Jemuah-adi, adalah sebutan lain dari hari Jum-at-Adi. Dalam Bhs Indonesia, maksudnya Hari-Jumat-Suci. Jumat-Suci, merupakan rangkaian dari Tri-hari-Suci: Kamis-Putih, Jum'at-Suci, dan Malam Paskah.
Jumat-adi, sangatlah penting karena merupakan lambang dari titik kodrat manusia yang paling bawah seorang manusia. Kodrat paling bawah itu, adalah kematian. Dekat dengan kematian adalah maut. Maut, bergambaran menakutkan, mengerikan.
Malam-paskah, tak kalah pentingnya, karena merupakan peringatan, juga penghadiran, titik-kodrat yang tak terjangkau oleh manusia. Yakni, kebangkitan. Kodrat manusia, berakhir dengan kematian. Tempatnya, di kuburan. Selesailah sudah hidup manusia.
Jika hanya, sampai tahap kuburan, sia-sialah hidup manusia. Nampaknya percuma saja hidup ini. Semua to, akan bermuara di kuburan. Tak perlu payah-payah hidup baik. Untuk apa.
Paskah, adalah kebangkitan. Orang beriman, orang terbabtis, dibangkitkan dari alam kubur, karena imannya. Dengan adanya kebangkitan, menjadi tidak sia-sialah hidup ini. Tidak percuma. Karena, kabangkitan, artinya adalah manusia kembali kepada Bapanya. Dalam pengembalian itu, diserahkanlah persembahan kehidupan. Tentu yang disembahkan macem-macem. Ada perbuatan, baik. Ada perbuatan buruk. Mana yang diterima oleh Allah Bapa. Menurut Kitab-Suci, yang diterima oleh Bapa, adalah perbuatan yang baik. Yang buruk bagaimana, tentu tak diterima, kecuali ada pertobatan. Itu, jika tidak telat.
Buah dari kebangkitan, adalah manusia kembali pada Bapa, diterima Bapa, disatukan dengan hidup abadi Bapa di sorga. Siapa yang bisa melaksanakan proyek masuk sorga ini. Proyek kebangkitan ini. Tak ada satu manusiapun mampu.
Yang mampu, hanyalah satu manusia. Yaitu Yesus Kristus. Dia mampu, karena martabatnya yang ganda. Dia adalah ilahi, namun mengambil pula martabat manusiawi. Dialah, manusia jelmaan dari Allah. Dialah, manusia inkarnatoris. In = masuk ke dalam. Carnum = daging. Inkarnasi = artinya, masuk ke dalam daging. Bukan daging-dagingan, melainkan daging sungguhan.
Peristiwa, Jumat-adi, adalah peristiwa kesadaran. Sadar bahwa manusia itu daging. Dan daging punya kelemahan: bisa mati. Bisa busuk. Bisa rusak. Inilah kelemahan daging.
Marilah kita, menyadari sisi kelemahan daging ini. Untuk lalu, menyandarkan diri kita kepada Allah. Mempersembahkan mutu daging yang baik, terawat, dan layak sebagai persembahan kepadaNya.
Selamat memperingati kematian Yesus-Tuhan. Di hari Jemuah-Adi.
Wasalam:
agung pypm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar