Lalu jiwanya, hatinya, cintanya. Dsb.

Paskah.
Kebeteluan minggu lalu, Perayaan Paskah. Paskah adalah inti hidup orang kristiani. Saya coba gali apa itu misteri paskah. Mengingat misteri paskah, saya jadi ingat Anamnesis, yang tiap kali diucapkan umat dalam ekaristi. Anamnesis, dalam buku misa-merah-kecil halaman 52, dituliskan, "Marilah kita menyatakan misteri iman kita: Wafat kristus, kita maklumkan. Kebangkitannya, kita muliakan. Kedatangannya, kita rindukan. Amin."
Anamnesis -2, lebih jelas lagi: Kristus telah wafat. Kristus, telah bangkit. Kristus, akan kembali.(Harapan iman kita ).
Anamnesis-3, lebih jelasi lagi:  "Yesus, Tuhan kami, dengan wafat, Engkau menghancurkan kematian. Dengan bangkit, Engkau memulihkan kehidupan. Datanglah dalam kemuliaan. (Misteri iman kita).

Dari ukuran manusia, hidup seperti budhe saya. Dibungkus pakai kain kafan. Ditimbun tanah. Selesailah sudah. Namun dari ukuran iman. Misteri iman, yang setiap kali kita rayakan, dalam Ekaristi, menjadi jawaban. Orang beriman akan Yesus, akan mengalami hidupnya, seperti DIa. Seperti yang terkatakan dalam Misteri iman Orang katolik: Lebih-lebih dalam anamnesis-3. …. Dengan wafat, engkau menghancurkan kematian. Dengan bangkit, engkau memulihkan kehidupan.  Datanglah, dalam kemuliaan.

Bacaan hari ini, mengisahkan unsur-unsur hidup mulia itu seperti apa. Tanda-tanda orang mulia, dapat kita lihat dari Yesus, yang bisa muncul dalam ruangan para rasul berkumpul, ketika semua pintu dikunci. Tubuh mulia, tak dibatasi oleh ruang. Dan tak dibatasi oleh waktu. Tubuh mulia, mengerti  isi pikiran orang. Ketika Thomas, ragu-ragu pikirannya, terhadap peristiwa Yesus. Tubuh mulia, akhirnya, tak dikuasai belenggu kuburan lagi. Tak terkena maut lagi.  

Kemuliaan, dialami orang, sesudah kebangkitan.  Iman kita, adalah iman akan kebangkitan. Iman akan Allah yang menghidupkan.    Bukan iman akan kematian. Kematian, sudah tak berkuasa lagi. Sudah dikalahkan oleh kebangkitan Tuhan.

Jika orang pergi ke pantai, akan melihat di sana, langit dengan permukaan air, seolah-olah bersatu menjadi satu garis. Garis pertemuan itu disebut garis cakrawala, atau garis-horison. Kita memandang  ke sana. Dan ingin pergi ke sana. Kebangkitan, posisinya, kuranglebih seperti cakrawala. Hidup kita dicakrawali oleh kebangkitan. Kita melihat ke sana. Kita menuju ke sana. Selamat menjalani hidup, dengan dicakrawali oleh semangat kebangkitan. 

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam: 
agung pralebda ypm

Tidak ada komentar: