Jumat, Juni 08, 2012

Ganjel

Ganjel, adalah balok kayu kecil. Biasa dipakai untuk mengganjal kendaraan, agar tak berjalan sendiri ketika diparkir. Truk & bus, mutlak perlu bawa ganjal, apalagi yang usia tua. Pentingnya benda kecil ini, adalah ketika mogok di jalan yang menanjak. Apalagi, jika hand-remnya tak mempan lagi.

Kadang-kadang ditemukan ganjel tercecer di jalan. Ada yang di tepi, ada pula yang di tengah. Membahayakan sekali jika terjatuh dan tergeletak di tengah jalan. Kendaraan yang melindas bisa celaka. Dan pengendaranya, malah bisa tewas seketika. Seorang ibu guru pernah jatuh dari sepedamotor, gara-gara ganjel yang tergeletak di tengah jalan. Tak bisa menghindar, dia menabraknya, dan lalu meninggal dunia. Tewas ketika dalam perjalanan ke rumahsakit. Maka hati-hati dengan benda yang disebut ganjel.

Di sekitar Alasroban, ganjel banyak dijual di tepi-tepi jalan Dulu harganya 10.000,-. Sekarang ada yang 15.000, ada pula yang 20.0000. Tergantung ukurannya. Di halaman pastoran Subah, ada sekitar 15 ganjel, berbagai bentuk dan ukuran. Barang itu diambili oleh pengudud '76 di jalan. Ada yang di tepi jalan. Ada pula yang diambil dari tengah jalan. Bisa jadi barang itu jatuh dari tempatnya, di kendaraan. Sungguh membahayakan bagi pelalu-lintas lainnya.

Rasanya mengambili ganjel-ganjel, seperti orang kurang gawean. Namun ternyata banyak manfaatnya. Anak-anak jika main bal-balan, kerap pinjam ganjel itu, untuk gawangnya. Anak koster, kerap ambil barang itu, untuk mengganjal motornya.

Suatu malam, sekitar jam setengah duabelas malam, ada suara berteriak-teriak, "Tolong, tolong....! Tolong..., tolong.....!". Cukup lama suara itu terdengar. Muncul di pikiran ada kejadian apa. Terbangun dari tempat tidur, pengudud '76 keluar dari pastoran, menuju tepi jalan pantura. Ternyata ada dua truk besar. Truk yang satu menarik yang lain, karena mogok. Dan ketika mereka tarik-tarikan, yang menarik juga mogok di jalan tanjakkan sebelah pastoran subah. Dua-nya mogok meger-meger. Yang teriak-teriak ternyata, sang sopir. Kedua sopir itu tanpa kernet. Maka ketika mogok bingung semuanya. Jika rem dilepas, akan nylonong mundur semuanya. Maklum tak ada hand-remnya, karena truk yang sudah tua umurnya.

Tetangga sebelah belum tidur, masih lek-lekan di kedai pinggir jalan. Dia lalu lari ambil ganjel-ganjel di halaman pastoran. Dengan itu selamatlah kedua truk yang mogok itu, dari nylonong mundur. Dus ganjel yang 'iseng' diambili pengudud '76 di jalan-jalan, menjadi sarana keselamatan.

Selamat iseng, meng-ambil-i ganjel-ganjel. Di jalanan.

Wasalam. Wilujeng. Rahayu.
-agung ypm-
dari pantura.



Tidak ada komentar: