Rabu, September 09, 2009

Bakso(I)

Pic04414[1]Banyak orang senang makan bakso. Ada macem-macem bakso. Bakso malang. Bakso kuah. Bakso malvinas. Kerap ditambahi, label 'Asli Solo'. Ada pula di terminal Ajibarang, 'Bakso Paijo'. Di dekat kantor PMI Purwokerto, terdapat sebuah warung yang cukup ramai, namanya 'Bakso Kenthut'.

Sebuah siang di sebuah antrian para nasabah BRI, di kawasan Purwokerto, terdapat seorang ibu-ibu tua berjilbab. Dia ikut antri di depan teller, untuk mengurus uang simpanannya. Pengudud '76, termasuk orang yang ikut antri. Posisinya, di bagian belakang. 'Let' dua orang.

Tiba-tiba, agak serentak, beberapa pengantri, mengipas-ngipaskan tangannya di depan hidung mereka. Bukan karena panas, melainkan sebagai efek dari sebuah bunyi. Bunyi yang terdengar, adalah 'dhut !'. Ternyata bunyi itu bunyi kentut. Ada orang kentut. Orang-orang pada kelimpungan. Menyengir-nyengirkan hidungnya. Menahan rasa. Rasa bau yang tak sedap. Seorang yang tak bereaksi apa-apa, adalah si ibu tua, yang bercidung jilbab. Ternyata dia adalah si peng-kentut. Orang yang kentut. Situasi sekitarnya, gerah, namun dia tetap PD, percaya diri. Diam. Tak geming. Merasa tak salah. Payah.

Kota Lahat - Palembang, di Pulau Andalas, Sumatra, jaraknya sekitar sejauh Purwokerto - Jogya. Di kota kecil itu pernah ada seorang guru. Suatu kali perutnya sakit. Mengguling-guling tak keruan, menahan rasa sakit. Perutnya kembung. Dia merasa ada angin kuat di dalamnya. Dibawalah dia ke RSUD setempat. Ternyata, di Rs itu, tak bisa segera sembuh. Lalu dibawalah dia dengan mobil ke Palembang. Dihantar ke RS Charitas. Perjalanan, memakan waktu kuranglebih empat jam.

Masuk ke Rumah-sakit pastilah sebentar antri, urusan pendaftaran-registrasi. Ketika menunggu, dirasanya tenggorokan haus. Seorang kawan pengantar memberinya minuman Larutan Penyegar Cap Kaki-tiga. Tak dikira, tak dinyana, sesudah meminum cairan itu, terdengar bunyi, 'duuuuuuuuuuuut.........!'. Keluarlah angin kencang itu dari perutnya. Ya, tiba-tiba dia bisa meng-kentut. Dari nestapa muncul ketawa. Dari peristiwa itu, legalah rasa perutnya. Sungguh terjadi, belum masuk Rumahsakit, penyakitnya jadi lari sendiri.

Kentut. Karena dia, suasana jadi tak biasa. Yakni, resah, tak nyaman di rasa. Tapi tanpa dia, bisa jadi malapetaka. Bahwa dia diciptakan, tentulah ada maksudnya.

Selamat, menjaga diri dari malapetaka.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam.
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: